Baca Artikel Lainnya
Ilmuwan dari Strathclyde University di Skotlandia mengatakan, sekumpulan
debu di luar angkasa mampu menjadi "perisai" yang melindungi bumi dari
terpaan sinar matahari. Dengan demikian, material luar angkasa tersebut
bisa membantu menurunkan suhu bumi.
Dilansir MSN, Senin (1/10/2012), sebagai antisipasi efek global warming, ilmuwan di Skotlandia kini menyarankan solusi dengan memanfaatkan debu luar angkasa. Debu ini terbentuk dari asteroid yang hancur dan bisa bertindak sebagai tabir sinar matahari yang mengarah ke bumi.
Perubahan iklim yang disebabkan efek global warming, menjadikan suhu bumi menjadi naik. Solusi yang dapat dilakukan seperti mengurangi emisi gas rumah kaca, serta solusi lain yang menuai kontroversi terkait manipulasi iklim dengan proyek rekayasa skala besar bernama geoengineering.
Ketimbang mengantisipasi perubahan iklim dengan berfokus pada samudera atau atmosfer bumi, beberapa peneliti menyarankan proyek geoengineering ini yang dampaknya dapat mempengaruhi keseluruhan planet. Misalnya, proyek yang bertujuan mengurangi jumlah radiasi matahari pada bumi.
Satu proposal untuk melindungi bumi dari matahari yakni menempatkan "cermin raksasa" di luar angkasa. Akan tetapi, masalah utama pada konsep ini ialah perlunya menggelontorkan biaya yang besar.
"Saya ingin menjelaskan bahwa saya tidak pernah menyarankan proyek geoengineering yang ditempatkan untuk mengurangi emisi karbon. Kami memerlukan waktu untuk menemukan solusi terkini untuk mengantisipasi perubahan iklim bumi," kata ilmuwan Russell Bewick dari Strathclyde University.
Ia mengatakan, awan debu bukan merupakan solusi yang permanen, tetapi paling tidak ini dapat mengimbangi efek perubahan iklim untuk waktu tertentu.
references by okezone