MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

May 8, 2024

Perlahan, Pertamina Mulai Stop Pasok Pertalite Sejumlah Daerah

Baca Artikel Lainnya

Tercatat hingga April 2024, realisasi penyaluran Pertalite secara nasional adalah sebanyak 9,9 juta Kiloliter (KL), dari total Kuota Pertalite tahun 2024 yang telah ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebesar 31,7 juta KL.

 


Setelah subsidi Pertalite dihilangkan di SPBU tertentu, suasana pom bensin menjadi sepi. Banyak orang yang singgah, namun hanya bertanya dan tidak membeli karena harga dirasa tak cukup untuk isi dompet mereka.   


Bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertalite beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan di media sosial lantaran disebut akan dihapus. Kabar itu lantas memunculkan secuil kekhawatiran sebagian warga meskipun kenyataannya BBM jenis gasolin termurah serta terbanyak dikonsumsi masyarakat tersebut masih banyak dijumpai di berbagai stasiun pengisian bahan bakar untuk umum atau SPBU.

Berdasarkan pantauan di sejumlah SPBU di Jakarta dan sekitarnya, Senin (6/5/2024), sebagian besar SPBU masih menjual Pertalite. Namun, ada beberapa SPBU yang mulai meniadakan BBM dengan nilai oktan (RON) 90 tersebut dan menggantinya dengan produk Pertamax Green 95, produk terbaru Pertamina yang diluncurkan pada 2023 dengan pemasaran terbatas.

Pergantian misalnya terjadi di SPBU Pertamina 34.116.08 di Pos Pengumben, Jakarta Barat. Tidak ada lagi dispenser yang melayani pembelian Pertalite. Pada akses masuk dan keluar SPBU juga terpampang banner bertuliskan ”Telah Tersedia BBM Pertamax Green”.

”Sudah sejak 4 April (2024) enggak jual Pertalite, diganti Pertamax Green 95,” ujar salah satu petugas/operator SPBU.

Hal serupa juga ada SPBU COCO Pertamina 31.114.01 di Jalan S Parman, Jakarta Barat, yang tak lagi menjual Pertalite dan telah digantikan Pertamax Green 95 sejak Februari 2024. Petugas pun mengarahkan ke SPBU lain jika ada pelanggan yang bertanya dan hanya mau mengisi Pertalite. SPBU terdekat yang masih menjual Pertalite salah satunya ada di Jalan KS Tubun atau berjarak sekitar 1,2 kilometer (km) dari SPBU Coco itu.


Pertamax Green 95, yang merupakan campuran gasolin dengan etanol 5 persen/E5 (bioetanol dengan bahan baku tetes tebu), diluncurkan Pertamina pada Juli 2023. Awalnya, produk itu hanya dipasarkan terbatas di 17 SPBU di Jakarta dan Surabaya. Setelah itu pemasarannya berkembang. Saat ini, produk itu telah tersedia di 63 outlet Pertamina.

Sebelumnya, pada Agustus 2023, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya berencana mengganti Pertalite dengan Pertamax Green 92 atau pencampuran gasolin RON 90 dengan etanol 7 persen (E7) pada 2024. Kemudian disebutkan bahwa hal itu masih dalam tahap kajian internal Pertamina.


Dalam rapat tersebut, Nicke juga menyebut untuk memenuhi kebutuhan pasokan, pengadaan etanol dapat dilakukan dengan impor lebih dulu sampai investasi bioetanol dalam negeri, yang juga program pemerintah, terlaksana. Menurut dia, hal itu tak masalah karena sama dengan mengganti impor gasolin (bensin) dengan etanol, tetapi secara emisi akan lebih baik.

Pemerintah juga menyebut kajian terkait Pertamax Green 92 masih di tahap internal Pertamina. ”Kajian RON 90 + etanol menjadi RON 92 pernah dilakukan oleh ITB (Institut Teknologi Bandung) dan Pertamina. (Itu) untuk mendapatkan data teknis,” ujar Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Wibowo.


Penerapannya tinggal menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) No.191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, Harga Jual Eceran BBM yang sudah diajukan mulai pertengahan 2022 lalu.

Seiring dengan hal tersebut, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting memastikan pihaknya tetap akan melakukan pemasokan BBM Subsidi.

Hanya saja diakui beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) tidak tersedia.

"Alokasi BBM subsidi masing-masing SPBU ditentukan regulator, yaitu BPH Migas. Ada beberapa SPBU yang baru dibangun memang tak semua mendapatkan alokasi BBM Subsidi," katanya dikutip dari Kompas.com (7/5/2024).

"Namun jumlah totalnya tidak sampai 5 persen. Artinya mayoritas masih menjual BBM Subsidi," lanjut Irto.

Artinya, Pertamina kini masih mendistribusikan Pertalite dan Solar subsidi sampai turun imbauan dari pihak BPH Migas.

Serta, menunggu revisi Perpres No 191/2014. Sebelumya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah sedang menghitung subsidi untuk BBM jenis baru, Bioetanol.

Bahan bakar itu akan jadi pengganti BBM Subsidi yang sedang bergulir, yaitu Pertalite.

Adapun penggunaan BBM Bioetanol, dipercaya bisa mengendalikan polusi udara sekaligus meningkatkan kualitas bahan bakar.


 
Like us on Facebook