Baca Artikel Lainnya
Anda akrab dengan sinema komedi romantis Thailand alias Thai romcom (romantic comedy)? Kalau dirunut lagi, Thai romcom menjadi fenomena hingga ke negeri luar Thailand lewat sukses besar SuckSeed (2011). Film yang mengisahkan band anak sekolahan berikut kisah cinta khas ABG yang menyertainya tersebut memikat banyak pecinta film. Sejak sukses SuckSeed, sinema Thailand tak hanya dikenal lewat film horornya atau film berlatar kerajaan masa lampau macam Ongbak. Orang mengenal sub-genre baru: Thai romcom.
film ini lahir dari sutradara yang melahirkan SuckSeed, Chayanop Boonprakob. Maka, pertanyaan yang timbul saat hendak menonton May Who? adalah, apa filmnya bakal sekeren SuckSeed? Sampai di sini, menonton sinema Thai romcom sejatinya adalah semacam pembelajaran sampai di mana Anda bertoleransi dengan budaya yang berbeda dengan tempat Anda tinggal. Saat Anda menerimanya (termasuk menerima kenyataan setampan apapun aktor Thailand, cara mereka bicara ya seperti itu, cempreng), Anda bolehlah bangga telah menjadi sosok yang toleran serta mampu menghargai budaya dan tradisi berbeda.
Punpun Sutatta Udomsilp (kedua kiri) saat memperkenalkan diri saat jumpa artis Thailand pemeran film May Who? di Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (24/10/2015). Punpun menjadi May Nhai, tokoh utama dalam film May Who? (Liputan6.com/Yoppy Renato)
Oke, cukup teori tentang Thai romcom-nya. Mari bicarakan filmnya, May Who?.
Konon di Thailand sana, May merupakan salah satu nama yang paling umum. Di sekolah pasti ada saja yang bernama May anu atau May itu. Tokoh kita bernama May. Tepatnya May Nhai (diperankan Sutatta "PunPun" Udomsilp, yang tampil menggemaskan di Seven Something). Jika diterjemahkan ke Inggris May Nhai berarti pula "May Who" yang secara harafiah bermakna "May siapa?" atau "May yang mana?". Dari sini, sineasnya bermaksud hendak bilang tokoh kita bukan sosok penting di sekolahnya, sebuah SMA dengan kurikulum Jepang-Thailand. Film ini judul (bahasa Inggris-nya) May Who?, sebab nama May adalah nama yang pasaran. Sebab nama May banyak sekali di Thailand, dan film ini bersetting di SMA. Di SMA itu banyak yang bernama May. Tokoh kita seseorang yang juga bernama May.
Di awal film kita diperkenalkan pada penggolongan kasta yang umum terjadi di sekolah. Ada kumpulan murid populer, murid kutu buku, atlet, dan yang terakhir mereka yang tak masuk kategori apapun alias mereka yang keberadaannya tak dianggap.
Tokoh kita yang lain, Pong (Bank Thiti dari serial Hormones The Series), murid yang gemar menggambar ala manga, termasuk golongan yang tak dianggap. Ia naksir cewek populer di sekolahnya.
Di lain pihak, kita kemudian juga tahu May naksir cowok paling populer di sekolah, Fame (Thanapob "Tor" Leeratanakachorn, ikut membintangi The Swimmer dan serial Hormones The Series). Pertama temanya. May Who? mengangkat cerita seorang murid SMA bernama May yang punya "kekuatan super", tubuhnya mengalirkan listrik. Filmnya kemudian fokus pada May yang kesulitan berinteraksi, terutama dengan lawan jenis. Padahal, May ditaksir siswa ngetop yang jadi atlet sekolah, Fame (Thanapob "Tor" Leeratanakachorn). Ia juga bersahabat dengan Pong (Bank Thiti), murid jago gambar yang naksir cewek lain di sekolah yang sama.
May Who? digarap sutradara Chayanop Boonprakob yang sukses membuat SuckSeedtahun 2011. Seperti SuckSeed, dengan sangat baik filmnya mampu merekam kehidupan remaja Thailand. Hebatnya pula, bagi kita di Indonesia ceritaya pun terasa dekat. Tak heran May Who? pun disambut antusias penggemar film Thailand di sini.
Mudah ditebak, Pong dan May lalu bersahabat. Belakangan benih-benih cinta pun malah tumbuh di antara mereka.
Melihat ceritanya yang begitu saja memang tak ada yang istimewa dari May Who? ini. Namun, ini bukan film kisah cinta remaja biasa. Film ini punya twist alias kelokan.
Kelokannya adalah May ternyata punya "kekuatan super"! Tubuhnya mengaliri listrik. Jika ia merasa terlalu sedih, terlalu gembira atau bersemangat detak jantungnya naik pesat. Melewati angka 120, tubuhnya mengalirkan listrik. Siapa saja yang menyentuh atau disentuhnya bakal kena setrum. Tentu menjadi persoalan bagaimana May bisa pacaran selayaknya orang normal dengan kondisi tubuh seperti itu.
Sutradara Chayanop Boonprakob menjadikan "kekuatan super" May bahan olok-olok yang tak ada habisnya. Ia membuat penonton terpingkal-pingkal sepanjang film. Sebagai bonus pula, ia menyelipkan animasi dua dimensi khas anime untuk momen-momen saat manga ciptaan Pong di buku tulisnya dihidupkan. Animasinya begitu halus. (Satu hal yang terlihat jelas di May who? adalah: jika Battle of Surabaya jadi ukuran pencapaian animasi dua dimensi kita, sinema kita sudah tertinggal jauh dari Thailand.)
Di balik kelucuan polah para tokohnya, film ini tetap menyajikan drama. Kita dibuat teraduk-aduk pada bagaimana kisah asmara tokohnya akan bermuara. Apa Pong dan May pada akhirnya mengakui kalau mereka saling jatuh cinta? Atau keduanya tetap pada pilihan hati pertama masing-masing?
Sinema Thai romcom tak pernah memberi jawaban yang gampang ditebak.
references by liputan6
modified by agunkzscreamo
Follow @A_BlogWeb
film ini lahir dari sutradara yang melahirkan SuckSeed, Chayanop Boonprakob. Maka, pertanyaan yang timbul saat hendak menonton May Who? adalah, apa filmnya bakal sekeren SuckSeed? Sampai di sini, menonton sinema Thai romcom sejatinya adalah semacam pembelajaran sampai di mana Anda bertoleransi dengan budaya yang berbeda dengan tempat Anda tinggal. Saat Anda menerimanya (termasuk menerima kenyataan setampan apapun aktor Thailand, cara mereka bicara ya seperti itu, cempreng), Anda bolehlah bangga telah menjadi sosok yang toleran serta mampu menghargai budaya dan tradisi berbeda.
Oke, cukup teori tentang Thai romcom-nya. Mari bicarakan filmnya, May Who?.
Konon di Thailand sana, May merupakan salah satu nama yang paling umum. Di sekolah pasti ada saja yang bernama May anu atau May itu. Tokoh kita bernama May. Tepatnya May Nhai (diperankan Sutatta "PunPun" Udomsilp, yang tampil menggemaskan di Seven Something). Jika diterjemahkan ke Inggris May Nhai berarti pula "May Who" yang secara harafiah bermakna "May siapa?" atau "May yang mana?". Dari sini, sineasnya bermaksud hendak bilang tokoh kita bukan sosok penting di sekolahnya, sebuah SMA dengan kurikulum Jepang-Thailand. Film ini judul (bahasa Inggris-nya) May Who?, sebab nama May adalah nama yang pasaran. Sebab nama May banyak sekali di Thailand, dan film ini bersetting di SMA. Di SMA itu banyak yang bernama May. Tokoh kita seseorang yang juga bernama May.
Di sekolah biasanya ada yang bernama May si ketua kelas, May si kutu buku, May yang tinggi atau pendek, atau semacamnya. Tokoh kita berjuluk May Who.
Di awal film kita diperkenalkan pada penggolongan kasta yang umum terjadi di sekolah. Ada kumpulan murid populer, murid kutu buku, atlet, dan yang terakhir mereka yang tak masuk kategori apapun alias mereka yang keberadaannya tak dianggap.
Tokoh kita yang lain, Pong (Bank Thiti dari serial Hormones The Series), murid yang gemar menggambar ala manga, termasuk golongan yang tak dianggap. Ia naksir cewek populer di sekolahnya.
Di lain pihak, kita kemudian juga tahu May naksir cowok paling populer di sekolah, Fame (Thanapob "Tor" Leeratanakachorn, ikut membintangi The Swimmer dan serial Hormones The Series). Pertama temanya. May Who? mengangkat cerita seorang murid SMA bernama May yang punya "kekuatan super", tubuhnya mengalirkan listrik. Filmnya kemudian fokus pada May yang kesulitan berinteraksi, terutama dengan lawan jenis. Padahal, May ditaksir siswa ngetop yang jadi atlet sekolah, Fame (Thanapob "Tor" Leeratanakachorn). Ia juga bersahabat dengan Pong (Bank Thiti), murid jago gambar yang naksir cewek lain di sekolah yang sama.
May Who? digarap sutradara Chayanop Boonprakob yang sukses membuat SuckSeedtahun 2011. Seperti SuckSeed, dengan sangat baik filmnya mampu merekam kehidupan remaja Thailand. Hebatnya pula, bagi kita di Indonesia ceritaya pun terasa dekat. Tak heran May Who? pun disambut antusias penggemar film Thailand di sini.
Mudah ditebak, Pong dan May lalu bersahabat. Belakangan benih-benih cinta pun malah tumbuh di antara mereka.
Kelokannya adalah May ternyata punya "kekuatan super"! Tubuhnya mengaliri listrik. Jika ia merasa terlalu sedih, terlalu gembira atau bersemangat detak jantungnya naik pesat. Melewati angka 120, tubuhnya mengalirkan listrik. Siapa saja yang menyentuh atau disentuhnya bakal kena setrum. Tentu menjadi persoalan bagaimana May bisa pacaran selayaknya orang normal dengan kondisi tubuh seperti itu.
Sutradara Chayanop Boonprakob menjadikan "kekuatan super" May bahan olok-olok yang tak ada habisnya. Ia membuat penonton terpingkal-pingkal sepanjang film. Sebagai bonus pula, ia menyelipkan animasi dua dimensi khas anime untuk momen-momen saat manga ciptaan Pong di buku tulisnya dihidupkan. Animasinya begitu halus. (Satu hal yang terlihat jelas di May who? adalah: jika Battle of Surabaya jadi ukuran pencapaian animasi dua dimensi kita, sinema kita sudah tertinggal jauh dari Thailand.)
Sinema Thai romcom tak pernah memberi jawaban yang gampang ditebak.
references by liputan6
modified by agunkzscreamo