Baca Artikel Lainnya
Baik Yahudi, Kristen, maupun Islam, mengklaim sebagai pewaris eksklusif ajaran Ibrahim (Abraham). Kaum Muslim yakin, bahwa agama Nabi Ibrahim adalah agama Tauhid yaitu hanya menyembah Satu Tuhan yaitu Allah tidak beranak, diserupakan, dan diperanakan, dan hanya Islamlah yang konsisten melanjutkan ajaran Tauhid Nabi Ibrahim sampai saat ini hingga hari kiamat kelak
Orang-orang Yahudi merupakan satu golongan yang digambarkan sebagai ‘Ahli Kitab’. Ini adalah sebutan yang diberikan kepada dua golongan yaitu; Yahudi dan Nasrani, yang kedua kelompok tersebut diberi petunjuk langsung oleh Allah SWT sebagai utusannya yaitu Nabi Musa (as) dan Nabi Isa Almasih (as).
Selain itu, Islam tidak mengecam setiap individu, karena setiap orang memiliki kesempatan yang sama di mata Allah guna mendapatkan keridhaan-Nya. Jadi orang Yahudi juga memiliki kesempatan yang sama dan mendapatkan penghormatan dalam Islam.
Ketika Rasulullah (saw) hijrah ke Madinah dan diangkat menjadi Pemimpin Madinah, beliau membuat berbagai perjanjian salah satunya dengan orang-orang Yahudi, suatu perjanjian yang didasarkan pada keadilan dan kesempatan yang sama.
Dalam konferensi 1979 di New York, melalui makalahnya yang berjudul Islam and Christianity in the Perspective of Judaism, Michel Wyschogrod, profesor filsafat di Baruch College, City University, New York, memaparkan persoalan mendasar dalam pemahaman keagamaan antara Yahudi, Kristen, dan Islam.
Yahudi dan Kristen bersekutu dalam Bibel (Perjanjian Lama). Tetapi berbeda secara mendasar dalam konsep trinitas dan penafsirannya. Dengan Islam, Yahudi tidak bermasalah dalam soal pengakuan Tuhan yang satu (monotheism). Tetapi, Muslim memandang bahwa telah terjadi penyimpangan yang serius pada Kitab Yahudi (juga Kristen).
Gambaran Prof Michel Wyschogrod tentang Islam tersebut tidak sepenuhnya benar. Monoteisme memang mengakui Tuhan yang satu. Tetapi, monoteisme tidak sama dengan tauhid. Dalam konsep Islam, tauhid adalah pengakuan Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan ada unsur ikhlas, rela diatur Allah SWT. Maka, syahadat Islam adalah 'tidak ada tuhan selain Allah', bukan 'tidak ada tuhan selain Tuhan', juga bukan 'tidak ada tuhan selain Yahweh'.
Karena itu, jika orang menyembah Tuhan yang satu, tetapi yang ‘yang satu’ itu adalah Fir’aun, maka dia tidak bisa disebut 'bertauhid'. Iblis pun tidak bertauhid dan kafir, karena menolak tunduk kepada Allah, meskipun dia mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
Dalam perspektif Islam inilah, memasukkan agama Yahudi (Judaism), sebagai millah Ibrahim juga patut dipertanyakan. Kaum Yahudi memang menyembah Tuhan yang satu. Tetapi, hingga kini, mereka masih berselisih paham tentang siapa Tuhan yang satu itu? Sebagian menyebut-Nya sebagai Yahweh. Tetapi, dalam tradisi Yahudi, nama Tuhan tidak boleh diucapkan. Hingga kini, belum jelas, siapa nama Tuhan Yahudi.
Karena menolak beriman kepada kenabian Muhammad SAW, maka kaum Yahudi kehilangan jejak kenabian dan tauhid. Mereka kehilangan data-data valid dalam kitab mereka. Th C Vriezen, dalam buku Agama Israel Kuno (Jakarta: BPK, 2001), menulis, "Ada beberapa kesulitan yang harus kita hadapi jika hendak membahas bahan sejarah Perjanjian Lama secara bertanggung jawab. Sebab yang utama ialah bahwa proses sejarah ada banyak sumber kuno yang diterbitkan ulang atau diredaksi (diolah kembali oleh penyadur)… Namun, ada kerugiannya yaitu adanya banyak penambahan dan perubahan yang secara bertahap dimasukkan dalam naskah, sehingga sekarang sulit sekali untuk menentukan bagian mana dalam naskah historis itu yang orisinal (asli) dan bagian mana yang merupakan sisipan.”
Karena itu, jika orang menyembah Tuhan yang satu, tetapi yang ‘yang satu’ itu adalah Fir’aun, maka dia tidak bisa disebut 'bertauhid'. Iblis pun tidak bertauhid dan kafir, karena menolak tunduk kepada Allah, meskipun dia mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
Dalam perspektif Islam inilah, memasukkan agama Yahudi (Judaism), sebagai millah Ibrahim juga patut dipertanyakan. Kaum Yahudi memang menyembah Tuhan yang satu. Tetapi, hingga kini, mereka masih berselisih paham tentang siapa Tuhan yang satu itu? Sebagian menyebut-Nya sebagai Yahweh. Tetapi, dalam tradisi Yahudi, nama Tuhan tidak boleh diucapkan. Hingga kini, belum jelas, siapa nama Tuhan Yahudi.
Karena menolak beriman kepada kenabian Muhammad SAW, maka kaum Yahudi kehilangan jejak kenabian dan tauhid. Mereka kehilangan data-data valid dalam kitab mereka. Th C Vriezen, dalam buku Agama Israel Kuno (Jakarta: BPK, 2001), menulis, "Ada beberapa kesulitan yang harus kita hadapi jika hendak membahas bahan sejarah Perjanjian Lama secara bertanggung jawab. Sebab yang utama ialah bahwa proses sejarah ada banyak sumber kuno yang diterbitkan ulang atau diredaksi (diolah kembali oleh penyadur)… Namun, ada kerugiannya yaitu adanya banyak penambahan dan perubahan yang secara bertahap dimasukkan dalam naskah, sehingga sekarang sulit sekali untuk menentukan bagian mana dalam naskah historis itu yang orisinal (asli) dan bagian mana yang merupakan sisipan.”
Senada dengan Yahudi, Kristen juga menolak kenabian Muhammad SAW dan bahkan mengangkat status Nabi Isa AS sebagai Tuhan. Alquran memberikan kritik-kritik yang sangat mendasar terhadap konsep ketuhanan Kristen ini (QS 19:88-91, 5:72-75, dan sebagainya).
Secara tegas, Alquran menyebutkan bahwa Nabi Isa AS pernah menyeru Bani Israil agar mengakuinya sebagai rasul, utusan Allah, dan mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad SAW. Karena itulah, Islam memandang, kaum Kristen telah melakukan penyimpangan akidah, karena mengangkat Nabi Isa AS sebagai Tuhan, bukan sebagai utusan Allah.
Dengan konsep itu, mereka menolak untuk beriman kepada kenabian Muhammad SAW. Segaimana kaum Yahudi, kaum Kristen di Barat tidak mengenal nama Tuhan mereka. Mereka hanya menyebut Tuhannya sebagai God atau Lord. Soal nama Tuhan, masih diperselisihkan, dalam agama Kristen.
Karena itu, dalam pandangan Islam, yang bisa dimasukkan ke dalam kategori sebagai millah Ibrahim saat ini, hanyalah agama Islam, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum Muslim begitu dekat dengan Nabi Ibrahim AS. Setiap sholat, kaum Muslim membaca doa untuk Nabi Ibrahim. Begitu juga, salah satu hari raya umat Islam adalah Hari Raya Idul Adha yang terkait erat dengan kisah perjuangan dan perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS.
Dari persektif Islam ini bisa disimpulkan, sebaiknya istilah Abrahamic faiths tidak digunakan untuk menunjuk kepada agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Tentu saja di antara agama-agama itu banyak unsur persamaan. Tetapi, unsur perbedaannya sangat mendasar, khususnya menyangkut konsep dan nama Tuhan, yang merupakan inti dari semua konsep dalam agama.
Jadi, inilah perspektif Islam. Yahudi dan Kristen tentu punya perspektif masing-masing. Biarlah perbedaan itu tetap dalam perspektifnya masing-masing, dan tidak perlu dipaksakan untuk sama. Dengan perbedaan itulah akan terjadi dialog. Dalam perbedaan itulah kerukunan bisa dibangun. Di akhirat nanti, akan terbukti, siapa yang benar.
Yahudi secara tradisional melihat Nabi Isa AlMasih / Yesus sebagai salah satu dari sejumlah mesias palsu yang telah muncul sepanjang sejarah. [1] Yesus dipandang sebagai telah yang paling berpengaruh, dan akibatnya yang paling merusak, dari semua mesias palsu.
Yudaisme tidak pernah menerima apapun dari pemenuhan nubuat menyatakan bahwa Kekristenan atribut kepada Yesus.
Yudaisme juga melarang penyembahan seseorang sebagai suatu bentuk penyembahan berhala
Bahkan keyakinan yang menyatakan bahwa yesus itu tuhan, atau trinitas tuhan atau apapun itu, benar-benar tidak dapat diterima sesuai dengan setiap tradisi hukum Yahudi, dan tidak sesuai dengan mainstream ajaran filsafat Yahudi.
Salah satu yang membuat orang-orang Yahudi mendapat kemurkaan Allah SWT adalah karena perkataan mereka yang mengeklaim, telah membunuh Nabi Isa alaihi salam dengan menyalibnya. Padahal yang mati ditiang salib itu adalah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.
Dan orang-orang Yahudi itu pun sejatinya ragu dengan klaimnya sendiri, mereka tak yakin bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa putra Maryam. Mereka pun berselisih pendapat tentang siapa yang mati di tiang salib itu.
mereka sebenarnya tidak berhasil membunuh Nabi Isa dan tidak juga menyalibnya. Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa dari upaya jahat orang-orang yahudi itu.
Sebab yang disalib dan yang dibunuh itu ialah orang yang diserupakan oleh Allah SWT dengan Isa Almasih, yakni orang yang bernama Yudas Iskariot /Judas. Dia adalah salah seorang dari 12 orang murid Nabi Isa yang berkhianat merubah ajarannya. Lalu ke mana Nabi Isa Almasih?
بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا “Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS An Nisa ayat 158).
Tafsir tahlili LPMQ menjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Isa itu diangkat atas perintah Allah SWT dengan badan dan rohnya dan akan diturunkan kembali di akhir zaman sebagai pembela umat Islam dan penerus syariat Nabi Muhammad SAW pada saat umat Islam berada dalam keadaan lemah setelah datangnya Dajjal.
Kejadian ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT untuk menyelamatkan Nabi-Nya, sesuai dengan kebijaksanaanNya yang tercantum dalam firman Allah SWT:
اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
“ (Ingatlah), ketika Allah berfirman, ”Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir…” (QS Ali Imran ayat 55).
Dalam Talmud yahudi pun kita dapat melihat .. betapa luar biasa besarnya kebencian yahudi terhadap kristen .... mengalahkan agama apapun,, Tapi anehnya umat Kristen anggap mereka sebagai teman/saudara
Kejadian penyaliban paling terkenal di dunia, menurut Alkitab, adalah ketika Nabi ISA Almasih / Yesus dihukum mati oleh orang-orang Romawi atas provokasi orang-orang Yahudi.
Tapi Yesus bukan satu-satunya yang menjadi korban kebrutalan hukuman salib.
Dahulu kala, hukuman salib adalah salah satu jenis hukuman paling brutal dan memalukan. Di Roma, ibu kota Kekaisaran Romawi, penyaliban punya proses lumayan panjang. Mulai dari korban dicambuk hingga akhirnya dipaku dan dibiarkan tergantung di salib.
Orang Romawi melihat hukuman salib sebagai cara yang sangat memalukan untuk mati. Jadi orang Romawi sangat jarang menyalib warganya. Hukuman ini biasa dijatuhkan pada para budak, tentara yang kehilangan kehormatannya, penganut Kristen, orang asing, dan aktivis politik.
Kematian tidak semudah itu menghampiri korban hukum salib. Retief dan Cilliers memaparkan bahwa kematian bisa terjadi antara tiga jam sampai empat hari setelah penyaliban. Tapi kematian bisa terjadi lebih cepat akibat serangan fisik yang dilakukan pasukan Romawi.
Setelah korban menghembuskan napas terakhirnya, keluarga si korban bisa mengambil dan menguburkan jasad si korban. Tapi sebelumnya, mereka harus mendapat izin dari hakim setempat.
Jika tidak mendapat izin, maka jasad akan dibiarkan di salib. Terkadang jasad ini jadi santapan hewan-hewan liar.
Yudaisme umumnya memandang Nabi ISA / Yesus sebagai salah satu dari sekian banyak mesias palsu yang muncul dalam sejarah. Yesus dipandang sebagai yang paling berpengaruh, dan akibatnya paling menimbulkan kerusakan, di antara semua mesias palsu. Namun, karena kebanyakan orang Yahudi percaya bahwa Mesias belum datang dan zaman Mesianik belum tiba, maka penolakan Yesus secara keseluruhan baik sebagai Mesias maupun sebagai Utusan Tuhan bukanlah masalah sentral dalam Yudasime. Inti Yudaisme adalah Taurat, semua Mitzvot atau perintah, Tanakh, dan monoteisme etika seperti Shema — semuanya lebih kuno daripada Yesus.
Mesias (bahasa Ibrani: מָשִׁיחַ, translit. māšîaḥ; bahasa Yunani: μεσσίας, messías) berarti "Yang Diurapi".Sebutan Mesias berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai "wakil TUHAN" untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi. Di dalam bahasa Yunani, kata Mesias diterjemahkan sebagai Kristos atau Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus.
Wakil Tuhan yang mereka salah artikan adalah membuat Nabi sebagai Tuhan, padahal Wakil Tuhan yang dimkasud sebenernya adalah penyampai Firman Allah , penyampai pesan dari sang penciptanya.
Yudaisme tidak pernah menerima klaim penggenapan apapun yang diberikan oleh orang Kristen kepada Yesus. Yudaisme juga melarang orang menyembah seseorang dalam bentuk penyembahan berhala, karena kepercayaan utama dalam Yudaisme adalah satu ELHYM yang mutlak Echad.[3]
Kepercayaan akan kenabian Nabi Isa / Yesus dianggap tidak kompatibel dengan Yudaisme, misalnya dari kutipan-kutipan berikut
- "Poinnya adalah: seluruh Kristologi Gereja - seluruh doktrin kompleks tentang Anak Atas Kuasa Ilahi yang mati disalibkan untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa dan kematian - tidak kompatiblel dengan Yudaisme, dan merupakan diskontinuitas dengan Hebrew yang mendahuluinya.
- "Selain dari kepercayaan bahwa Yesus adalah Mesias, Kekristenan telah mengubah banyak konsep paling fundamental dari Yudaisme."
- "...doktrin Kristus dulu dan sekarang tetap asing bagi pemikiran agamawi Yahudi."
- "Bagi seorang Yahudi, bentuk shituf apapun dianggap penyembahan berhala dalam arti yang paling penuh. Tidak ada jalan bagi seorang Yahudi untuk menerima Yesus sebagai seseorang yang berasal dari Kebesaran Ilahi, perantara atau Juruselamat (Mesias), atau bahkan sebagai Nabi, tanpa mengkhianati Yudaisme."
- "Jika engkau percaya Yesus adalah Mesias, mati untuk dosa-dosa orang lain, Manusia Pilihan Ilahi, atau dogma lain dalam kepercayaan Kristen, engkau bukan orang Yahudi. Engkau adalah orang Kristen. Titik."
- "Selama dua ribu tahun, orang Yahudi menolak klaim bahwa Yesus menggenapi nubuatan mesianik dalam Alkitab Ibrani, maupun klaim dogmatik tentang dia yang dikarang oleh bapa-bapa gereja - bahwa ia dilahirkan oleh seorang perawan, Hamba Atas Kuasa Ilah, bagian dari suatu kekuasaan Ilahi, dan dibangkitkan dari kematian. ... Selama dua ribu tahun, harapan sentral Kekristenan adalah untuk menjadi objek yang diinginkan oleh orang Yahudi, di mana perpindahan kepercayaan mereka mendemonstrasikan penerimaan bahwa Yesus telah menggenapi nubuatan Alkitab mereka."
- "Tidak ada orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesias. Jika seseorang membuat suatu komitmen iman, mereka menjadi Kristen. Tidak mungkin seseorang menjadi Kristen dan Yahudi bersamaan."
tercatat dalam sebuah kitab suci bernama Tawarikh II, yang di dalamnya tertulis:
"Sekarang berat emas yang datang ke Salomo dalam satu tahun adalah enam ratus tiga puluh dan enam talenta emas.
Selain itu ia memiliki pedagang, dan dari pedagang perdagangan rempah-rempah, dan dari semua raja-raja Arab, dan dari para gubernur negara."
Selain itu tercatat pula bahwa:
"Raja Salomo membuat dua ratus sasaran emas yang dipatahkan: enam ratus syikal emas pergi ke satu sasaran.
Dan dia membuat tiga ratus tameng dari emas yang dipukuli; tiga pound emas pergi ke satu perisai: dan raja menempatkan mereka di rumah hutan Lebanon.
Selain itu, raja membuat takhta besar dari gading, dan melapisinya dengan emas terbaik.
Dan semua bejana minuman raja Salomo adalah emas, dan semua bejana rumah hutan Libanon adalah dari emas murni; tidak ada yang perak: itu tidak ada yang dicatat pada zaman Salomo.
Jadi Raja Salomo melebihi semua raja di bumi untuk kekayaan dan kebijaksanaan."
Dalam sebuah teks Ibrani yang disebut 'Risalah Vessel', yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sekitar dua tahun yang lalu, 'harta' Salomo meliputi Tabut Perjanjian, Tabernakel, alat musik emas, dan jubah imam besar.
Bangsa Yahudi salah mengartikan bahwa Kuil Suci yang dicari-cari di Yerusalem, Padahal Kuil dan harta Yang dimaksud sebenarnya bangunan Masjid. Masjid adalah harta yang sebenarnya karena terdapat ilmu / firman Allah di dalamnya
Nabi Sulaiman diketahui punya tempat tersendiri bagi pemeluk agama Islam, Nasrani, dan Yahudi.
Kitab suci ketiga agama tersebut sama-sama meyakini keberadaan Sulaiman di masa lalu sebagai Nabi dan raja yang konon disegani oleh semua makhluk hidup.
Tak hanya manusia, bahkan binatang, tumbuhan, dan angin pun tunduk kepadanya.
Berikut adalah rangkuman bagian-bagian Talmud yang mendukung fakta-fakta mengenai Nabi Isa Almasih / Yesus Sebagai Utusan Allah:
- Nabi Isa/ Yesus dilahirkan dalam situasi yang tidak lazim, mendorong beberapa rabbi menyebutnya sebagai "ben Pandira" dan "seorang anak haram dari wanita pezinah."
- Maria, ibu Yesus, adalah putri Heli atau Eli.
- Nabi Isa/ Yesus dirajam (lalu "digantung", pada hari menjelang Paskah.[19]
- Nabi Isa/ Yesus membuat dirinya sendiri hidup dengan nama ELHYM .
- Nabi Isa/ Yesus adalah putra seorang perempuan. (bandingkan Galatia 4:4)
- Nabi Isa/ Yesus mengklaim sebagai ELHYM, Anak ilah dan anak manusia.
- Nabi Isa/ Yesus naik ke langit dan mengklaim akan datang kembali.
- Nabi Isa/ Yesus dekat dengan kerajaan dan dengan jabatan raja.
- Nabi Isa/ Yesus mempunyai sedikitnya lima murid.
- Nabi Isa/ Yesus melakukan mujizat, yaitu "mempraktikkan ilmu sihir"
- Nama Nabi Isa/ Yesus mempunyai kekuatan mukjizat untuk menyembuhkan
- Ajaran Yesus mengesankan bagi seorang rabbi.
Kesemua hal tersebut sebenarnya sudah tertulis didalam Firman Allah SWT yaitu Al-Quran melalui Nabi penyampai pesan terakhir yaitu nabi Muhammad SAW