Bahkan hacker dalam situs tersebut menampilkan curhatannya dan foto-foto tentang kesengsaraan rakyat yang memperlihatkan foto anak SD yang tengah menyebrangi sungai untuk pergi ke sekolahnya yang terpaksa harus basah-basahan dan hanya menggunakan seutas kabel baja agar bisa menyebrangi sungai tersebut. Menurut Wawan, mungkin saja si hacker tersebut ingin menuangkan apa yang ada dihatinya dengan kondisi politik dan politikus bangsa ini khususnya Kabupaten Sukabumi seperti yang tertuang dalam isi surat yang dibuat si hacker. Bahkan, si hacker juga membubuhi situs resmi ini dengan lagu Iwan Fals dengan judul Surat Buat Wakil Rakyat.
Lebih lanjut, apa yang dilakukan oleh hacker ini karena tidak berdayanya rakyat untuk menyampaikan isi hatinya, sehingga dengan cara seperti ini mungkin suaranya dan harapannya bisa di dengar oleh wakil rakyat. Namun, belum tahu apakah para anggota DPRD dan komisioner sudah mengetahui atau belum tentang diretasnya situs resmi KPU Kabupaten Sukabumi tersebut.
"Ini bisa dijadikan contoh, bagaimana pun juga rakyat sudah 'melek' tentang dunia perpolitikan di negara ini khususnya untuk di Kabupaten Sukabumi dan si hacker masih bijak dalam meretas situs resmi tersebut," tambahnya.
Sementara, Ketua KPU Kabupaten Sukabumi, Dede Haryadi membenarkan situs resminya telah diretas oleh hacker dan akan segera diperbaiki oleh ahli IT yang bekerja untuk KPU setempat. "Mungkin si hacker ingin curhat saja, tetapi kami tidak ingin memperpanjang kasus ini," kata Dede.
Berikut pesan yang ingin disampaikan oleh MDN_Newbie
Surat Online Untuk Bapak Yg disana :)
Politik pencintraan sangat kental hampir satu dasawarsa ini. Kita dibuta akan simbolisasi, imagologi dan berbagai bentuk pencitraan lainnya, membuat rakyat terbuai.
Dalam satu kejadian yang memojokkan ditangkis dengan menimbulkan solusi instan agar polesan dan tampilan citra positif dan terancam menimbulkan simpati masyarakat ataupun rakyat. Jangan rakyat terus dibodohi dengan berbagai macam pencitraan yang menyesatkan. Negara ini dibangun bukan berdasarkan pencitraan dan bukan juga dibangun oleh nationalisme sempit para pemangku jabatan. Negara ini hadir diatas ribuan bahkan jutaan nyawa rakyat yang tertindas. Tapi setelah setengah abad lebih merdeka, nasioanlisme itu memudar, Pancasila tidak lagi sakti, Garuda tidak lagi gagah, Merah Putih berkibar dengan resah. Nasionalisme tidak terbangun lagi, merah putih hanya pajangan di tiang-tiang bendera dan lusuh serta tidak berkibar dengan gagah lagi.
anak-anak indonesia mempunya hak untuk belajar, meski mereka di perbatasan indonesia ini, tapi apakah bapak tau apa yg mereka alami disana? tidak pak! bapak hanya mementingkan jabatan dan kekayaan,ingat pak nasib indonesia kedepan terletak di pundak mereka, jangan sampai mereka terabaikan,mereka punya hak belajar yg layak,mereka punya prestasi dan semangat yg tak mungkin bapak miliki, yg hanya bisa mengumbar janji janji dan pencitraan :)
saya juga menghidupi anda pak, saya bayar pajak.
gambar dibawah ni mengingatkan kita bahwa masa depan indonesia terlatak dipundak mereka, tapi gimana nasib mereka setelah ini? :)