Beberapa waktu lalu Sekjen ICMI, Jafar Hafsah, telah mendesak pemerintah untuk memblokir situs mesin pencari Google dan layanan berbagi, serta streaming video YouTube. Alasan utama desakan pemblokiran ini adalah masalah konten kekerasan dan pornografi yang bisa saja muncul pada hasil pencarian Google sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan pengguna.
Baca Artikel Lainnya
- Windows 10 Pensiun 2025, Bersiap Beli PC/Laptop Baru Untuk Windows 11
- Penyebab Jumlah Penonton Live Shopee Menurun?
- Penyebab Akun Ini Tidak Dapat Lagi Menggunakan Whatsapp Karena Spam
- Facebook Meta Ramai-Ramai Jadi "Lapangan Kerja Baru", Data Apa Yang Sebenarnya Mereka Kumpulkan?
- Ridwan Kamil Difitnah Lisa Mariana Jadi Selingkuhannya
- Kronologi TNI Tembaki Polisi Lampung
- Jadwal Libur Panjang Idul Fitri 2025
- Sejak Kapan Gas Elpiji LPG 3KG Diberi Label Hanya Untuk Masyarakat Miskin?
- Data Angka Bunuh Diri Indonesia Terus Meningkat
- Kronologi Pertamax Dioplos PERTAMINA
- Asal Usul Pagar Laut Yang Buat Rakyat Indonesia Marah
- Bukalapak TutupLapak Karena Kalah Saing, Akankah Tokopedia Menyusul?
“Situs ini telah secara bebas untuk menebarkan konten-konten pornografi dan kekerasan tanpa kontrol sedikitpun. Google dan YouTube telah memberikan dampak negatif bagi Indonesia, jika mereka tidak dapat mengontrol situs-situs yang mereka unggah untuk masyarakat.”
Beberapa waktu lalu Google dan Youtube berhasil memblokir, menghapus, dan menekan berita dan video radikalisme, mengapa pada saat ini Google dan YouTube enggan untuk menghapus konten-konten mereka yang berbau pornografi dan kekerasan,” kata Sekjen ICMI Jafar Hafsah.
Google sendiri enggan menanggapi pernyataan dan desakan pemblokiran yang disuarakan oleh Sekjen ICMI. Namun, baru-baru ini Ketua Umum ICMI melakukan klarifikasi bahwa pernyataan Sekjen ICMI bukanlah sikap resmi organisasi ICMI. Ketum ICMI juga menambahkan bahwa Indonesia tak bisa mengikuti kebijakan seperti China yang memblokir Google dan Youtube.
“Itu bukan sikap resmi ICMI. Tidak mungkin Google sama YouTube dilarang karena kita bukan China, kalau di China memang dan sudah sepuluh tahun lalu. Yang harus kita lakukan sebagai bangsa bermoral adalah membimbing generasi muda dan pengguna medsos agar punya pilihan moral masing-masing untuk tidak membuka situs-situs porno.”“Sebaiknya pemerintah, dan saya juga sudah bicara dengan menteri, agar mengefektifkan pemblokiran situs porno itu dan pemerintah punya pandangan yang sama. Kalau kita bicara melarang Google dan YouTube itu tidak bisa karena kita di dunia bebas seperti sekarang,” kata Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Dr. Jimly Asshiddiqie,
references by sidomi
