Baca Artikel Lainnya
Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan 2023, umat muslim tentu sudah menantikan datangnya Malam Lailatul Qadar. Keberadaan Malam Lailatul Qadar sendiri dirahasiakan Allah SWT. Artinya, tidak ada seorang pun yang tahu.
Namun, banyak ulama berpendapat bahwa Malam Lailatul Qadar ada di antara malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.
Lailatul Qadar memang seakan seperti kejutan yang datang pada seorang muslim. Namun, hal yang pasti diyakini soal waktu kedatangan Lailatul Qadar yakni, Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir pada malam-malam ganjil di bulan Ramadan sesuai sabda Rasulullah SAW.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan." (HR Bukhari)
Ketidakpastian waktu kedatangan Lailatul Qadar ini pun melahirkan sejumlah prediksi dari para ulama besar, seperti Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin maupun ulama Mazhab Syafi'i.
Menurut Imam Al Ghazali, waktu jatuhnya malam Lailatul Qadar ada kesesuaian dengan hari pertama dimulainya Ramadan.
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Mengutip buku Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah oleh Ruhyat Ahmad, terdapat beberapa dalil yang menjelaskan mengenai tanda-tanda Lailatul Qadar. Namun, Ruhyat Ahmad menjelaskan, tanda-tandanya baru dapat disadari biasanya setelah malam Lailatul Qadar itu berlalu. Hal ini didasarkan pada perkataan yang disampaikan Ibnu Hajar Al Asqolani yaitu,
وَقَدْ وَرَدَ لِلَّيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتُ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي
Artinya: "Ada beberapa dalil yang membahas mengenai tanda-tanda Lailatul Qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu." (Kitab Fathul Bari)
Beberapa tandanya adalah sebagai berikut.
1. Matahari Pagi Berwarna Putih
Melalui Ubay bin Ka'ab, ia menyampaikan,
هي اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بَهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعِ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا
Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR Muslim)
2. Cuaca yang Nyaman
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda yaitu,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةُ سَمْحَةُ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيحَتُهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاء
Artinya: "Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan." (HR Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Dengan menilik tanda-tanda di atas maka tidak perlu mencari-cari tanda Lailatul Qadar, hal ini dikarenakan kebanyakan tanda yang ada muncul setelah malam itu terjadi. Hal yang harus kita persiapkan adalah untuk memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, Insyaallah kita akan mendapati malam penuh kemuliaan tersebut.
Setelah mengetahui keterangan waktu dan tanda-tanda malam Lailatul Qadar, hendaknya kita mengetahui keterangan mengenai keutamaannya. berikut ini adalah beberapa keutamaan dari malam Lailatul Qadar.
Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
1. Malam Kemuliaan
Penjelasan mengenai hal ini banyak dibahas oleh Allah SWT melalui firman-Nya di Al-Qur'an. Berikut adalah beberapa firman-Nya yang menerangkan perihal tersebut. Allah SWT berfirman dalam surah Ad Dukhan ayat 3-4,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ , فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada suatu malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah."
Diterangkan lagi oleh Allah SWT bahwa malam yang diberkahi pada ayat di atas merupakan malam Lailatul Qadar. Perihal ini diketahui melalui firman Allah SWT pada Al-Qur'an surah Al Qadar ayat 1 yaitu,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan."
Lalu diteruskan pada ayat-ayat selanjutnya yakni ayat 3-5 mengenai keberkahan dan kemuliaan pada malam Lailatul Qadar. Allah SWT berfirman,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ, تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ, سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
2. Ada Pengampunan Dosa
Dikutip melalui perkataan Abu Hurairah yang menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Barangsiapa melaksanakan salat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Bukhari)
3. Lebih Baik dari 1000 Bulan
An Nakho'i Menyampaikan bahwa, "Amalan di Lailatul Qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan." (Latho-if Al Ma'arif)
Diktuip dari Tafsir Zaadul Masiir bahwa Mujahidm Qotadah dan ulama lainnya sepakat berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan lebih baik di sini merujuk pada salat dan amalan yang dilakukan pada malam Lailatul Qadar. Artinya salat dan puasa pada malam Lailatul Qadar lebih baik daripada salat dan puasa di seribu bulan lain yang tidak terdapat Lailatul Qadar.
Malaikat Jibril turun dan hal ini dijelaskan dalam surah Al-Qadar ayat 4-5:
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ ٥
Artinya: "Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."
Para malaikat tidak turun atas kehendak diri mereka sendiri, akan tetapi tetap mengikuti perintah dan izin dari Allah SWT.
Al-Qurthubi menafsirkan ayat mulia tersebut, bahwa para malaikat turun dari seluruh lapisan langit serta dari Sidratul Muntaha, sedangkan tempat malaikat Jibril AS adalah di tengah-tengahnya. Mereka turun ke permukaan bumi dan mengamini doa manusia hingga waktu terbit fajar.
Anas berkata, "Pada malam lailatul qadar malaikat Jibril turun dalam sekelompok besar para malaikat yang bersholawat dan memberi selamat kepada setiap hamba yang berdiri dan duduk sambil berzikir kepada Allah SWT."
Sementara itu Asy-Sya'bi berkata, "Malam itu adalah malam pemberian salam keselamatan para malaikat kepada para ahli masjid dari sejak matahari terbenam hingga terbit fajar. Mereka berjalan kepada setiap orang mukmin sambil mengatakan, 'Salam sejahtera bagimu, wahai orang mukmin.'"
Malaikat Turun ke Bumi Membawa Keberkahan
Dalam Kitab Alam al-Ghayb fi al-Aqidah al-Islamiyyah karya Muhammad Sayyid Ahmad al-Musayyar turut disebutkan, tujuan malaikat turun ke bumi pada malam lailatul qadar adalah untuk memberikan berkah, kabar gembira, dan kebaikan kepada para hamba Allah SWT yang beribadah.
Tujuan turunnya para malaikat ke bumi pada malam lailatul qadar juga disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surah Al Qadar ayat 4.
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Artinya: "Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan."
Imam Ibnu Katsir menafsirkan, ayat tersebut menjelaskan bahwa banyak malaikat yang turun pada malam kemuliaan ini (lailatul qadar) karena berkahnya banyak. Ibnu Katsir menjelaskan lebih lanjut, para malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana mereka turun ketika Al-Qur'an dibacakan.
Imam Baihaqi dalam Kitab Fadha 'Ilul Quqat, menjelaskan beberapa hadis yang berkaitan dengan hal ini.
Abu Abdullah al-Hafizh menuturkannya dari Abu Manshur al-Hamsyadzi dari Abu Sa'id ibn A'rabi bahwa Yahya ibn Abu Masarrah berkata, "Aku pernah thawaf di malam kedua puluh tujuh Ramadan dan pada siang harinya aku melihat para malaikat thawaf di Baitullah."
Riwayat yang sama dari Abu Sa'd Abdul Malik ibn Abu Utsman az-Zahid, Abu Muhammad al Mishri di Mekah berkata, "Aku beriktikaf di sebuah masjid di Mesir. Di dekatku ada Abu Ali al-La'ki kemudian aku tertidur dan bermimpi seakan-akan pintu langit terbuka dan para malaikat turun sembari bertahlik dan bertakbir. Aku pun terjaga dan aku berkata, 'Inilah malam lailatul qadar. Ketika itu adalah malam kedua puluh tujuh."
Adapun doa-doa yang disunnahkan untuk dibaca pada malam ini adalah sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikut:
Aisyah RA berkata kepada Rasulullah SAW, "Apabila aku menjumpai malam lailatul qadar, apa yang harus aku baca?" Beliau menjawab,
اللَّهُمْ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Arab latin: Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa'fu 'anni
Artinya: "Ya Allah engkau Maha Pengampun dan suka memberi ampun, maka ampunilah aku."
Baca artikel detikhikmah, "Malaikat Turun ke Bumi pada Malam Lailatul Qadar, Ini Tujuannya" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6667110/malaikat-turun-ke-bumi-pada-malam-lailatul-qadar-ini-tujuannya.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Sejatinya seseorang yang perilakunya sudah hijrah usai bulan Ramadhan berakhir dan tetap melakukan amal dan ibdah secara rutin ia sudah mendpatkan Lailatul Qadar. Taka hanya Ibadah kepada Allah SWT tetapi perilakunya terhadap orang-orang sekitar akan lebih baik lagi akhlaknya