MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

September 1, 2012

Taukah Kamu ? Modal Untuk Sukses Itu Bukan Bakat, Tapi Percaya Diri

Baca Artikel Lainnya

Ternyata rahasia kesuksesan seseorang bukanlah bakat, tingkat pendidikan atau kerja keras tetapi rasa percaya diri, demikian sebuah penelitian terbaru mengungkapkan.

Riset ini menunjukkan bahwa mereka yang mempunyai ego besar, rasa percaya diri yang sangat tinggi dan penilaian atas diri sendiri yang selalu meningkat secara konsisten naik ke puncak profesionalitas mereka.

Penelitian terhadap lebih dari 500 pelajar, akademisi dan pekerja,yang dipublikasikan di Jurnal of Personality and Social Psychology, menunjukkan bahwa mereka yang mempunyai rasa percaya diri lebih tinggi bisa mencapai status soal yang lebih tinggi dibandingkan rekan mereka. Meskipun pendekatan mereka cenderung kurang bagus dan lebih banyak kesalahan, tetapi rekan-rekan mereka terus saja percaya bahwa mereka “hebat” atau ‘menyenangkan’.

Menurut Profesor Cameron Anderson, psikolog yang memimpin studi itu, mereka yang percaya diri berlebihan kerap mencari kekuasaan, ketenaran atau kesuksesan. “Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa rasa sangat percaya diri membantu orang mendapatkan status sosial,” ujar dia. “Mereka yang percaya bahwa mereka lebih baik daripada yang lain, bahkan ketika mereka tidak lebih baik, akan diberi tempat yang tinggi di tangga sosial.”

Prof. Anderson menambahkan, “Motivasi untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi dipicu oleh rasa percaya diri yang berlebihan.”

Tim peneliti menemukan bahwa kebanyakan dari partisipan dengan tulus percaya bahwa mereka lebih berbakat secara fisik, mahir secara sosial dan terampil ketimbang kenyataan yang sesungguhnya. Dalam sebuah studi, 94 persen dari rekan-rekan profesor ditemukan lebih percaya mereka berkemampuan di atas rata-rata rekan kerjanya.

Prof. Anderson dari University of California menemukan bahwa, seseorang yang percaya diri cenderung untuk dikagumi, didengarkan dan mempunyai kekuasaan lebih besar untuk melakukan keputusan dalam kelompok. Akibatnya, kata dia, “Orang-orang yang pede meski kurang kompeten seringkali dipromosikan melebihi mereka yang lebih kompeten di lingkungannya.”

 
Like us on Facebook