Baca Artikel Lainnya
Kepala Sub Bidang Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Harry Tirto Djatmiko, mengatakan puncak musim penghujan 2016-2017 diperkirakan terjadi mulai Desember mendatang. Pihaknya mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
Menurut Harry, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember-Januari 2017. Meski demikian, kondisi curah hujan tinggi diperkirakan masih tetap berlangsung hingga Februari tahun depan.
"Tingginya curah hujan sudah bisa dilihat peningkatannya mulai bulan ini. Jika curah hujan saat ini sudah tinggi, maka dapat diprediksi ada kenaikan curah hujan di bulan-bulan berikitnya. Masyarakat perlu waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi baik angin puting beliung, banjir, banjir bandang dan tanah longsor," ujar Harry ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (13/11).
Tren peningkatan curah hujan, lanjut dia, memang terjadi pada November. Kenaikan curah hujan ini antara lain disebabkan karena pengaruh La Nina yang membuat kondisi kemarau basah pada sebelumya.
Kondisi ini terus berpengaruh sehingga membuat curah hujan saat ini mulai berada di atas rata-rata curah hujan di bulan sebelumnya. Curah hujan tinggi diprediksi terjadi di Indonesia bagian selatan seperti bagian selatan Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Harry menambahkan, pihaknya belum dapat memperkirakan apakah potensi bencana pada musim hujan tahun ini lebih buruk daripada tahun lalu. "Yang jelas potesi bencana hidrometeorologi tetap ada. Potensi bencana masih akan terjadi hingga masa transisi musim pada tahun depan," tutur dia.
Adapun prediksi sementara dari BMKG menyebutkan masa transisi musim hujan ke musim kemarau akan terjadi pada April hingga Juni 2017.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan potensi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama makin meningkat. Karena itu, masyarakat diminta lebih waspada dengan kemungkinan bencana banjir maupun tanah longsor.
"Musim hujan diprediksi terjadi hingga April 2017. Potensi banjir, angin puting beliung dan tanah longsor semmakin meningkat," ujarnya.
references by republika
Follow @A_BlogWeb
"Tingginya curah hujan sudah bisa dilihat peningkatannya mulai bulan ini. Jika curah hujan saat ini sudah tinggi, maka dapat diprediksi ada kenaikan curah hujan di bulan-bulan berikitnya. Masyarakat perlu waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi baik angin puting beliung, banjir, banjir bandang dan tanah longsor," ujar Harry ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (13/11).
Tren peningkatan curah hujan, lanjut dia, memang terjadi pada November. Kenaikan curah hujan ini antara lain disebabkan karena pengaruh La Nina yang membuat kondisi kemarau basah pada sebelumya.
Kondisi ini terus berpengaruh sehingga membuat curah hujan saat ini mulai berada di atas rata-rata curah hujan di bulan sebelumnya. Curah hujan tinggi diprediksi terjadi di Indonesia bagian selatan seperti bagian selatan Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Harry menambahkan, pihaknya belum dapat memperkirakan apakah potensi bencana pada musim hujan tahun ini lebih buruk daripada tahun lalu. "Yang jelas potesi bencana hidrometeorologi tetap ada. Potensi bencana masih akan terjadi hingga masa transisi musim pada tahun depan," tutur dia.
Adapun prediksi sementara dari BMKG menyebutkan masa transisi musim hujan ke musim kemarau akan terjadi pada April hingga Juni 2017.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan potensi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama makin meningkat. Karena itu, masyarakat diminta lebih waspada dengan kemungkinan bencana banjir maupun tanah longsor.
"Musim hujan diprediksi terjadi hingga April 2017. Potensi banjir, angin puting beliung dan tanah longsor semmakin meningkat," ujarnya.
references by republika