ADA masa dimana sesuatu yang pernah merajai dunia akan hancur pada akhirnya, tak terkecuali untuk sebuah perusahaan smartphone. Research In Motion --- saat ini BlackBerry-- dengan produk anyarnya kini seperti tengah berada di ujung nadir.
Setelah memulai debutnya yang menggebrak pasaran ponsel pintar di 2004, penjualan BlackBerry terus merangkak naik dan mendominasi. Di Indonesia sendiri pertumbuhan penjualansmartphone asal Kanada tersebut melonjak dari tahun ke tahun.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari berbagai sumber, dalam kurun waktu 2004-2005 pertumbuhan BlackBerry di Indonesia mencapai 25 persen, pada 2006 mencapai 50 persen, 2006-2007 naik 100 persen, 2007-2008 tumbuh hingga 250 persen. Dan pada 2012 Blackberry digunakan oleh hampir setengah pengguna ponsel pintar di Indonesia.
Namun masa-masa keemasan itu kini mulai menurun seiring hadirnya berbagai ponsel pintar lain yang lebih menjadi pilihan. Sebut saja Windows Phone, Android dan iOS yang kini tengah mendominasi pasarangadget di dunia.
Dan tak kalah ketinggalan ponsel bersistem operasi Windows Phone yang mulai menggeser kedudukan BlackBerry, seperti dilaporkan International Data Corporation (IDC).
Merosotnya pasaran BlackBerry ini juga dikomentari oleh beberapa pakar teknologi. Bos Yahoo!, Marissa Mayer, bahkan mengatakan BlackBerry bukanlah smartphone dan mengganti seluruh ponsel karyawannya dengan operasi sistem selain BlackBerry.
Marissa Mayer pernah mengatakan "Kami kini mengganti seluruh perangkat perusahaan dari BlackBerry ke ponsel pintar," yang dalam artian Blackberry bukanlah smartphone.
Analis Macquarie Group Ltd, Kevin Smithen, menyimpulkan bahkan BlackBerry tak akan mampu lagi bangkit untuk mendongkrak penjualan. Bahkan Kevin menyarankan RIM untuk membubarkan perusahaannya, dikutip dari Koran SINDO.
"Kami skeptis BlackBerry mampu melakukan penetrasi ke cunsumer market. Karena itu, jalan terbaik untuk BlackBerry adalah bubar atau di likuidasi," tutur Kevin.
Kenapa Terpuruk?
Tak lagi jadi berita besar ketika koneksi jaringan BlackBerry tumbang. Karena gagal koneksi tersebut terjadi beberapa kali dalam beberapa tahun. Tak hanya di Indonesia, tapi juga se-Asia pasifik.
Dalam tahun 2013 terhitung sudah dua kali jaringan BlackBerry mati dalam rentang waktu 8-12 jam. Di Indonesia sendiri, gangguan yang sering terjadi dinilai oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) disebabkan BlackBerry tak memiliki server di Indonesia.
Aplikasi BlackBerry Messenger yang menjadi salah satu andalan utama ponsel keluaran RIM tersebut kini mulai tersaingi dengan berbagai aplikasi chat lain seperti WhatsApp, Line, KakaoTalk, WeChat, dan lain sebagainya.
Terlebih lagi kini BlackBerry Messenger dikabarkan juga akan bisa diakses oleh pengguna Android dan iOS beberapa waktu ke depan. Sebagian pihak menilai ini adalah blunder dari BlackBerry.
Hadirnya platform Android yang kini berkembang pesat menjadi salah satu alasan kehancuran BlackBerry. Kini Android bersaing dengan ketat dengan iOS yang menguasai pasaran ponsel pintar dunia.
Penjualan ponsel Android sejak awal 2013 tercatat mencapai 162 juta unit yang tersebar di seluruh muka bumi. Sedangkan iOS berada di peringkat kedua dengan 37,4 juta unit.
Windows Phone sendiri, meski belum bisa menyamakan iOS dan Android, menggeser posisi BlackBerry yang pada tahun ini turun 6,3 juta unit dari 9,7 unit platform. Jadi, masih sanggupkah BlackBerry bertahan hidup di tengah nyawanya yang berada di ujung nadir.
BlackBerry Berkilah
Menanggapi gempuran sejumlah analis, pihak eksekutif BlackBerry berkilah bahwa masih terlalu dini menyimpulkan BlackBerry telah gagal, mengingat OS itu masih sangat baru dan butuh waktu berekskalasi.
Bahkan menurut Rob Enderle, analis dari Enderle Group, BlackBerry masih memiliki harapan di emerging marketing. Di Indonesia misalnya, BlackBerry masih menjadi raja smartphone yang terpopuler.
Dengan sering terganggunya layanan BBM..
Kita tunggu saja apakah Blackberry mampu bertahan ataukah tidak...
references by okezone