Aspek fisik, mental, dan sosial saling berkaitan satu sama lain. Beberapa pasien yang pada awalnya didiagnosa mengalami penyakit fisik tertentu, dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial. Contohnya yaitu seorang pasien yang tidak harmonis dengan keluarganya serta kurangnya dukungan sosial, mampu memunculkan stres berkepanjangan dan gaya hidup yang tidak sehat, sehingga menyebabkan penyakit degeneratif tertentu, misalnya hipertensi, diabetes, stroke dan sebagainya.
Pada kasus lain, terdapat beberapa pasien yang pada awalnya mengalami gejala-gejala fisik, namun setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, tidak ditemukan penyakit fisik apapun, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami gangguan psikologis tanpa adanya penyakit fisik yang menyertainya. Gangguan psikologis ini dapat disebut sebagai gangguan somatisasi. Gejala-gejala somatisasi dapat berupa adanya rasa sakit pada seluruh tubuh atau bagian-bagian tubuh tertentu saja secara berulang, meskipun secara medis tidak ditemukan adanya penyakit fisik apapun.
Pasien yang mengalami gejala-gejala fisik, akan merespon rasa sakitnya dengan cara yang tepat atau tidak tepat. Dalam ilmu psikologi, cara pasien merespon terhadap rasa sakitnya dapat disebut sebagai coping behavior, yang terdiri dari dua jenis yaitu defensive coping dan direct coping.
Pasien yang tidak mampu merespon rasa sakitnya dengan tepat, disebut sebagai defensive coping, yaitu pasien yang tidak mampu menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami penyakit sehingga mengabaikan gejala-gejala fisik yang dialaminya dan tidak mengubah gaya hidupnya, adanya pikiran dan emosi yang ditekan/tidak diekspresikan, adanya target terhadap diri sendiri dan tidak menyadari keterbatasan dirinya, sehingga terlalu berlebihan dalam menjaga kesehatannya.
Selain itu, pasien juga mengalami ketakutan berlebihan atau terus-menerus memikirkan penyakitnya, menyalahkan diri sendiri karena ketidakmampuan dalam menjaga kesehatannya, serta mempertahankan pola pikir dan perilakunya yang tidak sesuai dengan keyakinan dirinya agar diterima di lingkungan sosialnya. Sedangkan pasien yang mampu merespon rasa sakitnya dengan tepat, dapat disebut dengan direct coping, yaitu pasien yang mampu menerima keterbatasan diri dan penyakit yang dialaminya, mau mencoba gaya hidup atau metode baru yang lebih tepat untuk menanggulangi penyakitnya apabila mengalami kegagalan dalam menerapkan gaya hidup atau metode yang lama. Selain itu, pasien juga mampu mengekspresikan dan menemukan solusi yang terbaik untuk mengatasi tekanan pikiran dan perasaannya.
Psikoterapi merupakan suatu intervensi psikologis dengan menggunakan beberapa teknik terapi yang dilakukan oleh psikolog klinis, yang bertujuan untuk memotivasi pasien agar dapat melakukan direct coping, sehingga dapat memperkuat motivasi utk melakukan hal-hal yang positif, mengurangi tekanan emosional, membantu mengembangkan potensi-potensi pasien, memperbaiki perilaku, mengubah pola pikir pasien, meningkatkan pengetahuan dan cara mengambil keputusan dengan tepat, meningkatkan kesadaran diri (insight), mengubah lingkungan sosial klien, serta meningkatkan kesadaran dan kontrol terhadap kondisi tubuh. Pasien yang mampu melakukan direct coping akan cenderung merasa lebih sehat dan bahagia, meskipun mempunyai penyakit yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
references by indopos
Follow @A_BlogWeb
Pasien yang mengalami gejala-gejala fisik, akan merespon rasa sakitnya dengan cara yang tepat atau tidak tepat. Dalam ilmu psikologi, cara pasien merespon terhadap rasa sakitnya dapat disebut sebagai coping behavior, yang terdiri dari dua jenis yaitu defensive coping dan direct coping.
Pasien yang tidak mampu merespon rasa sakitnya dengan tepat, disebut sebagai defensive coping, yaitu pasien yang tidak mampu menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami penyakit sehingga mengabaikan gejala-gejala fisik yang dialaminya dan tidak mengubah gaya hidupnya, adanya pikiran dan emosi yang ditekan/tidak diekspresikan, adanya target terhadap diri sendiri dan tidak menyadari keterbatasan dirinya, sehingga terlalu berlebihan dalam menjaga kesehatannya.
Selain itu, pasien juga mengalami ketakutan berlebihan atau terus-menerus memikirkan penyakitnya, menyalahkan diri sendiri karena ketidakmampuan dalam menjaga kesehatannya, serta mempertahankan pola pikir dan perilakunya yang tidak sesuai dengan keyakinan dirinya agar diterima di lingkungan sosialnya. Sedangkan pasien yang mampu merespon rasa sakitnya dengan tepat, dapat disebut dengan direct coping, yaitu pasien yang mampu menerima keterbatasan diri dan penyakit yang dialaminya, mau mencoba gaya hidup atau metode baru yang lebih tepat untuk menanggulangi penyakitnya apabila mengalami kegagalan dalam menerapkan gaya hidup atau metode yang lama. Selain itu, pasien juga mampu mengekspresikan dan menemukan solusi yang terbaik untuk mengatasi tekanan pikiran dan perasaannya.
Psikoterapi merupakan suatu intervensi psikologis dengan menggunakan beberapa teknik terapi yang dilakukan oleh psikolog klinis, yang bertujuan untuk memotivasi pasien agar dapat melakukan direct coping, sehingga dapat memperkuat motivasi utk melakukan hal-hal yang positif, mengurangi tekanan emosional, membantu mengembangkan potensi-potensi pasien, memperbaiki perilaku, mengubah pola pikir pasien, meningkatkan pengetahuan dan cara mengambil keputusan dengan tepat, meningkatkan kesadaran diri (insight), mengubah lingkungan sosial klien, serta meningkatkan kesadaran dan kontrol terhadap kondisi tubuh. Pasien yang mampu melakukan direct coping akan cenderung merasa lebih sehat dan bahagia, meskipun mempunyai penyakit yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
references by indopos