MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

February 17, 2021

Tokopedia Berikan Data Penggunanya Pada Rekanan Bisnis

Baca Artikel Lainnya

Tokopedia beberapa waktu lalu memperbarui kebijakan privasi penggunaan platformnya. Salah satu poin kebijakan tersebut mengatur tentang pengungkapan data pribadi pengguna kepada mitra e-commerce tersebut. 



Hal tersebut tercantum dalam kebijakan Poin C nomor 1a, yang berbunyi "dibutuhkan adanya pengungkapan Data Pribadi Pengguna kepada mitra atau pihak ketiga lain yang membantu Tokopedia dalam menyajikan layanan yang tersedia atau layanan yang di kemudian hari akan tersedia pada situs dan memproses segala bentuk aktivitas pengguna dalam situs, termasuk memproses transaksi, verifikasi pembayaran, promosi, dan pengiriman produk". 


Tokopedia pun mengonfrimasi hal tersebut. External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, mengatakan pengungkapan data kepada mitra dilakukan untuk memberikan layanan di situs/aplikasi Tokopedia, melakukan riset atau pengembangan situs atau aplikasi, serta menyajikan konten yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. "Tokopedia juga mengonfirmasikan bahwa kami melakukan pengungkapan data kepada mitra yang bekerja sama dengan Tokopedia," ungkap Ekhel kepada KompasTekno, Selasa (16/2/2021). Hal tersebut, menurut Ekhel, sejalan dengan salah satu DNA Tokopedia, yaitu "fokus pada konsumen". Namun, Ekhel tidak merinci pihak ketiga yang dimaksud.



Ekhel juga mengimbau agar pengguna Tokopedia mau membaca dan mempelajari seluruh isi kebijakan privasi yang telah diperbarui melalui laman https://www.tokopedia.com/privacy/. Ekhel mengatakan, hal tersebut merupakan upaya Tokopedia untuk memastikan agar setiap pengguna memahami bagaimana informasi mereka digunakan dan memiliki kendali atas informasi pribadi mereka. Meskipun data dapat dibagikan, Ekhel mengatakan Tokopedia tetap mengutamakan keamanan dan kerahasiaan data pengguna dalam setiap pengelolaannya. "Kerahasiaan dan keamanan data pribadi pengguna akan selalu menjadi prioritas utama, dan ini akan terus menjadi upaya berkelanjutan dari kami, karena bisnis Tokopedia adalah bisnis kepercayaan," jelas Ekhel. Dalam kebijakan terbaru,


 Tokopedia menambah beberapa poin baru yang belum ada di kebijakan sebelumnya. Adapun poin baru tersebut adalah "Keamanan, Penyimpanan dan Penghapusan Data Pribadi Pengguna", "Akses dan Perbaikan Data Pribadi Pengguna atau Penarikan Kembali Persetujuan", "Pengaduan terkait Perlindungan Data Pribadi Pengguna", dan "Hubungi Kami".

Revisi poin pengungkapan data Selain menambahkan poin-poin baru, Tokopedia juga merevisi sejumlah poin dalam kebijakan privasi penggunaan platform, yang sebelumnya sudah berlaku.

Pembaruan ditekankan di poin ketiga yang berjudul "Pengungkapan Data Pribadi Pengguna", di mana startup rintisan William Tanuwijaya ini menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan data pribadi penggunanya. Seperti yang dikatakan sebelumnya, pengguna harus paham bahwa data pribadi mereka bisa saja dibagikan ke mitra atau pihak ketiga lainnya, untuk kepentingan penggunaan platform. Adapun berbagai kepentingan yang dimaksud diklaim telah disebutkan dalam daftar kebijakan privasi, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Sebagai informasi, saat ini nilai valuasi Tokopedia ditaksir mencapai 7,5 triliun dolar AS atau sekitar Rp 104,5 triliun (kurs Rp 13.914). Menurut situs Crunch Base, startup unicron itu memiliki beberapa investor besar. Seperti Google, Temasek Holdings, Alibaba Group, Softbank, dan Sequoia. Google yang baru menanamkan investasinya di Tokopedia akhir tahun lalu, disebut memegang saham sebesar 1,6 persen.


Sementara Anderson Investments yang berafiliasi dengan Temasek, memiliki 3,3 persen saham. Selain itu, Tokopedia juga tercatat sebagai pemegang saham Ovo. Menurut laporan Deal Street Asia, Tokopedia dan afisiliasinya memegang 41 persen saham Ovo. Baru-baru ini, Tokopedia santer dikabarkan akan merger dengan strtup decacron Indonesia, Gojek. Merger keduanya akan membuka pintu untuk melantai di bursa saham.


Gojek dan Tokopedia disebut-sebut akan melakukan penggabungan atau merger. Saat ini kedua perusahaan disebut sedang menyelesaikan kesepakatan dan ditargetkan paling cepat rampung bulan ini.

Bloomberg melaporkan jika merger ini akan menjadikan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$ 35 miliar (Rp 490 triliun kurs Rp 14.000) hingga US$ 40 miliar (Rp 560 triliun).


Dikutip dari riset CLSA Indonesian Tech Sector Outlook disebutkan ini merupakan jumlah yang sangat besar dan paska merger pemegang saham Gojek akan mengontrol 60% entitas.

Sebelumnya Bloomberg juga melaporkan jika kedua raksasa startup ini akan hampir setara dengan kapitalisasi pasar BRI yang mencapai US$ 41 miliar.


Salah satu skenario yang dibahas adalah menggabungkan kedua perusahaan sebelum secara bersamaan mencatatkan mereka di Indonesia dan AS. Skenario lainnya adalah mendaftarkan Tokopedia di Jakarta, Indonesia terlebih dahulu, kemudian bergabung dengan Gojek sebelum mendaftarkan entitas gabungan di AS.


Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengungkapkan sebagai praktik bisnis yang wajar karena ekosistem akan terjadi dengan sendirinya. "Dengan win-win solution," terusnya.


Tokopedia adalah platform jual beli barang dan menjadi salah satu e-Commerce yang menguasai pasar. "Sedangkan Gojek punya ekosistem layanan transportasi, makanan, dan lainnya. Gojek belum punya e-Commerce. Dengan merger maka keduanya semakin besar," Aviliani menjelaskan.


Ekosistem digital yang lebih kuat berpotensi terbangun dari penggabungan dua entitas tersebut. Terlebih Gojek segera menjadi salah satu pemilik bank dengan keunggulan digital yaitu Bank Jago.


Tak sedikit para pengguna yang sudah "menukarkan" data pribadi berupa e-KTP dengan iming-iming gratis Ongkir, Selain data pribadi yg bisa diberikan kepada rekanan Tokopedia, Jangan heran jika Pada pasal B ayat 2 poin a, Tokopedia bisa memberikan rekomendasi produk, asuransi, pembiayaan, dan pinjaman. Anda bisa di-spam dengan SMS/Pesan Whatsapp yg mengganggu berupa penawaran produk kepada pengguna





refernces by kompas, detik

 
Like us on Facebook