Stimulasi untuk perkembangan anak memang sangat penting untuk dilakukan. Namun bagaimana kah cara yang peling efektif untuk memberikan stimuli kepada anak-anak? Menurut psikolog anak, Efnie Indrianie, menstimulasi anak tidaklah perlu dengan cara yang rumit, melainkan hanya dengan membiarkan anak berbaur dan bermain permainan tradisional bersama teman-teman sebayanya.
Baca Artikel Lainnya
- Kenapa Shopee Tidak Bisa Ubah atau Ganti Jasa Kurir Ekspedisi?
- Apa Dampak Efek Meniup Makanan & Minuman Panas Bagi Kesehatan?
- Apa Efek Jarang Minum Air Putih Bagi Darah?
- Kenapa El Nino Membuat Nyamuk Agresif & Sering Menggigit?
- Dampak Efek Tubuh Yang Terlalu Banyak Makan Daging
- Alasan Pria Selingkuh
- Kasus Anak Depresi Handphone Hasil Menabung Dijual Sang Ibu
- Indonesia Negara Paling Banyak Bermain Smartphone Hingga Kurang Produktif & Malas Belajar
- Apa Efek Yang Terjadi Terlalu Banyak Tidur?
- Kapan Waktu Yang Tepat BerMedia Sosial?
- Apa Efek Pakai Laher Bearing Roda Murah KW?
- Penyebab Korsleting Listrik
- Kelemahan dan Kekurangan Motor Matic Metik Yamaha
- Kelemahan Ban Tubeless Motor
- Penyebab Reflektor Lampu Motor Meleleh Rusak
- Cara Mengenalkan Sayur Pada Anak
- Penyebab Bayi Meninggal Mendadak
- Cara Hamil Bayi Perempuan
- Kenapa Gigi Gingsul Bisa Tumbuh?
- Apa Dampak Negatif Membiarkan Anak Lama Menangis?
“Untuk menstimulasi otak anak sebenarnya alam itu menjadi wadah yang baik. Seperti kalau kita balik lagi ke permainan tradisional, itu biasanya kan melibatkan situasi di alam terbuka, kegiatannya berkelompok, mengatur strategi, dan itu biasanya sangat-sangat efektif untuk menstimulasi anak,” ujarnya kepada Sindonews belum lama ini.
Menurut Efnie, permainan tradisional yakni petak umpet adalah salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan anak berbagai hal, mulai dari bagaimana cara mengatur strategi, menganalisa, belajar menjadi pemimpin, bekerja sama dengan teman-temannya, dan melatih kemampuan mereka berkomunikasi, khususnya dalam hal persuasif.
“Karena permainan tradisional ada strategi, analisa, kepemimpinan, kerja sama. Dan kemampuan berikutnya adalah kemampuan berkomunikasi persuasi. Salah satu contohnya pada permainan petak umpet. Itu yang paling simple ya. Dalam permainan ini anak harus bikin strategi, tempat mana yang bagus untuk bersembunyi,” ungkap Efnie.
Efnie juga menjelaskan, selain itu juga harus punya keberanian, supaya tidak mudah ditangkap oleh lawan, dia harus berani eksplor lingkungan tempat bermainnya. "Nah, dimana kemampuan komunikasi persuasinya? Minimal saat anak bersembunyi dan ada teman lainnya, dia akan bilang ke temannya, ‘jangan bilang-bilang ya aku disini’,” pungkasnya.
Menurut Efnie, permainan tradisional yakni petak umpet adalah salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan anak berbagai hal, mulai dari bagaimana cara mengatur strategi, menganalisa, belajar menjadi pemimpin, bekerja sama dengan teman-temannya, dan melatih kemampuan mereka berkomunikasi, khususnya dalam hal persuasif.
“Karena permainan tradisional ada strategi, analisa, kepemimpinan, kerja sama. Dan kemampuan berikutnya adalah kemampuan berkomunikasi persuasi. Salah satu contohnya pada permainan petak umpet. Itu yang paling simple ya. Dalam permainan ini anak harus bikin strategi, tempat mana yang bagus untuk bersembunyi,” ungkap Efnie.
Efnie juga menjelaskan, selain itu juga harus punya keberanian, supaya tidak mudah ditangkap oleh lawan, dia harus berani eksplor lingkungan tempat bermainnya. "Nah, dimana kemampuan komunikasi persuasinya? Minimal saat anak bersembunyi dan ada teman lainnya, dia akan bilang ke temannya, ‘jangan bilang-bilang ya aku disini’,” pungkasnya.
references by sindonews
