Pages

May 25, 2018

Kenapa Siswa SD Bisa Menghamili Siswi SMP?

Jika gennerasi 90an takut jika pegangan tangan bakal hamil, kini mereka tak takut lagi, Tugas Anda  sekarang adalah menjaga Anak-anak Anda, mendidik dan mengedukasinya  dengan ilmu agama agar ia jauhi pacaran & tahu bahwa lelaki tak bisa menyentuhnya semabarangan jika ia anak perempuan

Seorang siswa SD dan siswi SMP menggegerkan warga Tulungagung, Jawa Timur. Pasalnya, keduanya memiliki hubungan yang sangat intim, sampai-sampai siswi SMP tersebut kini tengah hamil enam bulan akibat asmara terlarang dengan si bocah SD tersebut.

"Kami bersama Lembaga Perlindungan Anak sudah berkunjung dan bertemu orangtua kedua anak itu," kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Tulungagung, Ipda Retno Pujiarsih, dilansir dari liputan6.com.

Dari informasi yang dihimpun, kedua pelajar itu berkenalan saat berada di Pantai Gemah pada Februari 2017. Keduanya saling bertukar nomor telepon, menjalin hubungan serius hingga menjurus pada layaknya hubungan orang dewasa.

Keduanya beberapa kali berhubungan layaknya orang dewasa. Kali terakhir keduanya berhubungan di rumah kosong milik orangtua bocah SD tersebut pada November 2017 silam. Hingga akhirnya, ada gelagat mencurigakan pada tubuh siswi SMP tersebut.

Oleh orangtuanya, Putri kemudian dibawa ke puskesmas untuk diperiksakan kesehatannya pada Mei 2018 kemarin. Dari situlah diketahui jika anak putri mereka sudah mengandung enam bulan. Sontak, peristiwa ini mengejutkan mereka.

"Keterangan orangtua Putri hasil pemeriksaan di puskesmas positif hamil. Kami akan kumpulkan semuanya untuk menangani masalah ini," urai Retno.

Penjelasan kehamilan pada anak di bawah umur
Tentu kita berpikir apakah seorang siswa SD dapat menghamili teman sepantarannya yang notabene adalah pacarnya? dr. Liva Wijaya SpOG pun menjelaskan masalah kehamilan remaja erat kaitannya dengan pubertas. 

Pubertas sendiri ialah proses perubahan kematangan fisik dan kemampuan bereproduksi dari tahap anak-anak menjadi dewasa. Karena adanya sinyal hormon dari otak ke alat reproduksi, kelenjar reproduksi akan menghasilkan hormon yang menstimulasi libido, pertumbuhan, fungsi, dan transformasi otak tulang otot kulit rambut payudara dan organ seksual. 

Awal pubertas ditandai dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Rata rata pubertas pada anak perempuan dimulai 10-11 tahun dan berakhir pada 15-17 tahun; pada anak laki sedikit terlambat yaitu dimulai 11-12 tahun dan berakhir sekitar 16-17 tahun. Tanda pubertas yang menonjol pada anak perempuan adalah keluar darah haid untuk pertama kali, rata rata dimulai 12-13 tahun, dan pada anak laki laki adalah keluarnya cairan mani atau ejakulasi untuk pertama kali nya dan rata-rata 13 tahun.

Pubertas terlalu dini
Usia rata-rata perubahan tersebut saat ini bergeser lebih dini hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti nutrisi yang semakin baik, paparan bahan-bahan yang dapat mengubah hormon yang bisa berasal dari makanan atau faktor lingkungan.

Pubertas yang terlalu awal disebut pubertas prekok, pubertas yang muncul terlalu lambat disebut pubertas terlambat. “Pubertas akan sangat nyata terlihat perubahan morfologi dari bentuk ukuran komposisi dan fungsi dari tubuh anak bisa dikatakan proses ini adalah proses kematangan seksual namun bukan kematangan psikososial atau mental,”ujar dr. Liva saat dihubungi Vemale.com. 

Biasanya pubertas dimulai dengan perubahan ciri fisik baru disusul dengan mens atau ejakulasi. Kesuburan tidak langsung menjadi seperti dewasa. Hal tersebut membutuhkan waktu. Pada tahun pertama setelah menstruasi,  kira-kira 80 persen siklus biasanya tidak berovulasi atau tidak subur. 

Pada anak laki-laki kesuburan bisa dimulai di usia 13 tahun pada saat pertama ejakulasi. Namunkesuburan seperti dewasa biasanya tidak akan dicapai sebelum usia 14-16 tahun. 

Tak hanya soal usia, perkembangan fisik dan hormonal, pubertas juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan. 

“Bisa disimpulkan bahwa anak usia pubertas dan sudah mengalami menstruasi atau ejakulasi (akil balik) dapat dikatakan sudah mulai matang kesuburannya bila ada proses di mana sperma yang matang dan siklus mens dengan ovulasi yang menghasilkan sel telur matang bertemu, kehamilan bisa terjadi,” tambahnya.

Tanpa memandang usia atau berapa tahun sudah mens atau akil balik. Pubertas adalah hal yang wajar dan pasti terjadi. 

“Kematangan fisik dan fungsi reproduksi harus disertai kematangan mental, budaya, psikososial untuk mencegah kehamilan remaja. Yang salah bukan kapan mulainya pubertas atau matangnya reproduksi, namun kematangan tersebut tidak disertai dengan kematangan mental,” tutup dr. Liva.


REFERENCES BY VEMALE