MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

September 6, 2025

Kronologi Ibu Bunuh Diri dan Racuni 2 Anak Balitanya

Baca Artikel Lainnya

Pemerintah harusnya malu, karena gagal membuat rakyatnya minimal mudah mendapatkan lapangan kerja bisa diserap semua golongan pekerjaan agar minimal bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari. Apakah para pejabat & koruptor tak malu ? Lalu keijakan politik Prabowo memaafkan koruptor Hasto Kristianto dan Tom Lembong sangat menyakiti hati rakyat. 

Faktor tekanan Ekonomi yang  menekan rakyat kelas menengah ke bawah membuat yang mental dan imannya kuat memilih jalan kekal di neraka yaitu bunuh diri.

 


Adanya seorang ibu muda, Ny.En (34) yang diduga bunuh diri dengan cara mengikat lehernya dengan tali lalu diikatkan ke kusen rumah kontrakannya, membuat geger warga Kampung Cae, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Apalagi di rumah kontarakan itu tak hanya Ny,En yang tewas, dua anak laki-lakinya juga kehilangan nyawa dengan kondisi mengenaskan. Yang satu berusia 6 tahun ditemukan di ruang tamu, yang satu sesosok bayi 11 bulan jasadnya tergeletak di ruang tengah.

Diduga, sebelum Ny.En gantung diri, ia terlebih dahulu menjerat kedua anaknya dengan tali. Hal ini diduga karena ada bekas atau jejas pada leher kedua bocah tak berdosa ini.

Dugaan Ny,En bunuh diri semakin kuat, sebab polisi menemukan selembar surat wasiat yang ditulis tangan berupa curahan hati Ny.En, isinya sangat mengiris dan menyentuh hati. Surat itu diduga dibuat sebelum dia mengakhiri hidupnya dan menghilangkan nyawa kedua anaknya, Jumat (5/9/2025).


VIDEO

https://www.youtube.com/watch?v=EuTyAeQmjIk&rco=1 

 

 https://www.youtube.com/watch?v=YyRUUxh7glU

 

 


Apa isinya, berikut inilah tulisan tangan Ny.En pada selembar kertas yang ditemukan dan kini berada di tangan polisi. Surat ini ditulis tangan oleh Ny. En dalam bahasa Sunda.

"Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, aa sadayana hampura abi, hampura abi ngakakukeun kieu. Abi tos cape lahir batin, abi tos teu kuat ngajalani hirup kieu, abi cape hirup ngagugulung hutang nu euweuh beresna, kalah beuki nambahan beuki dieu teh, bari abi te apal. hutang ka saha wae, sabaraha atawa urut naon.

Abi cape boga salaki gede bohong wae teh, euweuh sadarna. Abi cape dinyerihatekeun wae teh, puguh ning ku batur geus dikucilkeun, pada ngomongkeun, pada mikangewa bari jeung teu ramasa salah.

Boga salaki kalah hayoh we gede bohong jeung gede hutang, CAPEEEEEEEEEEEEE sugan abi jeung budak geus maot mah aya sadarna, mun henteu sadar ge keun bae nu penting teu nyangsarakeun ka budak. Era karunya ngahesekeun wae lanceuk + kolot teh, abi geus euweuh mah moal ngahesekeun wae.

Hampura abi teu bisa mulang tarima ka kolot jeung lanceuk-lanceuk. Aa Alif, Dede Arlan, hampura mamahnya. Jalana kudu kieu, bakat ku nyaah mamah teh, daripada ditinggalkeun ku mamah, karunya ka ema.

Mamah leuwih rido ka naraka daripada ninggal Aa + dede sangsara. da Aa + dede mah can gaduh dosa. keun we mamah nu nanggung dosana ka naraka, teu rido hirup dibawa susah wae ku mamah teh.

Hampura mamah teu tiasa nyumponan sagala kabutuhan Aa + dede, hampura mamah teu tiasa ngabahagiakeun Aa + dede. Hampura aa teu jadi tari-nya. hampura Mamah. Aa + dede mah Insha Alloh ka surga."

Seperti diberitakan, warga Kampung Cae, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung dibuat geger menyusul ditemukannya seorang ibu muda tewas. Selain ibunya, dua jasad anak laki-lakinya juga ditemukan Jumat (5/9/2025) pagi.

Ibu muda ditemukan tergantung tambang di lehernya dan ujung tamnbang lainnya di kusen pintu, sedangkan dua anak laki-lakinya masing-masing berusia 6 tahun dan 11 bulan ini ditemukan tergeletak di ruang tamu dan ruang tengah rumah kontrakannya. Ketiga korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

Berdasarkan informasi dari sejumlah saksi di tempat kejadian perkara (TKP), ada dugaan ibu muda tersebut terlebih dahulu membunuh kedua putranya, selanjutnya dia mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Saat polisi mendatangi, mengamankan dan mengolah TKP, ditemukan selebar surat yang ditulis tangan isinya curahan hati korban dalam menghadapi persoalan hidupnya. Sementara Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aldi Subartono, dan jajarannya yang langsung mendatangTKP melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Ya, kami menemukan tiga jenazah, yaitu Ny.En (34) yang meninggal dunia dengan kondisi lehernya terikat dan tubuhnya tergantung di kusen pintu. Sedangkan putra sulungnya, Ap anak berusia 6 tahun ditemukan dengan ada jeratan tali di lehernya terbaring di ruang tamu, termasuk juga bayi berusia 11 bulan ditemukan meninggal juga lehernya terjerat tali di ruang tengah.

"Ketiga jasad telah sudah dievakuasi dan dibawa ke RS Sartika Asih untuk otopsi,” kata ungkap Kasatreskrim Polresta Bandung, Kompol Lutfhi Olot Gigantara. Berdasarkan olah TKP, polisi tidak menemukan tanda kekerasan dari pihak luar. Termasuk pintu dan jendela rumah terkunci rapat yang akhirnya harus didobrak warga.

"Setelah melihat TKP, untuk sementara peristiwa ini tak ada keterlibatan orang luar. Kemungkinan besar perbuatan ini dilakukan oleh ibu korban sendiri," ungkapnya.

Selain itu, kata Lutfhi. Pihaknya juga menemukan surat wasiat yang diduga ditulis korban. Dalam proses penyelidikan, polisi telah memeriksa sejumlah saksi, di antaranya suami dan ayah korban, tetangga terdekat serta teman korban.

Hingga berita ini ditulis, dugaan sementara,kejadian tragis tersebut i dilatarbelakangi persoalan ekonomi dan rumah tangga. Sejumlah tetangga korban merasa kaget atas peristiws tersebut. Menurut mereka, keseharian korban terlihat biasa saja tak terlihat ada tanda-tanda masalah.

"Jujur saya kaget pasalnya setiap hari biasa ketemu tak terlihat ada masalah. Suaminya kerap tak ada di rumahnya," tutur Lilis (45) tetangga korban

 

Seorang tetangga, Yogi Ramdani, menyatakan bahwa sebelum kejadian, ada beberapa orang asing yang sering mendatangi kontrakan tersebut dan menanyakan keberadaan suami korban.

Orang-orang itu selalu menanyakan keberadaan suami korban, meski tidak jelas untuk keperluan apa.

"Orang asing sering ke sini, nanya ke saya. Enggak tahu mau apa, nanyain suaminya korban. Jadi tiba-tiba nanya ke sini aja itu orang asing, banyak lah beberapa kali ada," ujar Yogi saat ditemui, Jumat (5/9/2025).

Berdasarkan keterangan tersebut semakin menguatkan dugaan adanya persoalan utang yang membelit keluarga EN. 

 

Menurutnya, dini hari itu suami korban, YS, baru pulang kerja dan tidak mendapat jawaban meski sudah berulang kali memanggil istrinya.

"Dari situ suaminya coba lihat lewat ventilasi, kelihatan kaki anaknya."

"Tapi enggak ada jawaban juga. Akhirnya pintu didobrak warga, dan pas kebuka, istri dan anak-anaknya sudah meninggal. Suaminya langsung histeris," katanya.

Yogi menambahkan, selama ini korban dikenal biasa saja dalam kesehariannya.

Bahkan, pada sore sebelum peristiwa itu terjadi, EN masih terlihat keluar rumah untuk membeli jajanan.

"Kesehariannya normal saja, enggak kelihatan ada masalah."

"Beberapa hari terakhir juga engga pernah dengar ada suara ribut-ribut. Korban seringnya di rumah, karena punya anak yang masih bayi," ucapnya.

Polisi kini terus mendalami kasus ini dengan memeriksa sejumlah saksi, termasuk keluarga dan tetangga korban, untuk mengungkap motif di balik tragedi memilukan ini.

 

Berikut sejumlah fakta memilukan dari kasus ini:

1. Ditemukan Suami Saat Pulang Kerja

Ketiganya pertama kali ditemukan oleh suami korban, YS, sekitar pukul 04.00 WIB setelah ia pulang kerja.

Saat masuk ke dalam rumah kontrakan, YS mendapati istri dan kedua anaknya sudah dalam keadaan tak bernyawa.

2. Awalnya Diduga Keracunan, Ternyata Dianiaya

Polisi sempat menduga kematian tersebut akibat keracunan.

Namun, hasil olah TKP dan penyelidikan membuktikan bahwa anak-anak meninggal akibat dianiaya oleh ibunya sendiri.

Setelah itu, sang ibu mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Kasat Reskrim Polresta Bandung Kompol Luthfi Olot Gigantara menegaskan, "Ketiga korban ini meninggal dunia bukan karena orang luar, melainkan oleh ibu dari anak-anak itu sendiri. Kepastian ini didukung dengan adanya surat wasiat." 

 

3. Tinggalkan Surat Wasiat Pilu di Dinding Kontrakan

Di lokasi kejadian, polisi menemukan surat wasiat yang ditempel di dinding rumah kontrakan.

Dalam tulisan tangannya, EN mengungkapkan rasa putus asa karena hidup terus dihimpit masalah utang dan konflik rumah tangga.

Ia menulis bahwa dirinya lebih rela masuk neraka daripada melihat anak-anaknya hidup sengsara.

EN bahkan meminta maaf kepada anak-anak karena merasa tidak mampu membahagiakan dan memenuhi kebutuhan mereka.


4. Terjerat Utang Pinjol dan Judi Online
 

 Dalam surat tersebut, EN juga mengeluhkan jeratan utang yang terus menumpuk akibat pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol) yang dilakukan suaminya.

Ia menuturkan bahwa semakin hari, beban hutang semakin besar hingga ia tidak lagi tahu jumlah dan kepada siapa saja mereka berutang.

Selain itu, EN mengaku lelah terus ditipu dan dibohongi suami, serta merasa dikucilkan oleh lingkungan sekitar. 

 

5. Pesan Terakhir untuk Keluarga

EN meminta maaf kepada orangtua, saudara, dan kerabatnya. Ia menulis bahwa dirinya sudah lelah lahir batin, tidak kuat lagi menanggung beban hidup, dan memilih mengakhiri semuanya bersama anak-anaknya.

Dalam wasiat itu, ia juga menyebut bahwa kedua anaknya masih suci tanpa dosa, sehingga yakin mereka akan masuk surga.

Hingga saat ini, polisi masih mendalami kasus ini, terutama terkait motif mendalam dan dugaan keterlibatan persoalan ekonomi keluarga korban.

Surat wasiat yang ditemukan menjadi salah satu bukti kunci dalam penyelidikan.

 


 

 

refereneces

https://kejakimpolnews.com/peristiwa/30344/-capeee--salaki-gede-bohong-jeung-loba-hutang--itulah-surat-ny-en-sebelum-ditemukan-tewas-tergantung-bersama-dua-putranya.html

 

 
Like us on Facebook