Baca Artikel Lainnya
Bagi Anda yang lekat dengan kernel sistem operasi terbuka, pasti kenal dengan yang namanya Linux. Ya, ini adalah kernel sistem operasi dengan lisensi terbuka yang menggunakan penguin sebagai maskotnya.
Namun, tahukah Anda kenapa Linux menggunakan penguin sebagai maskotnya? Adakah maksud terselubung di balik pemilihannya?
Untuk diketahui, pinguin duduk yang menjadi maskot Linux memiliki nama cukup singkat, Tux. Meskipun namanya singkat, ternyata sejarah penciptaannya tak sesingkat namanya.
Kelahiran Tux sendiri diawali dari perjalanan sang pendiri program Linux, Linus Torvalds. Saat itu, Linus sudah mampu menciptakan kernel tersebut namun sayangnya dia belum menemukan maskot yang cocok yang mampu mewakilinya.
Hingga pada suatu hari, seperti yang disampaikan oleh Jeff Ayers, Torvalds saat itu sedang mengunjungi National Zoo & Aquarium, yang terletak di Canberra, Australia. Di sana, dirinya ternyata mengidap sebuah penyakit bernama penguinitis.
Penyakit ini muncul ketika dirinya digigit oleh seekor pinguin di taman satwa tersebut. Sejak saat itu, pinguin selalu terbayang di pikirannya.
Torvalds sendiri saat itu tengah mengadakan sayembara untuk mencari logo bagi Linux. Tux pun termasuk salah satu entri yang ikut dilombakan kala itu.
Namun, Tux tidak dianggap cocok mewakili Linux sebagai logo. Sehingga, Tux kemudian hanya diberikan jabatan sebagai maskot Linux.
Tux sendiri lahir dari tangan terampil Larry Ewing pada 1996 setelah diberikan inspirasi oleh Alan Cox. Tux kemudian disempurnakan lagi oleh Torvalds mengikuti pengalamannya kala digigit penguin.
Pemberian nama Tux sendiri cukup unik. Ada yang menyebutkan bahwa ini merupakan singkatan dari (T)orvalds (U)ni(X). Namun, ada juga yang menyatakan bahwa ini singkatan dari kata tuxedo, baju yang mirip dengan penampakan tubuh penguin.
references by http://adf.ly/Tsu29