MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

July 8, 2016

Ingin Sehat? Tetap Makan Sayur dan Buah Usai Idul Fitri

Baca Artikel Lainnya

Dengan mengonsumsi buah-buahan, tubuh kita akan mendapat asupan vitamin C yang berperan penting dalam menjaga stamina tubuh setelah menjalani ibadah shaum ramadhan.

Berikut tips yang disampaikan Dr Tirta Prawita Sari, MSc, Sp, GK:

1. Tetap olahraga

Dr Tirta menyarankan untuk tetap beraktivitas dan berolahraga jika kita tahu akan makan banyak saat Lebaran. Baiknya sisihkan waktu 40 hingga 60 menit untuk latihan aerobik atau olahraga lainnya yang bisa membakar lemak di tubuh.

2. Minum air putih

Pastikan untuk banyak minum air putih dan kurangi minum minuman manis apalagi bersoda saat Lebaran.

3. Makan sedikit-sedikit

Tirta menyampaikan, jika Anda ingin makan terus-menerus, pastikan mengambil porsi makanan dalam jumlah kecil dan makan sedikit-sedikit. Artinya, jika Anda akan makan dalam 2-3 jam lagi, maka makan pagi harus dibagi menjadi tiga hingga empat kali.

Tirta menyontohkan, misalkan biasanya Anda makan pagi dengan satu ketupat, sepotong rendang, dan sepotong opor ayam, bagi menjadi seperempatnya dan makanlah perlahan.

Jadi, jika Anda ingin makan dua jam lagi, maka pada pagi hari seusai salat Ied, Anda hanya boleh makan seperempat ketupat, seperempat rendang, dan seperempat opor. Hal ini guna mencegah perut terlalu penuh makanan.

Kemudian jika pukul 9 atau 10 Anda ingin makan lagi, Anda boleh mengambil porsi sisanya. Begitu seterusnya sehingga Anda masih boleh makan satu porsi di pagi hari.

4 Perbanyak konsumsi buah dan sayur

Karena banyak makanan berlemak saat Lebaran, pastikan untuk tetap makan sayur dan buah. Serat dalam sayuran dan buah akan membantu sistem pencernaan bekerja lebih baik. "Usahakan makan buah-buahan yang segar. Karena ini lebih baik dibandingkan jus buah. Jus bisa menghilangkan serat alami dalam buah," ujarnya.


LAKUKAN PUASA SYAWAL
Bagi umat Islam, puasa syawal selama 6 hari setelah lebaran bersifat sunah baik untuk dilakukan. Bukan cuma ahli agama yang mengakui manfaatnya, tetapi juga ahli gizi yang mengganggapnya sebagai masa transisi.

Selama bulan Ramadan, sistem pencernaan dikondisikan untuk bekerja lebih lambat dari biasanya karena ada perubahan pola makan. Selain tidak ada makan siang, jenis makanan yang dikonsumsi malam harinya cenderung lembut agar perut tidak bermasalah.

Begitu masuk hari raya, pola makan kembali normal karena puasa wajib sudah selesai. Agar perut tidak mengalami shock atau kekagetan, maka sistem pencernaan membutuhkan masa transisi yang biasanya memakan waktu antara 3 hari hingga 1 minggu.

"Sampai hari ketiga setelah lebaran, sebaiknya pilih makanan yang lembut-lembut. Tubuh perlu adaptasi di masa peralihan," kata Prof Dr Hardinsyah, ahli gizi dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Senin (20/8/2012).

Selain harus memilih makanan dengan tekstur lembut, jumlah atau porsinya juga harus dibatasi. Karena selama puasa tidak makan siang, maka sebaiknya sarapannya cukup setengah dari porsi biasa dan setengahnya lagi dipenuhi saat makan siang atau dengan cemilan.

Akan lebih baik lagi menurut Prof Hardinysah, jika umat Islam menjalankan puasa sunah selama 6 hari setelah lebaran hari pertama. Ritual yang sering disebut puasa syawal ini memang tidak wajib, namun ada hikmah yang bisa diambil dari sisi kesehatan jika dilakukan.

"Masa transisi memang sebaiknya satu minggu. Karena itu puasa syawal selama 6 hari itu sangat bermanfaat untuk mengendalikan masa transisi. Pahala itu sudah Yang di Atas yang meghitung, tapi memang ada hikmah dari balik itu semua kalau dilihat dari sisi kesehatan," pesan Prof Hardinsyah.



references by liputan6, , detikhealath

 
Like us on Facebook