MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

December 28, 2020

Kode Busi NGK untuk Motor

Baca Artikel Lainnya

Sebagai pemasok busi (OEM) untuk beberapa brand sepeda motor, seperti Yamaha dan Honda, NGK menyarankan memasang busi sesuai kode pabrikan jika ingin mengganti busi. Busi merupakan komponen penting pada siklus pembakaran mesin berbahan bakar bensin. 


Penggunaan tipe busi yang tidak tepat dapat memberikan beberapa dampak buruk bagi kendaraan, mesin motor dapat dinyalakan. Pada dasarnya, setiap parbirkan sepeda motor sudah mempunya standar busi yang disarankan. Sehingga, kalau ingin mengganti busi dengan merek lain, sebaiknya dipastikan panjang ulirnya sama, karena jika tidak akan mengganggu pengapian dan kelistrikan motor

Fungsi busi sendiri adalah, untuk memercikan api ke ruang mesin motor, sehingga terjadi proses pembakaran bensin yang akan menggerakan piston.  Jika busi terlalu pendek, akan terjadi penumpukan karbon. Sementara, kalau terlalu panjang, busi akan cepet overheat dan rawan terbentur piston. Cara mudah agar tidak salah saat memilih busi adalah dengan melihat kode busi dan menggantinya dengan yang sama. Karena jika salah kode, dapat memperburuk kinerja mesin bahkan mengakibatkan banyak masalah.



Karena banyak tipe dan jenis busi NGK yang dijual di Indonesia, ada baiknya kita harus jenis busi sesuai peruntukannya. Dalam hal ini kita bahas busi motor. Kesalahan dalam memilih busi tentunya bisa berakibat fatal pada motor, khususnya di sektor mesin


1. Nickel standar

Ini adalah jenis busi standar yang dipakai hampir semua motor di Indonesia. Busi ini juga digunakan sebagai standar OEM setiap pabrikan motor. Busi ini diperuntukan pemakaian motor sehari-hari.


2. Platinum G-Power

Jika ingin naik kelas dari busi standar, busi jenis G Power bisa menjadi solusi. Memiliki bahan platinum pada elektroda pusat dan trapesium pada elektroda ground. Fiturnya dan keunggulannya kendaraan jadi mudah saat start atau saat pertama kali dihidupkan, pengapian lebih baik dari tipe standar dan efisiensi/hemat bahan bakar dari busi standar. Bisa digunakan semua jenis motor sesuai dengan tipe/KODEnya. 

Tipe ini masih aman bagi mesin untuk digunakan harian aatau beraktifitas sehari-hari dan harga masih tergolong terjangkau dibanding yang berbagan Iridium yang masa pakainya juga sama sekitar 8 ribu kilometer


3. Iridium IX

Memiliki bahan iridium pada elektroda pusat dan taper cut pada elektroda ground. Fiturnya dan keunggulannya sama seperti G-Power namun dengan tambahan teknologi Thermo Edge Design. Dimana teknologi tersebut dapat membersihkan endapan karbon ketika terjadi percikan. Busi ini juga bisa digunakan semua jenis motor sesuai dengan tipenya. dan mesin yang sudah dimodifikasi boreup atau tuneup

penggunaan busi jenis ini bila tanpa mengubah settingan karburator, akan berdampak pembakaran jadi terlalu rich. Sehingga dalam pemakaian lama akan menciptakan tumpukan karbon pada elektroda busi (carbon fouling) maupun ruang bakar. Efek lainnya, emisi gas buang jadi lebih jelek dibanding waktu pakai busi standar.  

busi jenis iridium umumnya punya spek lebih dingin dari busi standar. Sehingga otomatis membuat pembakaran jadi kurang sempurna, terutama di putaran / RPM rendah


4. Laser platinum

Ini produk kelas atasnya NGK. Biasanya dijadikan standar penggunaan motor sport diatas 250cc atau digunakan untuk motor-motor berkubikasi besar. Fitur dan keunggulannya sama seperti Iridium IX dengan ditambah daya tahan umur busi lebih panjang. Motor standar dibawah 250cc belum bisa menggunakan busi jenis ini.

Selanjutnya masih ada Laser Iridium, Iri series yang terbagi menjadi 3 yaitu Iriway, Iritop, Irimac, terakhir Racing competition.

BUSI NGK MOTOGP

Untuk MotoGP musim 2018  sendiri sebut saja dari Ducati Team, lalu Repsol Honda, Monster Yamaha Tech 3, Movistar Yamaha MotoGP, Estrella Galicia 0,0 Marc VDS, Team Suzuki Ecstar, LCR Honda semuanya menggunakan busi NGK.

Meski tidak mengetahui secara detail part number busi NGK yang digunakan, namun jelasnya Busi NGK Racing Competition yang warna merah, basicnya di ARRC pakai tipe R0373A. Untuk tipe pastinya ternyata setiap pabrikan mempunyai privasi masing-masing yang tidak boleh diketahui public


ARTI KODE R PADA BUSI NGK

Banyak pemilik motor yang membeli busi NGK dengan kode R pada bagian businya. Namun, enggak sedikit para pemilik motor yang mengira kode R pada busi NGK adalah Racing. Padahal, maksud kode R tersebut jauh dari yang namanya racing

Banyak pemilik motor yang membeli busi NGK dengan kode R pada bagian businya. Namun, enggak sedikit para pemilik motor yang mengira kode R pada busi NGK adalah Racing. Padahal, kenapa ada busi berkode R alias pakai resistor? Ternyata busi kode R itu untuk motor injeksi. Kode R tersebut bukan singkatan dari Racing

Resistor tersebut berguna untuk membuang induksi kelistrikan agar tidak mengacaukan ECU pada motor injeksi.Dari perbedaan fisiknya bisa dilihat pada kode busi, misal busi biasa berkode C7HSA, maka busi resistor jadi CR7HSA.

Selain resistornya itu, dari material bahan dan yang lainnya, busi motor injeksi dan motor karburator sama persis.maksud kode R tersebut jauh dari yang namanya racing.

Jadi motor yang masih pakai karburator bisa saja pakai busi berkode R.Namun kalau motor injeksi, sebaiknya jangan pakai busi biasa yang tidak ada kode R-nya karena bisa berdampak ECU.. Tentu dampaknya enggak langsung kelihatan saat dipasang, tapi bisa muncul tiba-tiba.. Jadi jangan ambil risiko, kalau pakai motor injeksi ya lebih baik minta busi dengan resistor.

Kode huruf pertama ( C ) menunjukkan diameter ulir. untuk kode C memiliki diameter ulir 10 mm.

Kode huruf R menandakan busi tersebut memiliki Resistan atau hambatan tertentu

Kode angka ( 7 ) menunjukkan tingkat panas busi tersebut. Dimana semakin panas busi maka semakin rendah bandwith panasnya.

Kode huruf  EH  menunjukkan panjang ulir dan juga variasinya ( ada sebagian busi yang ulirnya gak full )

Kode angka –9 di belakang menunjukkan gap ( jarak elektroda dengan kutub negatif ) angka 9 disini menunjukkan gap 0,9 mm

Contoh lain…

Busi NGK dengan Kode CPR8EA

C = memiliki diameter ulir 10 mm

P = Projected ( elektroda nongol ) tidak sejajar bibir ulir

R = memiliki resistan (hambatan)

8 = Heat Range atau tingkat panas 8 ( untuk NGK tingkat panas busi di mulai dari angka 6 – 12 , semakin tinggi angkanya, maka semakin busi semakin dingin )

E = panjang ulir 19,0 mm

A = desain spesial (berbeda dari busi pada umumnya )


Heat range pada busi sendiri merupakan tingkat panas setiap busi untuk beradaptasi dengan mesin.

Semakin tinggi angka heat range pada busi maka semakin kuat bekerja pada suhu mesin tinggi.

Diko Oktavianto, Technical Support PT NGK Busi Indonesia pernah kasih penjelasan, lakukan substitusi busi tanpa memperhatikan heat range punya dampak serius.


“Kalau mau substitusi busi, nilai heat range busi yang akan digunakan harus lebih tinggi. Contoh motor A busi bawaannya pakai heat range 5, dipasangkan busi heat range 6 itu aman," tambah Diko.

Meskipun bisa digunakan, ternyata masih ada efek yang muncul dari penggunaan busi dengan heat range yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.

"Paling kendalanya motor lebih sulit dihidupkan saat mesin dalam kondisi dingin,” yakinnya.

Diko mewanti untuk tidak mengganti busi bawaan dengan busi yang heat range-nya lebih rendah karena busi bisa pecah dan berbahaya buat mesin.

Jadi, saat lakukan substitusi busi jangan cuma fokus pada dimensi dan ulirnya saja, perhatikan juga nilai heat range-nya.



Diketahui busi motor merupakan komponen yang pemakaiannya tidak bisa tahan lama, maka dari itu harus dipantau secara berkala. Bagusnya tiap dua kali ganti oli, dibarengi satu kali mengganti busi. Untuk motor tiap jarak 6.000 km, karena bisanya mengganti oli itu 3.000 km sekali, sedangkan untuk mobil baiknya tiap 20.000 km

Namun selain itu juga bisa dikenali dengan beberapa kendala yang dialami oleh motor tersebut jika sudah waktunya untuk mengganti busi. Berikut ciri-ciri busi motor sudah harus diganti dikutip  dari GridOto.com,. Slahkan sesuaikan dan cek kondisi bagian motormu


1. Motor Sulit Dihidupkan

Selain Piston dan ring piston sudah aus, kompresi hilang, Ciri yang pertama busi motor harus diganti yaitu mesin motor sulit untuk dihidupkan, baik menggunakan electric starter maupun kick starter. Hal itu disebabkan karena busi motor yang tidak mampu memberikan percikan api yang cukup di ruang bakar. 

Jika kamu rasa  Piston dan ring piston motor kamu masih baru dan tak ada masalah pada kompresi motor, Cek juga bagian cangklong busi jika busi sudah diganti namun motor tidak mau dihidupkan melalui starter maupun kick starter


2. Muncul Gejala Berhenti Sesaat

Gejala tersebut kemungkinan terjadi karena missed fire atau kekurangan percikan api dalam ruang bakar alias silinder.Penyebabnya adalah kinerja busi sudah menurun. Namun, setelah digas sedikit, mesin akan kembali seperti semula. 


3. Ada Surging

Surging adalah pasokan udara di dalam ruang bakar terlalu besar.Udara yang terlalu banyak akan menyebabkan busi cepat kotor. Hal ini dikarenakan proses pembakaran yang tidak selesai di ruang bakar.


4. Akselerasi Motor Tidak Maksimal

Ketika akselerasi motor sudah tidak maksimal ketika digunakan, hal itu menandakan bahwa busi motor sudah mulai bermasalah. Hasilnya, tarikan motor tidak responsif saat digas, akselerasinya pun menjadi tidak maksimal.


5. Dengarkan Suara Mesin Saat Dihidupkan

Suara mesin saat stasioner, biasanya terdengar halus dan konstan. Namun, jika suara mesin motor terdengar kasar dan terasa ada getaran yang tak normal, kemungkinan busi motor sudah minta diganti.



Kode Busi STANDAR NGK

Agar tidak salah pilih, berikut daftar kode busi NGK sesuai tipe dan jenis motor Yamaha dan Honda:


Kode NGK MR9C-9N


Busi ini untuk Beat eSP Series, Genio, Scoopy Series, Sonic 150R, Supra GTR150, All New CB 150R, CBR 150R, dan CRF 150F


Kode NGK CR6HSA

Untuk Yamaha Mio Series, MIO J,  Fino KARBURATOR/Fino FI 115, FINO FI 125, Freego 125, Vega Force, Jupiter Z1, Jupiter Z, Vega R, Vega RR, dan Vega ZR


Kode NGK MR9K-9

Untuk Honda PCX dan ADV 150


Kode NGK CPR9EA-9

Untuk Honda Vario sSP Series dan CB150 Verza


Kode NGK CPR8EA-9

Untuk Beat Karburator Series, Beat Injeksi, Scoopy, Spacy, dan MegaPro FI dan motor di bawah tahun 2015


Kode NGK CPR7EA-9


Untuk Honda PCX dibawah 2018, SH 150i, dan Monkey


Kode NGK CPR6EA-9

Untuk Honda Super Cub C125, Karisma, Blade, Supra X 125 Series karburator dan injeksi, dan Revo FI Series


Kode NGK C6HSA


Untuk Yamaha Jupiter Z, Vega R, Vega RR, Vega ZR, dan Lexam


Kode NGK C7HSA


Untuk Yamaha Crypton, Jupiter, Mio di bawah 2012, dan Fino di bawah 2013


Kode NGK CPR8EA-9


Untuk Yamaha Lexy, Jupiter MX 135, Byson FI, Aerox 155, NMax, dan Tricity


Kode NGK CR7E


Untuk Yamaha Aerox 125, Majesty, Xeon, dan T-Max 500


Kode NGK CR8E


Untuk Yamaha MX King 150 dan Vixion


Kode NGK CR93


Untuk Yamaha Xabre, MT-15, R15, MT-25 dan R25 di bawah 2018


Kode NGK MR8E

Untuk Yamaha MT-25 dan R25.


Untuk versi G Power PLATINUM datam bahan kode GP sebelum kode -9.. 

atau hilangkan 2 kode karakter menjadi GP

contoh.. 

  • busi NGK Standar CPR6EA-9 dan kode versi Platinumnya adalah CPR6EAGP-9
  •  busi NGK Standar CR6HSA dan kode versi Platinumnya adalah CR6HGP





Tanda Warna Kesehatan Busi Motor




1. Abu-abu atau Merah Bata

Warna abu-abu atau merah bata pada ujung besi atau insulator mengindikasikan bahwa kondisi busi dalam keadaan baik dan normal. Pada kondisi ini, proses pembakaran di ruang mesin pun dalam keadaan optimal dan efisien.


2. Hitam dan Kotor

Elektroda busi berwarna hitam mengindikasikan adanya ketidak seimbangan campuran bahan bakar dan udara. Kotoran atau lapisan karbon sisa pembakaran yang menempel dapat membuat mesin jadi sulit dihidupkan, putaran mesin tidak stabil, dan konsumsi bensin menjadi lebih boros. Jika busi dalam kondisi kotor, maka harus segera dilakukan pembersihan busi dan pengecekan kondisi mesin.


3. Putih Pucat

Kondisi ini menunjukkan bahwa busi dalam keadaan terlalu panas. Jika tidak segera ditangani, maka komponen mesin di ruang bakar akan lebih cepat rusak, bahan bakar menjadi lebih boros, dan akselerasi motor menurun. Untuk menghindari kondisi ini, pastikan spesifikasi busi sesuai rekomendasi buku pedoman pemilik dan lakukan penggantian tipe busi dengan spesifikasi yang sesuai.

4. Aus

Busi dapat menjadi aus jika pengapian terlalu cepat dan kurangnya waktu pendinginan, yang akan berdampak pada penurunan akselerasi dan power sepeda motor. Pastikan jenis bahan bakar yang digunakan telah sesuai dengan buku pedoman pemilik sepeda motor Honda agar busi terhindar dari kondisi aus, dan lakukan penggantian busi baru jika diperlukan.

5. Hitam dan Berlumur Oli

Ujung busi berwarna hitam dan belumur oli, bisa jadi indikasi bahwa ada kebocoran ring piston atau seal klep sehingga oli mesin yang masuk ke ruang bakar. Kondisi ini dapat membuat pembakaran campuran udara dan bahan bakar tidak sempurna sehingga asap knalpot menjadi lebih tebal. 

Tentu saja hal itu akan meningkatkan pencemaran udara dan mengganggu pengendara lain di sekitar dan jika dibairkan akan merusak mesin motor yg bisa akibatkan turun mesin.  Jika kondisi ini terjadi, segera periksa tekanan kompresi dan kondisi busi. Atau jika motor lebih dari 6 tahun kemunkinan harus mengganti Piston dan ring pistonnya


Mungkin kalian ada yang bertanya, kenapa busi motor harus diganti meskipun masih hidup?

Busi bawaan di motor sendiri dianjurkan pabrikan untuk diganti setelah digunakan sejauh 8.000 km.

Namun, kenyataannya masih banyak bikers yang belum mengganti busi di motor padahal sudah digunakan puluhan ribu kilometer.

Alasan utama bikers tidak mengganti busi meskipun umur pakainya sudah jauh melebihi rekomendasi karena busi masih hidup dan tidak membuat motor bermasalah.

Kalau ada jenis motor yang terlewat tambahkan di kolom komentar

Lalu kenapa busi motor harus diganti meskipun masih hidup saat digunakan jauh melebihi rekomendasi usia pakai?

 banyak efek negatif ke mesin saat menggunakan busi melebihi usia pakai. Memang mesin masih hidup dan motor masih bisa digunakan. Namun, busi yang usia pakainya sudah lebih dari anjuran, bikin api yang dipercikan lemah dan proses pembakaran jadi tidak optimal




 
Like us on Facebook