Baca Artikel Lainnya
BMKG pernah menjelaskannya melalui akun Instagram resmi @infobmkg. Menurut penjelasan BMKG, di Indonesia ini angin puting beliung (tornado) berada pada skla F0 dan F1. Angin puting beliung memang angin kencang, tapi angin yang kencang belum tentu dapat disebut sebagai puting beliung.
Puting beliung biasanya angin dengan kecepatan yang sangat dahsyat dan terjadi dalam waktu yang singkat. Setelah iiu diikuti lagi dengan angin kencang yang berangsur melemah kecepatannya.
Angin puting beliung biasanya terjadi saat musim pancaroba, yaitu pada awal dan akhir pergantian musim dari kemarau ke musim hujan dan sebaliknya.
Datangnya musim pancaroba ditandai dengan udara yang panas dan gerah, namun mendadak turun hujan. pada sore atau malam hari
Saat awan mendung Kumulonimbus yang gelap dan hujan lebat disertai petir biasanya selalu diikuti pula dengan angin kencang yang singkat. Sebelum terjadinya angin puting beliung ini, ada tanda-tanda alam yang bisa kita amati.
Biasanya, satu hari sebelum angin kencang atau puting beliung datang, udara akan terasa panas dan gerah sepanjang malam hingga di pagi hari.
Lalu pada pagi hari, terlihat awan putih berlapis-lapis yang disebut awan Cumulus tapi ada di antara awan itu ada awan dengan batas tepi berwarna abu-abu dan menjulang tinggi.
Awan Cumulus bertepi abu-abu ini dengan cepat berubah menjadi warna abu-abu atau hitam yang disebut Cumulonimbus.
Setengah jam sebelum terjadi, akan ada angin kencang dan udara dingin yang menggoyang pepohonan.
Biasanya disusul juga dengan turunnya hujan. Bila terdengar sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan hujan lebat, petir, dan angin kencang akan terjadi.
Tahapan terjadinya puting beliung memiliki kaitan yang erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus. Adapun fase terjadinya puting beliung yaitu:
- Fase tumbuh – Di dalam awan terjadi arus udara yang naik ke atas dengan tekanan yang cukup kuat. Pada saat ini proses terjadinya hujan belum turun karena titik-titik air serta kristal es masih tertahan oleh arus udara yang bergerak naik menuju puncak awan.
- Fase dewasa atau masak – Dalam fase ini, titik-titik air yang tidak lagi tertahan oleh udara akan naik menuju puncak awan. Hujan kemudian akan turun dan menimbulkan gaya gesek antara arus udara yang naik dan yang turun. Pada fase ini, temperatur massa udara yang turun memiliki suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan udara disekelilingnya. Pada arus udara yang naik ataupun turun dapat timbul arus geser yang memuntir lalu membentuk pusaran. Arus udara yang berputar semakin lama semakin cepat akan membentuk sebuah siklon yang “menjilat” bumi atau yang disebut pula dengan angin puting beliung. Angin puting beliung, dapat disertai dengan hujan yang deras dan membentuk pancaran air.
- Fase punah – Dalam masa punah, tidak ada massa udara yang naik namun massa udara akan meluas di seluruh awan. Pada akhirnya proses terjadinya awan mengalami kondensasi akan berhenti dan udara turun melemah sehingga pertumbuhan awan akan berakhir.
Adapun gejala awal puting beliung yang perlu anda tahu untuk menambah kewaspadaan anda adalah:
- Udara yang terasa panas hingga menyebabkan gerah
- Di langit ada pertumbuhan awan atau awan putih yang membentuk gerombolan berlapis-lapis
- Di antara banyaknya awan kumulus tersebut, ada salah satu jenis jenis awan yang memiliki batas tepi dengan warna abu-abu yang sangat jelas. Awan tersebut tampak menjulang tinggi yang jika dilihat akan berbentuk mirip dengan bunga kol
- Awan berubah warna secara tiba-tiba dari warna putih menjadi warna hitam pekat layaknya awan cumulonimbus
- Ketika angin kencang akan datang, ranting pohon serta daun bergoyang tertiup angin
- masyarakat harus selalu waspada terutama pada periode durasi Pembentukan awan hingga fase awan punah. Hal ini biasanya berlangsung sekitar 1 jam.
Untuk mengantisipasi terjadinya puting beliung serta keamaan bagi anda sekaligus keluarga, ada baiknya anda mengenali tanda-tanda apa saja yang yang menandakan kemunculan puting beliung. Selan itu anda juga harus selalu waspada dengan melakukan hal-hal yang di bawah ini:
1. Mengenali dengan betul tempat anda tinggal
Sebelum anda menghuni pada sebuah tempat, ada baiknya jika anda mencari tahu dengan baik untuk membuat kehidupan anda menjadi lebih nyaman. Dengan mencari tahu keadaan atau kondisi lingkungan, maka dapat membuat anda tahu dengan baik dampak positif serta dampak negatif dari hunian yang anda tinggali. Selain itu, anda juga harus tahu jenis bencana alam apa saja yang bisa terjadi di area hunian anda.
2. Lakukan penghijauan
Angin umumnya mencari tempat tebuka , ruangan bercelah udara masuk atau tempat luas agar angin mendapat kekuatan besar ketika bergabung menjadi satu. Namun ketika ada banyak pohon kokoh yang ditanam di sekitar lingkungan eumah maka kekuatan angin akan terpecah. Dari hal ini bisa ditemukan bahwa pohon menjadi salah satu solusi andalan yang bisa dipilih untuk menghindari kekejaman angin puting beliung. Langkah menanam pohon dengan akar kuat untuk mencegah bencana alam terutama puting beliung harus disadari oleh masyarakat sehingga mereka bisa bergotong royong menanam pohon di lingkungan mereka. Hal yang harus dierhatikan dalam menanam pohon adalah sumber mata air dan masalah tanah.
3. Buat hunian anda permanen dan kuat
Rumah memiliki peran yang cukup penting dalam menghindari bencana alam. Semakin kuat rumah yang anda bangun maka dampak kerusakan serta perlindungan pada suatu rumah menjadi lebih terjaga.
Jangan membuat Rumah terlalu tinggi, karena jika disekitar rumah, dan rumahmu paling tinggi maka akan jadi sasaran empuk puting beliung dan petir
refernces by berbagai sumber