MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

October 9, 2024

Zona Merah Megathrust Pulau Jawa Di Mana Saja?

Baca Artikel Lainnya

Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal tunggu waktu. Seiring rutinnya gempa di pulau Jawa, itu merupakan pertanda gempa + tsunami ini akan segera terjadi. Dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun. 

 


keberadaan zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut dinilai sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.

 https://ekliptika.wordpress.com/wp-content/uploads/2015/08/tsunami-jawa_seismic-gap.jpg

Total ada 16 zona megathrust yang mengepung Indonesia.

Dari 16 zona megathrust tersebut, setidaknya ada 4 zona megathrust yang mengepung Pulau Jawa, salah satunya adalah megathrust Selat Sunda.

Berikut 4 zona megathrust yang berada di sekitar Pulau Jawa dan potensi gempa bumi yang dihasilkannya:

1. Megathrust Bali

  • Potensi magnitudo maksimum: M 9,0
  • Sejarah gempa yang terjadi: belum ada catatan

2. Megathrust Jawa Tengah-Jawa Timur

  • Potensi magnitudo maksimum: 8,9 M
  • Sejarah gempa yang terjadi: M 7,2 pada 1916 dan M7,8 pada 1994

3. Megathrust Selat Sunda-Banten

  • Potensi magnitudo maksimum: M 8,8
  • Sejarah gempa yang terjadi: M 8,5 pada 1699 dan 1780


 

 

4. Megathrust Jawa Barat

  • Potensi magnitudo maksimum: M 8,8
  • Sejarah gempa yang terjadi: M 8,1 pada 1903 dan M 7,8 pada 2006

Selain 4 zona megathrust di Pulau Jawa, ada 14 zona megathrust lain yang tersebar di Indonesia. Berikut daftarnya:

https://cms.disway.id/uploads/bfdce042221f6db4d6847c0c233ccf6b.jpeg

  1. Megathrust Aceh-Andaman (M 9,2)
  2. Megathrust Nias-Simelue (M 8,9)
  3. Megathrust Batu (M 8,2)
  4. Megathrust Mentawai-Siberut (M 8,7)
  5. Megathrust Mentawai-Pagai (M 8,9)
  6. Megathrust Enggano (M 8,8)
  7. Megathrust NTB (M 8,9)
  8. Megathrust NTT (M 8,7)
  9. Megathrust Laut Banda Selatan (M 7,4)
  10. Megathrust Laut Banda Utara (M 7,9)
  11. Megathrust Utara Sulawesi (M 8,5)
  12. Megathrust Lempeng Laut Filipina (M 8,2).

 

Guru Besar Bidang Geodesi Gempa Bumi Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano mengatakan alasan mengapa zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut paling diwaspadai karena dua zona tersebut belum rilis atau terjadi gempa besar.

"Sesudah gempa Aceh 2004, Nias 2005, kemudian gempa Padang 2009, gempa 2010 di bagian bawah dari Mentawai," ujarnya saat dikutip dari Kompas.com, Kamis (15/8/2024).

gempa besar di zona megathrust Selat Sunda pernah terjadi pada 1699 dan 1780 dengan magnitudo 8,6.

Irwan mengatakan, kondisi kedua bisa dilihat dari aktivitas kegempaannya yang sepi. Jadi, ada daerah yang kiri dan kanannya gempa terus, namun bagian tengahnya sepi, dan kondisi ini juga terpenuhi.

Kemudian kondisi ketiga, yakni zona tersebut sedang mengumpulkan atau mengakumulasikan energi. Untuk mengetahui suatu zona sedang mengakumulasikan energi, hal itu bisa dilihat melalui pengamatan geodetik.

 

"Jadi kita mengolah data dari Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan kita membuktikan bahwa akumulasi regangan sedang terjadi," kata dia.

"Jadi ibarat orang nabung, ini sedang numpuk tabungannya, yang jadi pertanyaan itu akan dikeluarkan tiba-tiba atau tidak," tambahnya.

Pasalnya, secara teori, suatu zona yang sedang mengalami strain accumulation, pasti akan ada release, dalam hal ini gempa bumi.

"Itulah kemudian yang menjadi perhatian dan alasan mengapa Zona Mentawai dan Selat Sunda lebih diwaspadai," tuturnya.

  sejumlah studi mengungkap megathrust ini, termasuk yang berada di dekat Jawa, berpotensi memicu tsunami hingga puluhan meter.

Dengan demikian, Jawa sebagai pulau dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia harus waspada.

Berikut daftar lengkap segmen megathrust yang mengancam Jawa seperti dikutip dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017:

 

 

BMKG Ingatkan Mitigasi Bencana Gempa Megathrust Oleh pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Agar Tak banyak Korban Meninggal

 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengingatkan seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan mitigasi bencana gempa megathrust. Sebab potensi dampak yang ditimbulkan sangat besar.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Bandung Virga Librian mengatakan, isu tentang megathrust muncul di Indonesia setelah terjadi gempa megathrust di Jepang beberapa bulan lalu. Sejumlah pihak seperti Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono pun mengingatkan potensi megathrust di Indonesia. "Potensi megathrust kita punya jangan sampai terlena," ujar Virga, saat dihubungi, Selasa (8/10/2024).

Virga mengatakan beberapa penelitian Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami menyebutkan di Mentawai dan selat Sunda hampir 300 tahun belum terdapat gempa besar. Oleh karena itu, potensi megathrust tetap ada.

Beberapa penelitian lainnya tentang Megathrust di Selatan Jawa Barat dan Jawa Timur dari Prof Sri Widiyantoro, kata dia, menjelaskan potensi tsunami setinggi 20 meter di Selatan Jawa Barat dan 12 meter di Selatan Jawa Timur dapat terjadi. Dengan rata-rata ketinggian tsunami di pantai selatan pulau Jawa 4-5 meter.

Sementara itu, penelitian BMKG tentang Megathrust tahun 2023 yang menyebutkan potensi terburuk bisa menyebabkan tsunami 34 meter di Selat Sunda terutama di ujung kulon.

Virga mengatakan Pj Gubernur Jawa Barat dan Pj Wali Kota Bandung telah mengeluarkan surat edaran kesiapsiagaan bencana megathrust di kabupaten dan kota di Jawa Barat. Pemerintah dan masyarakat harus melakukan mitigasi struktural dan non struktural. "Struktural seperti memastikan ketersediaan evakuasi dan membangun early warning system dan pengecekan alat peringatan dini," kata dia.

Sedangkan non struktural, kata dia, di antaranya edukasi ke masyarakat dan melakukan simulasi penyelamatan diri saat bencana terjadi. Selain itu, menyiapkan mekanisme kedaruratan dan kontijensi. "Mengimbau masysrakat menlakukan pencegahan, sebelum gempa bagaimana dan saat terjadi bagaimana dan setelahnya gimana," katanya.

 

GEMPA MEGATHRUST PICU TSUNAMI YANG MUNGKIN LEBIH BESAR DARI ACEH

https://assets.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/2021/12/26/3327038943.jpg

Dalam sejarah, 20 tahun lalu terjadi gempa megathrust besar-besaran di Aceh, yakni pada 2004. Gempa berkekuatan 9,3 SR itu memicu tsunami setinggi 30 meter. Tsunami ini pun sampai ke negara tetangga

Berdasarkan data PBB pada Januari 2005 dulu korban meninggal mencapai 230.000 jiwa lebih, mungkin angkanya bisa mencapai 500 ribuan lebih yang tak terhitung serta 500.000 orang kehilangan tempat tinggal

 

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanif, mengatakan gempa megathrust memiliki siklus yang terbagi atas fase interseismic, coseismic, dan postseismic.

Secara singkat, interseismis merupakan fase pengumpulan energi di beberapa bagian lempeng. Saat ini, segmen megathrust di Selat Sunda sedang mengalami fase ini.

Selanjutnya, ada fase coseismic yang merupakan tahap pelepasan energi yang terkumpul dari fase interseismic.

Terakhir, postseismic adalah fase pasca pelepasan energi, lalu mengalami relaksasi hingga akhirnya kembali ke kondisi fase awal atau interseismic.

"Fase-fase ini bisa diukur menggunakan GPS. Pergerakan ini per milimeter. Tapi, milimeter ini kalau di Jawa, pergerakan yang terkunci ke bawah kurang lebih 6 cm per tahun," kata Nuraini dalam siaran langsung di channel YouTube BRIN, dikutip Sabtu (7/9/2024).

Ia menjelaskan, siklus gempa megathrust di segmen Selat Sunda terjadi setiap 400 tahun. Dengan penghitungan pergerakan 6 cm per tahun, maka pergerakannya dalam 400 tahun mencapai 24 meter.

"Kalau energinya dilepas sekaligus kami dapatnya kekuatan gempanya bisa M 8,8 kalau satu segmen Selat Sunda saja. Tapi kalau segmennya di seluruh Jawa bisa M 9,0 atau mirip dengan gempa Aceh dan Jepang," kata dia.

 "Dari pemodelan tsunami yang kami buat, jika dengan skenario di selatan Jawa, ketinggiannya bisa antara 5-20 meter," ia menambahkan.

Lebih lanjut, Nuraini mengatakan saat ini terdeteksi akumulasi energi yang lebih besar di Jawa bagian barat, yakni area Lebak, Banten.

"Masih kami monitor terus, mungkin di daerah Lebak Banten bisa sampai 20 meter. Area lainnya kemungkinan 5 meter," ia menuturkan.

 

Hindari atau tunda dulu berlibur bermain ke wilayah pantai hingga gempa ini sudah terjadi..

 

 
Like us on Facebook