MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

August 25, 2023

Kenapa El Nino Membuat Nyamuk Agresif & Sering Menggigit?

Baca Artikel Lainnya

Masyarakat diminta semakin waspada terhadap gigitan nyamuk dengue. Karena, nyamuk dengue akan semakin ganas bila berada di suhu cuaca yang tinggi.  Hal itu diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Imran Pambudi, MPHM




Lebih lanjut dr. Imran mengatakan, kalau dilihat jumlah kasusnya dari tahun 1968, pola terjadinya kasus-kasus yang tinggi ini pada saat adanya El Nino. Suhu udara meningkat dan ada penelitian bahwa nyamuk itu semakin ganas kalau dia berada di suhu yang panas.

''Jadi frekuensi dia menggigit itu akan meningkat 3 sampai 5 kali lipat pada saat suhunya meningkat di atas 30 derajat,'' ujar dr. Imran pada konferensi pers ASEAN Dengue Day, Senin (12/6) di Jakarta.

Tahun ini, ia mengimbau masyarakat perlu meningkatakan kewaspadaan terhadap DBD, pasalnya El Nino bisa terjadi kapan saja. Tidak hanya itu, musim hujan pun perlu diwaspadai mengingat akan ada banyak genangan air atau tempat berkembang biak nyamuk dengue.


''Ini hubungannya dengan siklus musim hujan, jadi kalau musim hujan itu karena ada genangan air maka kasusnya meningkat dan ini terjadi setiap tahun seperti ini,'' ungkap dr. Imran. 

 

El Nino merupakan istilah dari sebuah fenomena iklim yang saat ini  telah menarik banyak perhatian masyarakat. El Nino terjadi akibat interaksi rumit antara laut dan atmosfer yang berdampak luas kepada pola cuaca, ekosistem, dan ekonomi. El Nino memiliki berarti "anak kecil" dalam bahasa Spanyol. Fenomena ini mengacu kepada pemanasan berkala suhu permukaan laut di tengah dan timur Samudra Pasifik. Fenomena ini adalah bagian dari siklus iklim yang dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang mencakup pula pasangannya yang lebih dingin yaitu La Nina.  

Dalam kondisi normal, angin pasat yang kuat mendorong air laut permukaan yang hangat menuju Pasifik barat. Akumulasi air hangat ini menghasilkan gradien suhu yang signifikan di Samudera Pasifik, dengan air yang lebih dingin hingga naik di sepanjang pantai Amerika Selatan. Selama El Nino, angin pasat ini melemah, memungkinkan air hangat bermigrasi ke arah timur. Redistribusi inilah yagn akhirnya  mengganggu gradien suhu dan mempengaruhi pola sirkulasi atmosfer. Perairan hangat melepaskan panas ke atmosfer, menyebabkan naiknya udara dan pembentukan sistem tekanan rendah di Pasifik tengah dan timur. Ini mengganggu Sirkulasi Walker yang khas, pola sirkulasi atmosfer yang mendorong angin pasat dan pola cuaca.

 

Gejala-gejala infeksi dengue yang sering terjadi adalah demam mendadak tinggi selama 2 sampai 7 hari, muka memerah, sakit kepala, mual kadang muntah, sakit perut, sakit tulang, kalau orang dewasa sering terjadi ngilu pada tulang sendi, nyeri otot.

Kemudian diare, bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB berdarah, kemudian kondisi tangan dan kaki dingin dan lembab, lemah, tubuh lemah dan ingin tidur terus.

Sebuah penelitian terbaru tentang penyakit demam berdarah cukup mengejutkan. Dimana nyamuk demam berdarah kini semakin kuat dan kebal.

Hal ini diungkapkan melalui hasil penelitian dari Institute of Infectious Disease di Jepang. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel nyamuk Aedes aegypti di beberapa negara yakni Vietnam, Indonesia, Ghana, Taiwan, dan Kamboja.

Dari penelitian tersebut disebtukan nyamuk-nyamuk Aedes aegypti yang ada di wilayah Vietnam dan Kamboja memiliki kekebalan yang luar biasa terhadap insektisida. Jadi penanganan nyamuk Aedes aegypti yang menggunakan obat nyamuk dan sejenisnya sulit untuk diandalkan.


Hal itu terjadi karena nyamuk-nyamuk Aedes aegypti di wilayah Vietnam dan Kamboja telah mengalami mutasi Voltage Gated Sodium Channel (VGSC).

"Di Kamboja, ada dua endemik dengue utama pada tahun 2007 dan 2012 dengan masing-masing 39.618 dan 42.362 kasus yang dilaporkan. Hampir 600 kematian juga dicatat dalam tahun-tahun itu," tulis laporan tersebut.


Dalam laporan itu disebutkan penanganan nyamuk demam berdarah dari tahun 1981 hingga 1987 di Kamboja dilakukan melalui perawatan permetrin dan deltametrin dengan pengasapan termal dan penyemprotan dengan volume sangat rendah. Sayangnya penggunaan metode yang ekstensif itu membuat nyamuk tersebut beradaptasi.

Sampel nyamuk yang dikumpulkan di dalam dan sekitar kota Phnom Penh memperlihatkan tingkat resistensi yang sangat tinggi terhadap beberapa piretroid.

Tingkat kematian populasi Aedes aegypti terhadap permetrin dan deltametrin di Phnom Penh masing-masing adalah 0 persen dan kurang dari 10 persen.

Peneliti utama dari National Institute of Infectious Diesease, Shinji Kasai, mengatakan molekul piretroid berikatan dengan saluran natrium tegangan-gerbang.

Penyemprotan piretroid menghasilkan masuknya ion natrium yang "tak terhentikan" ke dalam sel serangga dan menciptakan aktivasi sel yang "tidak normal".

Melansir data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus DBD mengalami kenaikan signifikan di tahun 2022. Pada tahun 2021, tercatat 73.518 kasus DBD. Angka ini naik menjadi 131.265 kasus di tahun 2022. Angka kematian akibat kasus DBD di Indonesia sepanjang tahun 2022 adalah 1.135 jiwa.

Dari seluruh wilayah di Indonesia, Kota Bandung menjadi wilayah dengan kasus demam berdarah tertinggi, dengan jumlah kasus sebesar 5.205. Kabupaten Bandung duduk di urutan kedua dengan total 4.191 buah kasus.

Kota Bekasi menjadi wilayah ketiga dengan kasus DBD tertinggi di Indonesia dengan 2.442 kasus, angka yang cukup jauh dari urutan kedua sebelumnya. Di posisi keempat dan kelima adalah Kota Medan dengan 2.262 kasus dan Depok dengan 2.234 kasus.

Mayoritas kasus DBD terjadi di Jawa Barat, yang merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia.


APA SAJA YANG MEMBUAT NYAMUK MASUK KE RUMAH?

Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa waktu nyamuk DBD menyerang paling banyak terjadi pada pagi dan sore hari. Selain soal waktu, ada beberapa kebiasaan yang bisa mengundang nyamuk demam berdarah, sehingga ancaman penyakit DBD semakin tinggi. Berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang bisa mengundang nyamuk demam berdarah.
 

Jarang menguras bak mandi / Penampungan Air / Toren Air

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa genangan air merupakan tempat yang paling disukai oleh nyamuk DBD untuk bersarang dan berkembangbiak. Salah satu genangan air di rumah yang paling disukai nyamuk adalah bak mandi. Tanpa disadari,  menjadi tempat perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk.

Jika tidak sering dibersihkan, maka jentik-jentik nyamuk akan tumbuh dan berkembang menjadi nyamuk dewasa. Akibatnya, populasi nyamuk DBD pun akan semakin meningkat. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk melakukan gerakan 3M dimana salah satunya adalah menguas bak mandi.
 

Membiarkan genangan air di sekitar rumah

Sering tidak disadari, genangan air yang ada di halaman rumah juga bisa menjadi tempat nyamuk DBD untuk menetaskan jentik-jentik nyamuk. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa genangan air merupakan tempat yang sangat disukai oleh nyamuk. Oleh karena itu, jangan biarkan adanya genangan air di sekitar rumah. Pastikan tidak ada botol bekas, kaleng bekas, ember, potongan bamboo, atau barang lainnya yang berpotensi menampung genangan air.
 

Menggantung pakaian Baru Dicuci atau Bekas Dipakai di belakang pintu  / Menggantungnya Di luar Ruangan

Meletakkan pakaian yang sudah digunakan di gantungan belakang pintu memang menjadi kebiasaan banyak orang. Sayangnya, kebiasaan ini sebaiknya segera kamu hentikan karena bisa mengundang nyamuk untuk bersarang. Ya, tumpukan pakaian di belakang pintu memang menjadi salah satu tempat favorit nyamuk untuk bersarang.

Joseph Conlon, seorang penasihat American Mosquito Control Association menyatakan bahwa nyamuk Aedes aegypti menyukai aroma tubuh manusia. Hal ini menyebabkan serangga kecil tersebut suka menyelinap dan bersarang di tumpukan baju. Tumpukan pakaian di belakang pintu juga akan membuat suasana yang lembap, sehingga sangat disukai oleh nyamuk DBD.
 

Menumpuk barang-barang

Pernah melihat ada banyak nyamuk di sekitar tumpukan barang? Ya, nyamuk memang sangat suka menyelinap ke barang-barang yang menumpuk. Misalnya, tumpukan mainan anak, tumpukan barang yang sudah tidak digunakan di gudang, atau barang-barang lain yang dibiarkan menumpuk begitu saja.

Tumpukan barang-barang tersebut akan menghasilkan area yang lembap serta gelap. Inilah alasan mengapa nyamuk suka bersarang di tempat tersebut. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya simpan barang-barang yang sudah tidak digunakan dalam kardus dan ditutup dengan rapat, sehingga tidak mengundang nyamuk untuk bersarang.

 

Jarang membersihkan rumah

Rumah yang kotor, gelap, dan lembap tentu bisa mengundang nyamuk DBD untuk bersarang di dalamnya. Membersihkan rumah secara rutin menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan agar rumah tidak menjadi sarang nyamuk. Sudut-sudut rumah yang gelap seperti kolong tempat tidur dan kolong meja sebaiknya harus sering bersihkan. Pastikan semua ruangan mendapatkan cahaya matahari pada siang hari. Jangan lupa untuk mengganti air pada vas bunga karena bisa menjadi tempat jentik-jentik nyamuk.



Sering digigit nyamuk? Jika iya, berarti Anda memiliki sesuatu yang mengundang nyamuk untuk mendekat.

Faktanya, ada beberapa alasan nyamuk menggigit Anda. Namun tentu, alasan itu bukanlah karena darah yang manis.

Kenapa bisa demikian? Berikut beberapa alasan nyamuk lebih sering menggigit Anda daripada teman atau orang di dekat Anda.


1. Karbon dioksida

Manusia melepas karbon dioksida selama bernapas. Produksi karbon dioksida akan meningkat seiring peningkatan aktivitas seperti berolahraga.


Buat nyamuk, karbon dioksida jadi semacam sinyal bahwa di dekat mereka ada inang.

Seperti dikutip dari Healthline, penelitian menunjukkan bahwa spesies nyamuk berbeda dapat merespons karbon dioksida secara berbeda. Peningkatan karbon dioksida akan membuat nyamuk bergerak menuju Anda.


2. Bau badan

Apa Anda sudah mandi? Jika belum, jangan heran jika nyamuk-nyamuk sibuk menggigiti Anda.

Nyamuk tertarik pada senyawa tertentu yang ada pada kulit dan keringat manusia, termasuk di antaranya asam laktat dan amonia. Keduanya umum ditemukan saat bau badan.

Para peneliti masih menyelidiki penyebab variasi bau badan yang membuat orang tertentu lebih disukai nyamuk. Ada beberapa kemungkinan yang masih perlu diteliti lebih lanjut seperti faktor genetik, bakteri, atau kombinasi keduanya.


3. Golongan darah

Beberapa penelitian menghubungkan golongan darah tertentu dengan peluang gigitan nyamuk. Seperti dikutip dari Medical News Today, pemilik golongan darah A tampaknya beruntung sebab nyamuk menganggap mereka kurang menarik.

Akan tetapi, pemilik golongan darah O perlu bersabar menghadapi serbuan nyamuk. Orang dengan golongan darah ini dianggap sebagai makanan enak oleh nyamuk.

Dibanding golongan darah A, nyamuk 'makan' dua kali lebih banyak dari orang bergolongan darah O.


4. Warna

Riset menunjukkan bahwa nyamuk tertarik dengan warna hitam.

Penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Namun, jika Anda mengenakan baju berwarna hitam atau warna gelap lainnya, bisa jadi nyamuk akan mendekat.


5. Panas, Lembab dan uap air

Tubuh menghasilkan panas dan uap air tergantung suhu lingkungan. Nyamuk mampu mendeteksi keduanya.

Studi menemukan nyamuk bergerak menuju sumber panas terdekat yang sesuai dengan suhu yang diinginkan.

Panas dan uap air penting buat nyamuk untuk menentukan pemilihan inang. Tak hanya manusia, sebenarnya hewan pun menghasilkan panas atau uap air berbeda. Namun nyamuk jelas tidak tertarik pada panas atau uap air hewan.


6. Anda masuk 'catatan' nyamuk

Saat Anda lebih sering digigit nyamuk ketimbang keluarga atau teman, bisa saja Anda sudah masuk dalam 'catatan' inang favorit nyamuk.

Nyamuk bisa belajar untuk memilih inang tertentu.

Nyamuk mungkin mengasosiasikan isyarat sensorik tertentu, misal aroma, dengan inang yang memberi mereka makanan darah berkualitas baik.


7. Alkohol

Pada 2002, sebuah studi kecil melihat efek konsumsi alkohol pada daya tarik nyamuk. Peneliti menemukan, orang yang mengonsumsi bir lebih menarik bagi nyamuk daripada yang tidak.


8. Kehamilan

Ibu hamil mungkin lebih sering terganggu dengan nyamuk-nyamuk yang menyerbu. Studi menunjukkan nyamuk lebih tertarik pada wanita hamil ketimbang yang tidak.

Kemungkinan, hal ini disebabkan oleh suhu tubuh ibu hamil yang lebih tinggi serta produksi karbon dioksida yang lebih banyak.

 

 


 

 

 
Like us on Facebook