MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

December 29, 2014

Mengenal Awan Colonimbus / Cumulonimbus

Baca Artikel Lainnya

Awan Cumulonimbus / Kumulonimbus (Cb) bisa dibilang raja dari segala awan. Bagaimana tidak?Awan cumulonimbus merupakan awan yang paling ditakuti penerbang, awan yang paling sering membuat bencana, ditambah lagi awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik (mirip seperti baterai raksasa di langit) Tornado alias puting beliung, downburst, dan hail dapat terbentuk hanya di dalam awan ini. Awan cumulonimbus dapat terbentuk sendiri, sepanjang front, sepanjang ITCZ, atau di dalam cluster dan squall line.





Secara etimologi (asal usul kata), kata cumulonimbus beraasal dari bahasa latin yaitu : "cumulus" dan "nimbus". Kata "cumulus" bermakna "kumpulan", sedangkan kata "nimbus" bermakna "hujan badai" disertai "awan badai".

Awan cumulonimbus berbentuk seperti jamur yang menjulang dan membesar secara vertikal. Pada bagian inti awan terdapat petir yang dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat dan angin kencang. biasanya keberadaan petir ini hanya berkisar sekitar 20 menit setelahnya akan disertai hujan dengan curah hujab\n tinggi lebat dalam durasi yg lama

.


Awan adalah kumpulan tetesan air/kristal-kristal es di atmosfer yang terjadi karena uap air telah melampaui keadaan jenuh. Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:

Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.



Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.

Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.

macam – macam awan.

awan tinggi
Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000 dan 8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan 40.000 kaki (5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000 dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis .
Awan ini meliputi:
  • Genus Cirrus (Ci): gumpalan awan putihberserat kristal es halus yang terlihat jelas di langit biru. Secara umum non-konvektif kecuali castellanus dan spesies floccus.
    • Spesies fibratus Cirrus (Ci fi): cirrus berserat tanpa jumbai atau kait.
    • Spesies uncinus Cirrus (Ci UNC): Hooked cirrus filamen.
    • Spesies spissatus Cirrus (Ci spi): cirrus Patchy padat.
    • Spesies castellanus Cirrus (Ci cas): Sebagian cirrus menara.
    • Spesies floccus Cirrus (Ci flo): Sebagian cirrus berumbai.
  • Genus Cirrocumulus (Cc): lapisan awan yang tampak seperti ombak di pasir pantai, berbentuk bulat kecil atau serpih dan bewarna putih yang berkelompok atau berbaris.
    • Spesies Cirrocumulus stratiformis (Cc str): Sheets atau patch yang relatif datar cirrocumulus.
    • Spesies Cirrocumulus lenticularis (Cc len): Lens cirrocumulus berbentuk.
    • Spesies Cirrocumulus castellanus (Cc cas): cirrocumulus menara.
    • Spesies Cirrocumulus floccus (Cc flo): cirrocumulus berumbai.
  • Genus Cirrostratus (Cs): A non-konvektif cadar tipis yang biasanya menimbulkan halos. Matahari dan bulan terlihat di garis yang jelas. Biasanya mengental menjadi menjelang altostratus depan hangat atau daerah tekanan rendah.
    • Spesies Cirrostratus fibratus (Cs fib): cirrostratus berserat kurang terlepas dari cirrus.
    • Spesies Cirrostratus nebulosus (Cs neb): rata selubung cirrostratus.
Awan Tengah
Awan Tengah cenderung terbentuk pada 6.500 kaki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk pada ketinggian sampai 13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki (8.000 m), tergantung pada daerah. Umumnya lebih hangat iklim, semakin tinggi dasar awan. Nimbostratus merupakan awan pada ketinggian menengah yang dapat bergerak turun hingga ketinggian rendah pada saat hujan. The World Meterological Organisasi mengklasifikasikan Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat mengentalkan ke dalam rentang ketinggian rendah selama hujan.

Awan Rendah.

Ini ditemukan dari dekat permukaan hingga 6.500 kaki (2.000 m) dan termasuk Stratus genus. Ketika awan Stratus kontak dengan tanah, mereka disebut kabut , meskipun tidak semua bentuk kabut dari Stratus.
Awan rendah ini meliputi:
  • Genus stratocumulus (Sc): awan konveksi yang sedikit biasanya dalam bentuk pola-pola tidak teratur atau bulat, mirip dengan altocumulus tetapi ukurannya lebih besar dan bewarna lebih gelap.
    • Spesies stratocumulus stratiformis (Sc str): Sheets atau patch yang relatif datar stratocumulus.
    • Spesies stratocumulus lenticularis (Sc len): Lens stratocumulus berbentuk.
    • Spesies stratocumulus castellanus (Sc cas): stratocumulus menara.
  • Genus Stratus (St): awan berlapisan seragam yang menyerupai kabut tetapi tidak menyentuh ke permukaan tanah (relatif tinggi).
    • Spesies nebulosus Stratus (St cotok): rata selubung Stratus.
    • Spesies Stratus fractus (St fra): kasar putus selembar Stratus.
Awan rendah tengah.
Awan ini dapat didasarkan manapun dari permukaan dekat sekitar 10.000 kaki (3.000 m). Cumulus biasanya bentuk pada rentang ketinggian rendah tapi dasar akan naik ke bagian bawah kisaran menengah saat kondisi kelembaban relatif sangat rendah. Nimbostratus biasanya bentuk dari altostratus di tengah rentang ketinggian tapi dasar mungkin mereda ke kisaran rendah selama precipitaion. Kedua jenis awan dapat mencapai ketebalan yang signifikan dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai awan vertikal (Keluarga D), terutama di Eropa. [4] Namun, cumulus biasa, menurut definisi, tidak sesuai dengan tingkat vertikal yang menjulang cumulus (kumulus congestus) atau paling cumulonimbus . Nimbostratus Sangat tebal dapat perkiraan cumulus menjulang, tetapi jatuh juga pendek tingkat vertikal awan cumulonimbus berkembang dengan baik.

Awan Vertikal.
  • Genus cumulonimbus (Cb): awan dengan massa besar dan menjulang dari ketinggian rendah hingga sangat tinggi, rawan badai dan petir. Mereka membentuk dalam massa udara yang sangat stabil, khususnya sepanjang front yang bergerak cepat dingin.
    • Spesies calvus cumulonimbus (Cb cal): awan cumulonimbus dengan sangat tinggi memotong puncak kubah-jelas mirip dengan gumpalan awan yang menjulang tinggi.
    • Spesies capillatus cumulonimbus (Cb cap): awan cumulonimbus dengan puncak yang sangat tinggi yang telah menjadi berserat karena adanya kristal es.
Fitur Supplimentary inkus capillatus cumulonimbus (Cb ink cap): Sebuah cumulonimbus inkus atas awan adalah salah satu yang telah menyebar ke bentuk landasan yang jelas sebagai akibat dari memukul lapisan inversi di bagian atas troposfer. Fitur Supplimentary dengan mammatus cumulonimbus (Cb Mam):

Sebuah dasar awan mammatus ditandai oleh gelembung-tonjolan ke bawah seperti menghadap disebabkan oleh downdrafts lokal dalam awan. WMO Resmi jangka cumulonimbus Mama.
  • Genus Cumulus (Cu)
    • Spesies Cumulus congestus (WMO: Cu Con / ICAO: TCU): awan dengan ukuran vertikal (lebar) yang besar dan bewarna gelap keabu-abuan.
    • Pyrocumulus (tidak ada singkatan resmi): awan Cumulus yang terkait dengan letusan gunung berapi dan kebakaran skala besar. Tidak diakui oleh WMO sebagai genus yang berbeda atau spesies.


Awan Cumulonimbus adalah merupakan awan padat dengan perkembangan vertikal menjulang tinggi, mirip gunung atau menara,  bagian puncaknya berserabut, tampak berjalur-jalur dan hampir rata. Melebar mirip bentuk landasan yang disebut anvil head.
Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. terdapat updraft dan downdraft sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. gesekan partikel2 awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik


Awan cumulonimbus bisa berdiri sendiri atau bisa ikut barisan dengan awan-awan cumulus dan yang lebih menyeramkan lagi awan cumulonimbus bisa membentuk barisan dengan awan cumulonimbus lainnya (biasanya didaerah low pressure). Awan cumulonimbus mempunyai 3 stage dalam pembentukannya.
Stage pertama,adalah pembentukan atau towering. Sebenarnya awan cumulonimbus berasal dari awan cumulus yang kemudian membesar secara vertikal menjadi awan cumulonimbus yang hampir menyerupai sebuah jamur. Pada stage ini biasanya ditandai dengan panasnya dipermukaan darat sehingga membuat aliran udara panas naik ke udara.

Stage Kedua,bisa disebut Mature (dewasa). Yup dewasa bisa diartikan bahwa pada stage ini awan cumulonimbus sudah ada difase dimana didalam awan tersebut tersimpan uap air yang banyak,lighting,dan juga hail. Dalam stage ini di dalam awan cumulonimbus aliran udara panas dan aliran udara dingin naik turun secara acak .

Bayangkan jika anda pesawat masuk ke awan tersebut,yang pasti melintir dengan sukses
Stage Ketiga adalah dessipating. Pada stage ini bisa dikatakan bahwa awan cumulonimbus sudah “pecah”.

Biasa nya ditandai oleh ujan deras dan petir. Untuk penerbang stage dessipating ini juga fase yang mengerikan,karena jika awan cumulonimbus “pecah” disekitar runway atau landasan,dapat menghasilkan windshear atau microburst yang mengakibatkan kecelakaan (pesawat lockheed pada airport Dallas tahun 1985).


Tapi untuk windshear,pada boeing 737-800NG dan beberapa pesawat dilengkapi system EGPWS (Enhanced Ground Proximity Warning System) yang bisa mendeteksi adanya windshear dan cuaca buruk. So jika ada awan cumulonimbus atau windshear,jika anda seorang penerbang,ya hanya satu,yaitu menghindari sejauh mungkin..

Awan Kumulonimbus Memicu Fenomena "Bom Hujan" di Australia


Seorang peternak asal Queensland telah mengabadikan fenomena "bom hujan" yang turun dari langit dengan kamera miliknya.

Peter Thompson menyaksikan peristiwa cuaca ini di lahan peternakan miliknya, yang terletak di barat daya negara bagian Queensland, pada Minggu (25/1/2015) sore.

Ia mengatakan, fenomena ini seperti "bola air yang jatuh".

"Saya baru keluar dari traktor, menikmati datangnya hujan, dan bertanya-tanya ketika saya melihatnya. Saya melihatnya lekat-lekat dan berpikir, 'Wah, ini terlihat berbeda', kemudian meraih ponsel saya dan mulai mengambil foto-foto,” ujar Peter.

Ia lantas menceritakan, "Saya hitung dari ketika saya pertama kali melihat bentuk bola itu hingga ia menyentuh tanah, ada sekitar dua menit. Turunnya bola hujan itu sendiri benar-benar cukup cepat. Itu tampak seperti bagian bawah awan telah jatuh."

Biro Meteorologi setempat mengatakan, bom hujan yang diabadikan Peter sebenarnya semacam pergerakan kuat udara yang terjadi secara menurun dari awan kumulonimbus, yang dikenal sebagai microburst.

"Pergerakan udara yang kuat adalah pergerakan udara yang terkonsentrasi, biasanya berlangsung selama 5-15 menit, dan kecepatannya luar biasa tinggi sehingga bisa menyebabkan kerusakan di atas atau di sekitar tanah," sebut situs lembaga tersebut.

"Istilah microburst sendiri digunakan untuk menggambarkan pergerakan udara secara menurun yang menyebabkan kerusakan di area dengan dimensi horizontal, yang kurang dari empat kilometer."

Badan Meteorologi mengatakan, microburst dapat dicirikan dengan kondisi basah atau kering.

"Microburst basah, yang dapat terjadi pada berbagai jenis badai, disertai dengan curah hujan yang signifikan di permukaan tanah," terang lembaga ini.

"Kondisi ini berkembang dalam lingkungan yang ditandai dengan lemahnya angin vertikal dan kelembaban tinggi, yang dibatasi oleh lapisan kering.”

Disebutkan pula, "Dalam microburst kering, curah hujan di permukaan bisa terjadi sangat ringan atau tidak terjadi sama sekali, meskipun virga (curah hujan yang jatuh dari awan, tapi menguap sebelum mencapai tanah) berpotensi muncul."(/kompas)



Cumulonimbus dapat menimbulkan kilat (lightining) dan guntur (thundestorm), hujan lebat, angin kencang, serta bisa menimbulkan hujan es.

Pada umumnya  Cumulonimbus  terbentuk dari pertumbuhan awan Cumulus yang aktif. Cumulus menjadi Towering Cumulus menjadi  Cumulonimbus . Awan Cumulonimbus dapat terjadi atau muncul dari perkembangan atau pertumbuhan jenis awan yang lain. Pertumbuhan awan rendah Stratocumulus atau pertumbuhan awan menengah Altostratus, Nimbostratus, dan Altocumulus.



  • Ciri-ciri awan cumulonimbus 
  • Awan ini terlihat seperti serat halus pada bagian atasnya.
  • Terlihat seperti tampak koyak pada bagian bawahnya dan sering tampak gelap
  • Terdiri atas tetes air dan kristal es pada bagian atasnya.
  • Awan ini dapat menimbulkan hujan besar yg kadang-kadang disertai petir, es dan angin kencang
  • Sebelum terjadinya hujan besar, terlebih dahulu disertai kilat dan guntur terkadang disertai butiran es.
  • Bagian atas awan cumulonimbus dapat mencapai 39.000 kaki atau kadang-kadang lebih tinggi ke atmosfer.
  • Beberapa awan cumulonimbus memiliki tuba, yang merupakan kolom yang menggantung dari dasar awan.Tuba ini dapat menjadi tornado atau corong awan dan bisa memiliki ketinggian 20 kaki di atas tanah.
  • Awan cumulonimbus kadang-kadang memiliki tonjolan seperti gelembung pada sisi bawahnya yang disebut dengan mammatus atau mammas.
  • Sering hujan yang dihasilkan oleh awan cumulonimbus hanya berlangsung selama 20 menit atau kurang, tetapi curah hujan itu sendiri sangat tinggi. Karena itu hujan yang diakibatkan oleh awan cumulonimbus dapat juga menyebabkan banjir bandang dan longsor idaerah yg sudah terjadi alih fungsi lahan
  • Kadang-kadang hujan yang dihasilkan oleh awan cumulonimbus bisa menguap sebelum menyentuh tanah. Hal ini disebut sebagai virga.
  • Awan cumulonimbus melewati tiga tahap. Yang pertama adalah tahap pengembangan; yang kedua adalah tahap pematangan dan tahap ketiga adalah tahap disipasi.




Q.S An-Nur 24: 43
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.









 
Like us on Facebook