Baca Artikel Lainnya
Tren Batu Bacan saat ini mulai berakhir. Hal ini ditandai dengan semakin lesunya penjualan batu akik di pasar batu Indonesia.
Kebanyakan pedagang mengeluh, karena batunya tidak laku terjual. Ia dahulu membeli batu Bacan dengan harga tinggi, jika saat ini dijual murah, ia akan rugi.
Sedangkan peminat batu kian hari kian menurun. Apalagi batu Bacan. Orang hanya bersedia beli Bacan asalkan murah.
Banyak faktor mempengaruhi, termasuk kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang menuju zona merah. Dollar Amerika terus menguat, saham-saham lokal melemah di bursa effek, nilai ekspor melempem, harga sembako naik. Serapan APBN rendah. Kondisi politik dan keamanan tidak stabil, membuat ekonomi Indonesia mengarah pada krisis 1998. Bahkan bisa jadi lebih parah lagi.
Pemain-pemain kelas atas di Batu Bacan yang duhulunya berani membeli batu Bacan dengan harga ratusan juta rupiah, kini tidak ada yang berani. Semuanya tiarap.
Karena mereka melihat pasar batu yang kian surut hari demi hari. Dan daya beli masyarakat yang kian rendah. Dipastikan jika anda mempunyai batu Bacan yang siap dijual dengan harga mahal, tidak akan laku terjual.
Anda harus tahu, bahwa harga Batu Bacan tidak akan naik, melainkan akan terus menurun. Apalagi jika kondisi ekonomi Indonesia terus melemah sebagaimana yang sedang terjadi saat ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4 persen, sangat parah.
Demam batu akik yang sempat naik tinggi kini mulai mereda. Omzet pedagang
Penjual cincin dan batu akik di Palembang mengakui terjadinya penurunan omzet. Penurunan terjadi karena semakin menurunnya minat pembeli.
"Permintaan pesanan pembuatan cincin yang sebelumnya dua tahun terakhir sangat banyak sehingga membuat kewalahan dan dengan berat hati menolak pelanggan, kini mulai sepi hanya ada beberapa pesanan saja perminggunya," kata salah seorang pengrajin cincin dan perhiasan Alpian di Palembang, Sabtu (15/8).
Dia menjelaskan, permintaan pembuatan cincin dari pehobi batu akik akhir-akhir ini mulai sepi dan jumlahnya terus berkurang. Alpian menduga masyarakat sudah mulai bosan berburu batu akik sehingga permintaan jadi sepi.
Sepanjang 2014 permintaan pembuatan cincin untuk mengikat batu akik sangat tinggi, namun memasuki 2015 berangsur mengalami penurunan dan pada dua bulan terakhir ini tergolong sepi.
Sebelumnya setiap hari terdapat puluhan penggemar batu akik yang meminta dibuatkan cincin untuk mengikat batu akik dengan bahan baku perak dan swasa. Dalam kondisi ramai itu, permintaan pembuatan cincin tersebut tidak bisa dipenuhi semuanya karena pesanan banyak yang belum selesai, namun kini dalam kondisi sepi paling banyak ada lima pesanan pembuatan cincin pengikat batu akik.
Sepinya permintaan pembuatan cincin dari pehobi batu akik mengakibatkan penurunan pendapatan pengrajin cincin dan perhiasan
APAKAH tren batu akik sudah berakhir? Inilah isu yang belakangan beredar luas di kalangan pedagang batu akik. Isu ini juga beredar luas di antara para gems lover.
Ada yang menilai telah berakhir, ada juga yang bilang belum berakhir. Sesungguhnya, isu yang beradar bahwa tren batu akik sudah berakhir, adalah opini sesat.
Tren batu pada hakikatnya belum berakhir. Hanya saja daya beli masyarakat menurun diakibatkan oleh krisis ekonomi yang mulai melanda Indonesia.
Hal ini dilihat dari nilai tukar rupiah yang terus melemah, serapan APBN rendah. Banyak proyek tersendat, akibatnya peredaran uang di masyarakat berkurang.
Imbasnya bukan hanya di pedagang batu akik, melainkan juga di seluruh para pedagang, kecuali yang menjual makanan.
Seluruh pedagang saat ini menjerit. Daya beli masyarakat untuk batu akik juga menurun, karena yang diutamakan adalah kebutuhan pokok.
Inilah yang berpengaruh terhadap tren batu akik, akibatnya banyak batu akik yang turun harga. Hal ini terpaksa harus dilakukan supaya batu laku terjual. Termasuk juga batu bacan yang turun harga. Trennya tetap ada, namun pasar batu akik yang lesu.
Demam batu akik yang sempat naik tinggi kini mulai mereda. Omzet pedagang
Penjual cincin dan batu akik di Palembang mengakui terjadinya penurunan omzet. Penurunan terjadi karena semakin menurunnya minat pembeli.
"Permintaan pesanan pembuatan cincin yang sebelumnya dua tahun terakhir sangat banyak sehingga membuat kewalahan dan dengan berat hati menolak pelanggan, kini mulai sepi hanya ada beberapa pesanan saja perminggunya," kata salah seorang pengrajin cincin dan perhiasan Alpian di Palembang, Sabtu (15/8).
Dia menjelaskan, permintaan pembuatan cincin dari pehobi batu akik akhir-akhir ini mulai sepi dan jumlahnya terus berkurang. Alpian menduga masyarakat sudah mulai bosan berburu batu akik sehingga permintaan jadi sepi.
Sepanjang 2014 permintaan pembuatan cincin untuk mengikat batu akik sangat tinggi, namun memasuki 2015 berangsur mengalami penurunan dan pada dua bulan terakhir ini tergolong sepi.
Sebelumnya setiap hari terdapat puluhan penggemar batu akik yang meminta dibuatkan cincin untuk mengikat batu akik dengan bahan baku perak dan swasa. Dalam kondisi ramai itu, permintaan pembuatan cincin tersebut tidak bisa dipenuhi semuanya karena pesanan banyak yang belum selesai, namun kini dalam kondisi sepi paling banyak ada lima pesanan pembuatan cincin pengikat batu akik.
Sepinya permintaan pembuatan cincin dari pehobi batu akik mengakibatkan penurunan pendapatan pengrajin cincin dan perhiasan
Ada yang menilai telah berakhir, ada juga yang bilang belum berakhir. Sesungguhnya, isu yang beradar bahwa tren batu akik sudah berakhir, adalah opini sesat.
Tren batu pada hakikatnya belum berakhir. Hanya saja daya beli masyarakat menurun diakibatkan oleh krisis ekonomi yang mulai melanda Indonesia.
Hal ini dilihat dari nilai tukar rupiah yang terus melemah, serapan APBN rendah. Banyak proyek tersendat, akibatnya peredaran uang di masyarakat berkurang.
Imbasnya bukan hanya di pedagang batu akik, melainkan juga di seluruh para pedagang, kecuali yang menjual makanan.
Seluruh pedagang saat ini menjerit. Daya beli masyarakat untuk batu akik juga menurun, karena yang diutamakan adalah kebutuhan pokok.
Inilah yang berpengaruh terhadap tren batu akik, akibatnya banyak batu akik yang turun harga. Hal ini terpaksa harus dilakukan supaya batu laku terjual. Termasuk juga batu bacan yang turun harga. Trennya tetap ada, namun pasar batu akik yang lesu.
Orang akan berfikir dua kali untuk membeli batu, sebab batu bagi para konsumen masuk kebutuhan sekunder, bukan kebutuhan pokok.
Percaya atau tidak, namun ini adalah fakta sebenarnya. Dan jika anda masih terus mempertahankan dan menyimpan batu Bacan untuk dijual dengan harga tinggi, percayalah anda akan menyesal tiada guna. Karena harganya akan terus menurun dan tiada pembeli. Sebab uang semakin hari akan semakin sulit didapatkan.
Jika anda penjual atau peminat Batu Bacan atau Bacan lovers, silahkan anda memberikan komentar atau berdebat atau mencaci artikel ini, tapi ini adalah fakta sebenarnya.
references by fajar, rimanews