Harap waspada saat berselancar di dunia maya menggunakan peramban
Google Chrome. Pasalnya, telah ditemukan sebuah bug yang menyebabkan
Chrome mampu mendengarkan percakapan verbal kita.
Seperti yang dilansir oleh NBC News (23/1), peneliti keamanan IT
Israel, Tal Ater, menemukan adanya masalah pada fitur pengenal suara
yang dimiliki oleh Google Chrome. Fitur ini ternyata bisa merekam suara
kita meskipun sedang tidak diaktifkan.
Ater sendiri telah melaporkan hal ini pada Google. Masalah itu
kemudian ditanggapi serius dan sedang ditangani Google. Meski begitu,
nyatanya Google sendiri belum berniat memperbaiki masalah itu meskipun
telah diingatkan oleh Ater sejak September silam.
Fitur pengenal suara tersebut disebutkan masih bekerja meskipun
Google Chrome sudah ditutup. Sehingga, pengguna secara tidak sadar bisa
saja sedang disadap.
Masalah ini sendiri bisa dibilang sangat fatal jika jatuh ke tangan
hacker jahat. Bisa saja hacker mendengarkan pembicaraan kita tentang hal
serius dan memanfaatkan hal itu untuk kepentingan pribadinya.
Untuk saat ini sendiri, Google menyarankan pengguna Chrome untuk
mengakses situs dengan fitur HTTP. Pasalnya, pengenal suara tidak akan
bekerja otomatis menghadapi situs ber-HTTP ini.
Dua ekstensi browser Chrome dikabarkan
terhapus dari toko web mereka. Hal ini diketahui setelah ditemukan
adanya software termasuk kode yang melayani iklan mereka tetapi
menggunakan cara yang melanggar ketentuan layanan perusahaan.
Papan pesan internet ini ramai digunakan
selama dua ekstensi tersebut terhapus. Tercatat, selama ekstensi
tersebut terhapus, ada 100.000 pengguna baru papan pesan tersebut.
Dalam kasus ini, orang-orang bisa
menggunakan ekstensi itu secara diam-diam dengan cara menyertakan kode
yang melayani iklan yang tidak diinginkan. Meskipun begitu, hal ini
membuat adanya feedly lain atau spam yang menyebabkan iklan tersebut
tiba-tiba muncul pada setiap website yang dikunjungi.
Ekstensi adalah potongan-potongan kecil
kode yang dapat membuat browser dapat menambahkan fitur baru atau
menghapus orang lain. Salah satunya adalah AdBlock yang merupakan
ekstensi populer yang secara otomatis dapat memblok iklan di website.
Google sendiri sudah memperbarui
kebijakan iklannya pada bulan Desember untuk mencegah pengembang
perangkat lunak yang menggunakan ekstensi dengan cara memasukkan iklan
di lebih dari satu bagian dari halaman.
Hal ini dianggap sebagai suatu bentuk
malware yang disebut adware karena telah menyuntikkan iklan di beberapa
tempat dari suatu halaman web, padahal tempat-tempat tersebut bukan
diperuntukkan untuk iklan.
“Orang-orang yang menginstal ekstensi itu
kemungkinan tidak menyadari bahwa perangkat lunak dapat diam-diam
diperbarui dengan menyertakan kode yang melayani iklan atau laporan
browsing, Google tidak meninjau perubahan kode Chrome ekstensi, dan
Chrome memungkinkan ekstensi dapat diperbarui dan didorong ke komputer
pengguna secara otomatis,” ujar Google.
Menurut Wall Street Journal, sebenarnya
tidak ada yang salah mengenai penempatkan kode iklan ekstensi, tetapi
kode tersebut harus mematuhi persyaratan Google.
“Ekstensi itu tidak memiliki banyak
pengguna, hanya ada sekitar 32.000. Sebab perusahaan-perusahaan adware
sudah memiliki pengguna ekstensi yang jauh lebih besar,” kata Google.
Romain Vallet, pencipta ekstensi Chrome,
menyatakan ekstensi merupakan sebuah program yang tidak bisa dijalankan
secara sembarangan. Ia mengaku dirinya pernah bertengkar dengan para
pengguna ekstensi setelah dia memasukkan serangkaian kode iklan dalam
ekstensi nya tanpa sepengetahuan mereka.
“Mereka bereaksi keras ketika saya
memperkenalkan kode ke Hover Zoom. Sejak itu saya sudah mencoba untuk
bersikap transparan tentang apa ekstensi saya lakukan dan tidak
lakukan,” ujar Vallet.
Setelah Hover Zoom menambahkan kode
iklan, pengembang lain, Ralph Tice, juga membuat ekstensi serupa yang
dinamakan Free Hover. Meskipun jumlah pengguna Free Hover masih relatif
kecil, tetapi penggunaan ekstensi sangat menarik banyak pihak untuk
menyisipkan iklan mereka.
Praktek penggunaan ekstensi sendiri tidak
terbatas hanya dilakukan pada browser Google Chrome. Setahun yang lalu
seorang pengembang layanan lain, Martin Brinkmann, mengatakan masih ada
sebuah ekstensi yang dibuat untuk browser Firefox bernama Autocopy dan
saat ini telah dibeli oleh Wips.com.
references by merdeka ,
vibiznews