Baca Artikel Lainnya
Ribuan massa aksi bela Islam terlihat berbondong-bondong melintasi Tugu Tani dan berjalan menuju Mesjid Istiqlal. Massa aksi tersebut terus bergerak dari Jalan Menteng Raya menuju Masjid Istiqlal dengan melewati Jalan Ridwan Rais.
Ribuan massa tersebut tak henti-hentinya meneriakan takbir, bershalawat serta menyuarakan yel-yel yang berisi desakan agar Ahok ditangkap. Namun di sela-sela perjalanan, sebagian dari massa tersebut terlihat memungut sampah-sampah yang ada di sekitaran jalan yang mereka lewati.
"Dari awal sudah diintruksikan buat mungutin sampah. Karena aksi damai diupayakan sedamai mungkin," kata salah seorang peserta Aksi asal Karawang Barat, Rois kepada Republika.co.id, Jumat (4/11).
Para peserta aksi tersebut terus mengular menuju Masjid Istiqlal. Tempat terbatas tak mematahkan semangat mereka untuk bisa merapat ke titik awal aksi. Bahkan mereka rela melaksanakan shalat Jumat di jalan.
"Iya ini bergerak ke Masjid Istiqlal. Tapi katanya shalat Jumat di jalan, soalnya Istiqlal sudah penuh," terang Rois.
Pemuda Ini Keliling Pungut Sampah yang Ditinggalkan Pendemo
Inal (24) berjalan keliling di antara peserta demo 4 November, Jumat (4/11/2016).
Warga Menteng, Jakarta Pusat, itu juga merupakan salah satu peserta aksi.
Ia membawa sebuah kantong plastik besar berwarna hitam.
Anggota Kelompok Pemuda Masjid Batu Muslim di Menteng itu memungut sampah dan memasukkan ke kantong yang dibawanya.
Inal juga menyodorkan kantong plastik yang dibawanya kepada mereka yang ingin membuang pembungkus makanan dan botol air mineral.
Inal mengatakan, membawa kantong sampah tersebut merupakan inisiatif dari kelompoknya untuk menjaga kebersihan Jakarta.
Inisiatif ini muncul karena biasanya banyak yang kesulitan menemukan tempat sampah di sudut-sudut jalan karena ramainya tempat.
Selain Inal, terlihat beberapa orang lain yang juga membawa kantong serupa.
"Setelah ini pindah lagi (membawa kantong plastik) ikut rombongan," kata Inal kepada Kompas.com, Jumat.
Sebelumnya, ada imbauan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi DKI Jakarta agar pendemo tak mencemari Jakarta dengan sampah pada aksi unjuk rasa hari ini.
Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, Samsul Ma'arif, mengatakan, tindakan pencemaran tidak sejalan dengan prinsip akhlaqul-karimah (perilaku mulia) yang selalu jadi pegangan NU.
"Kalau demo masih mengotori Jakarta, itu namanya demo yang tidak ber-akhlaqul-karimah," ucap Samsul.
Demo 4 November digelar mulai dari Masjid Istiqlal, Gambir, Balaikota, hingga Istana Negara. Sebanyak puluhan ribu orang diperkirakan memadati jalan raya.
Mereka menuntut calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, diproses secara hukum karena dianggap menistakan agama.
Aksi Pungut Sampah.. Inspirasi Massa Pendemopun Ikut Gotong Royong
Di tengah berlangsungnya demonstrasi ormas Islam di sekitar Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat, ada aksi simpatik yang dilakukan sejumlah santri asal Bogor, Jawa Barat. Mereka memunguti berbagai sampah yang dibuang demonstran ke jalan. Aksi simpatik ini dinamai Demo Bersih.
Menurut Koordinator Aksi Demo Bersih Achmad (45) aksi ini dilakukan dengan mengacu pada ajaran Islam tentang kebersihan.
"Kami bersama teman-teman, sangat peduli dengan kebesaran dan kemuliaan Islam, karena kami yakin islam merupakan agama yang bersih di dunia ini, maka kami dan teman teman berkumpul dan bergerak bersama sama untuk menjaga kebersihan Jakarta pada demo ini," ujarnya kepada Suara.com.
Kelompok ini akan terus mengikuti jalannya demonstrasi hari ini dan akan membersihkan sampah-sampah yang berceceran. Dengan demikian, aksi umat Islam akan tetap meninggalkan kesan yang baik.
"Kita akan mutar terus sepanjang demo dan sampah akan dikumpulkan ke tempat yang pembuangan yang sebenarnya," kata dia.
Di sekitar Masjid Istiqlal juga ada relawan yang berinisiatif untuk memunguti sampah di jalanan.
Aksi ini menginspirasi sebagian demonstran.
Mereka kemudian sama-sama saling membantu membersihkan sampah berupa plastik, koran, maupun botol bekas air minum.
Aksi simpatik dilakukan seorang pria dan wanita di tengah demo 4 November. Di tengah keriuhan massa, keduanya memungut sampah dengan berbekal kantung plastik besar.
Pria dan wanita itu berbagi peran. Pria berpeci itu membawa kantung plastik berwarna hitam, sedangkan sang wanita memungut sampah. Bergerak ke berbagai titik di persimpangan antara Masjid Istiqlal dan Lapangan Banteng, Jumat (4/11/2016).
Kehadiran pria dan wanita pemungut sampah itu membuat pendemo berinisiatif memberikan botol minuman yang hampir habis isinya. Mereka memasukkan sampah ke kantong sampah yang dibawa pria tersebut.
Mayoritas sampah berupa botol minuman. Sisanya sampah plastik bekas makanan.Pria dan wanita bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Dalam waktu sekejap, mereka tak tenggelam dalam kerumunan massa pendemo
Terkumpul 50 Kantong, Mukhlis Sigap Pungut Sampah Masjid Istiqlal
Dua remaja tampak memungut sampah yang berserakan di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Mereka mengenakan kemeja putih serta rompi hijau.
Ditangannya satu kantong plastik hitam besar berisi sampah pengunjuk rasa.
Remaja tersebut bernama Mukhlis (18) dan Imam (18) berasal dari pesantren Daarul Qur'an pimpinan Yusuf Mansur, Tangerang.
"Kami sekelompok 40 orang," kata Mukhlis.
Mukhlis mengatakan rombongan pesantren sejak pukul 09.30 WIB telah hadir di Masjid Istiqlal.
Mereka mendapat tugas untuk membersihkan sampah di area Masjid Istiqlal.
"Tugasnya berkeliling memungut sampah biar kebersihan mesjid tetap terjaga. Kita sampai sore," kata Mukhlis tersenyum.
Sejak pagi tadi, Mukhlis mengatakan kelompoknya telah mengumpulkan 50 kantong plastik besar berisi sampah.
"Kita kumpulkan dan berkoordinasi dengan petugas kebersihan setempat," ujar Mukhlis.
Mukhlis belum mengetahui waktu kepulangan dari Masjid Istiqlal. Ia ditugaskan menjaga kebersihan masjid sampai sore hari.
"Kalau nanti sore, tunggu komando lanjutan," ujar Mukhlis.
Muhklis dan Imam membantah mendapatkan bayaran untuk membersihkan Masjid Istiqlal.
Keduanya menegaskan berinsiatif ikut ambil bagian dalam demonstrasi 4 November 2016.
"Ini inisiatif. Kita ikhlas dapat tugas ini," kata Imam sambil melanjutkan tugasnya.
Dai kondang sekaligus pimpinan pondok pesantren Darut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym sengaja terlambat memulai aksi. Ia terlambat karena ingin memunguti sampah-sampah massa aksi bela islam II. Terlihat Aa Gym bersama santri Daarut Tauhid memunguti sampah sepanjang jalur aksi.
Aa Gym baru memulai aksi pukul 15.00 WIB, memberikan jarak dari massa inti sekitar 150 meter. Aa Gym berorasi
“Maju darut tauhid maju, jangan sisakan satu sampah. Mari kita ikut bergerak.”
Sambil mungut sampah, Aa Gym didampingi ratusan santrinya terus bergerak menyisir sampah yang ada di sekitar lokasi aksi. “Jangan sampai ada yang tersisa, semuanya maju,” katanya lagi.
Aksi pembersihan sampah tersebut dimulai dari kawasan Masjid Istiqlal Jakarta.
"Turun-turun. Kiri-kanan kita bersihkan sampah. Persenjataan dikeluarkan, pangki, sapu lidi dan plastik diambil di sebelah kiri," kata Aa Gym kepada anak buahnya di masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Dia menambahkan, pembersihan di mulai dari dalam masjid, taman dan halaman masjid lainnya yang masih ada sampahnya. Ia berharap, dengan kegiatan ini, para peserta kita akan mendapat pahala.
"Kita bersihkan dalam masjid dulu, setelah itu baru kita jalan. Kalau sekarang kita jalan juga gak bisa, masanya macet di jalan. Daripada bengong lebih baik bersihkan dalam dulu," kata Aa Gym.
Ia mengeluhkan, selama ini, banyak orang berasumsi bahwa demo selalu meninggalkan sampah sembarangan. Karena itu, imbuhnya, ia dan timnya berkomitmen untuk membersihkan sampah yang ditinggalkan pendemo.
Hal serupa juga diungkapkan Ruri, salah satu peserta aksi damai bersih-bersih dari Pesantren Daarut Tauhid, Bandung. Menurutnya, kebersihan itu bagian dari iman.
"Kami juga telah menyiapkan perlengkapan bersih-bersih. Kresek sampah, baki dan sapu lidi. Sesama muslim, kita satu tujuan yaitu menegakkan keadilan. Kita damai dan bersih-bersih tidak sampai meninggalkan sampah. Islam tidak mengajarkan." tegasnya kepada tirto.id.
Tak hanya santri dan para pengajar Daarut Tauhid yang ikut aksi bersih-bersih, tetapi orang tua wali murid pondok pesantren Darur Tauhid juga ikut aksi tersebut.
"Memang niatnya pergi sendiri ke Jakarta. Tapi karena ada disediakan angkutan bis sama ponpes tempat anak saya, maka saya ikut juga. Kalau sendirikan enggak karuan. Mending ramai-ramai gini lebih jelas, bisa beraihkan sampah juga," tutup Ghomas.
Aksi terpuji pendemo punguti sampah yang berserakan
Di tengah ribuan massa organisasi keagamaan yang menggelar unjuk rasa di sekitar kawasan Monas, seorang wanita paruh baya mencuri perhatian dengan aksi terpujinya. Wanita itu diketahui bernama Yuli. Dia berinisiatif mengambil sampah plastik yang bertebaran sepanjang jalur long march dari Masjid Istiqlal menuju Istana Negara.
Yuli sengaja membawa kantung plastik hitam besar khusus sampah. Awalnya dia hanya seorang diri memunguti sampah air mineral yang berserakan. Seorang pemuda, Adi (25) yang melihat aksi Yuli tertarik membantunya memunguti sampah. Adi beralasan, tindakannya ini untuk membuktikan bahwa demo yang dilakukan umat muslim tidak anarkis. Umat Islam peduli dengan kebersihan.
"Dari tadi kita teriak untuk jangan asal buang sampah sembarangan. Bawa sampah masing-masing kalau udah ketemu tempat sampah baru dibuang disitu," kata Adi.
Mendengar penyataan Adi, Ibu Yuli tertawa. Dia menuturkan pentingnya kesadaran terhadap lingkungan apalagu jika dilakukan oleh kaum muda.
"Yang kayak begini harusnya bisa dicontoh. Jangan cuma ngotorin aja," ucap bu Yuli.
Massa demo Bela Islam II tak sekadar melakukan aksi dan menumpahkan unek-uneknya pada Jumat (4/11) siang.
Sebagian dari massa aksi ada yang menjadi laskar kebersihan.
Di sepanjang jalan aksi long march dari Istiqlal menuju Monas, lima orang di setiap 50 meter massa, ada yang berkelompok membawa trash bag jitam dan putih.
Mereka memunguti sampah dari pendemo yang melakukan aksi.
"Ini kepedulian teman-teman saja. Kami memang ditugaskan untuk menjaga kebersihan. Tapi ya nggak bisa bersih seluruhnya, karena baru dipungut, sudah ada lagi, kami membantu agar tidak terlalu banyak sampah di jalan," kata Luthfi, 19 tahun, salah satu anggota laskar kebersihan.
Dari pantauan JPNN, tak hanya laskar kebersihan yang terlihat mengikuti demo.
Ada juga tim pemungut sampah pendemo yang menggunakan trashbag warna kuning.
Ada juga yang memakai baju putih bertuliskan tim kebersihan aksi Bela Islam.
Meski sudah ada tim pemungut sampah, memang nuansa kotor di jalanan karena botol bekas minuman, Koran dan kardus, tetap terlihat menumpuk.
Muslim dari kalangan Tionghoa ikut berpartisipasi dalam Aksi Bela Islam II yang digelar di depan Istana Negara, Jumat (4/11).
Namun, mereka mengikuti aksi dengan cara berbeda. Mereka tidak berorasi, tapi malah mengundang simpati.
Sejumlah muslim keturunan Tionghoa terlihat membawa kantong plastik hitam berukuran sekitar satu meter. Mereka kemudian memunguti setiap sampah yang bertebaran di jalan.
Mereka memunguti sampau sembari menyapa massa pengunjuk rasa. “Ini bagian dari partisipasi kami. Apa yang bisa kami lakukan, maka akan kami lakukan," ujar Supri, salah seorang massa yang memunguti sampah persis di samping Gedung Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jumat (4/11).
Menurut Supri, ada belasan orang dari muslim Tionghoa yang melakukan aksi bersih-bersih. Mereka merasa terpanggil ikut memberi sesuatu yang terbaik demi mendukung kelancaran aksi.
"Kami independen, tidak dari kelompok mana pun," ujar pemuda dua puluhan tahun itu.
Aksi belasan umat muslim warga keturunan Tionghoa ini rupanya cukup menarik simpati pengunjuk rasa lainnya. Bahkan ada yang dengan sukarela membantu aksi mereka. Sementara lainnya menjabat tangan, sembari mengajak foto bersama
Massa dari Sumatera Barat yang ikut demo di Jakarta saat ini masih berjalan menuju Istana Merdeka. Disepanjang jalan Merdeka Selatan, ribuan massa tidak hanya bersorak yel-yel tangkap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Mereka juga membawa kantong plastik berukuran besar untuk mengambil sisa-sisa sampah dari aksi demo.Dari pantauan haluan di lokasi, massa yang sengaja membawa kantong plastik tersebut berasal dari Jawa Barat, dan tuan rumah Jakarta.
Tidak ketinggalan, massa dari Sumbar juga ikut membantu memungut sampah yang berserakan di jalan.Menurut salah seorang peserta aksi demo Putra (28), demo tidak harus merusak dan meninggalkan sisa sampah. Justu dengan kebersamaan demo bisa berjalan tertib dan bersih.
“Ini sebagai bentuk kepedulian kami peserta demo, tidak selalu setiap ada aksi demo diikuti dengan tumpukan sampah, minimal dengan ini kami membantu pemda DKI,” terangnya.
sudah mulai berjalan menuju Tugu Tani dan bergabung dengan massa yang sudah berkumpul di Masjid Istiqlal Jakarta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis bahwa
iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi dari cabang-cabang keimanan adalah perkataan “la ilaha illallah” dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Secara tidak langsung, hadis tersebut juga mengisyaratkan bahwa keimanan seseorang itu bertingkat-tingkat sesuai dengan ilmu dan amal yang ia perbuat.
Hanya saja, jangan remehkan suatu amal kebaikan, sekalipun terlihat kecil, sedikit dan dianggap remeh oleh manusia. Bisa jadi, Allah subhanahu wa ta’ala Ridho akan amal tersebut dan kelak akan mengganjar amalan yang dikerjakan secara ikhlas tersebut dengan pahala yang berlipat di hari yg besar kelak.. yaitu Padang Mahsyar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisahkan bahwa akan ada seorang laki-laki yang masuk surga karena ia menyingkirkan duri yang berada di suatu jalan, yang dilakukan dengan tujuan agar tidak mengganggu kaum muslimin dan orang yg melintas. Sebab itu, Allah subhanahu wa ta’ala menerima amal baiknya tersebut dan mengganjarnya dengan balasan yang lebih baik. Subhanallah
references by
republika, tribunnews, suara, goriau, tirto.id, merdeka, jpnn, harianhaluan
Follow @A_BlogWeb
"Dari awal sudah diintruksikan buat mungutin sampah. Karena aksi damai diupayakan sedamai mungkin," kata salah seorang peserta Aksi asal Karawang Barat, Rois kepada Republika.co.id, Jumat (4/11).
Para peserta aksi tersebut terus mengular menuju Masjid Istiqlal. Tempat terbatas tak mematahkan semangat mereka untuk bisa merapat ke titik awal aksi. Bahkan mereka rela melaksanakan shalat Jumat di jalan.
"Iya ini bergerak ke Masjid Istiqlal. Tapi katanya shalat Jumat di jalan, soalnya Istiqlal sudah penuh," terang Rois.
Pemuda Ini Keliling Pungut Sampah yang Ditinggalkan Pendemo
Inal (24) berjalan keliling di antara peserta demo 4 November, Jumat (4/11/2016).
Warga Menteng, Jakarta Pusat, itu juga merupakan salah satu peserta aksi.
Ia membawa sebuah kantong plastik besar berwarna hitam.
Anggota Kelompok Pemuda Masjid Batu Muslim di Menteng itu memungut sampah dan memasukkan ke kantong yang dibawanya.
Inal mengatakan, membawa kantong sampah tersebut merupakan inisiatif dari kelompoknya untuk menjaga kebersihan Jakarta.
Inisiatif ini muncul karena biasanya banyak yang kesulitan menemukan tempat sampah di sudut-sudut jalan karena ramainya tempat.
Selain Inal, terlihat beberapa orang lain yang juga membawa kantong serupa.
"Setelah ini pindah lagi (membawa kantong plastik) ikut rombongan," kata Inal kepada Kompas.com, Jumat.
Sebelumnya, ada imbauan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi DKI Jakarta agar pendemo tak mencemari Jakarta dengan sampah pada aksi unjuk rasa hari ini.
Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, Samsul Ma'arif, mengatakan, tindakan pencemaran tidak sejalan dengan prinsip akhlaqul-karimah (perilaku mulia) yang selalu jadi pegangan NU.
"Kalau demo masih mengotori Jakarta, itu namanya demo yang tidak ber-akhlaqul-karimah," ucap Samsul.
Demo 4 November digelar mulai dari Masjid Istiqlal, Gambir, Balaikota, hingga Istana Negara. Sebanyak puluhan ribu orang diperkirakan memadati jalan raya.
Mereka menuntut calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, diproses secara hukum karena dianggap menistakan agama.
Aksi Pungut Sampah.. Inspirasi Massa Pendemopun Ikut Gotong Royong
Di tengah berlangsungnya demonstrasi ormas Islam di sekitar Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat, ada aksi simpatik yang dilakukan sejumlah santri asal Bogor, Jawa Barat. Mereka memunguti berbagai sampah yang dibuang demonstran ke jalan. Aksi simpatik ini dinamai Demo Bersih.
Menurut Koordinator Aksi Demo Bersih Achmad (45) aksi ini dilakukan dengan mengacu pada ajaran Islam tentang kebersihan.
"Kami bersama teman-teman, sangat peduli dengan kebesaran dan kemuliaan Islam, karena kami yakin islam merupakan agama yang bersih di dunia ini, maka kami dan teman teman berkumpul dan bergerak bersama sama untuk menjaga kebersihan Jakarta pada demo ini," ujarnya kepada Suara.com.
Kelompok ini akan terus mengikuti jalannya demonstrasi hari ini dan akan membersihkan sampah-sampah yang berceceran. Dengan demikian, aksi umat Islam akan tetap meninggalkan kesan yang baik.
"Kita akan mutar terus sepanjang demo dan sampah akan dikumpulkan ke tempat yang pembuangan yang sebenarnya," kata dia.
Di sekitar Masjid Istiqlal juga ada relawan yang berinisiatif untuk memunguti sampah di jalanan.
Aksi ini menginspirasi sebagian demonstran.
Mereka kemudian sama-sama saling membantu membersihkan sampah berupa plastik, koran, maupun botol bekas air minum.
Aksi Simpatik Ditengah Keriuhan, Bawa Kantong Plastik Besar, Bapak Ibu Pendemo ini Punguti Sampah di Istiqlal
Pria dan wanita itu berbagi peran. Pria berpeci itu membawa kantung plastik berwarna hitam, sedangkan sang wanita memungut sampah. Bergerak ke berbagai titik di persimpangan antara Masjid Istiqlal dan Lapangan Banteng, Jumat (4/11/2016).
Kehadiran pria dan wanita pemungut sampah itu membuat pendemo berinisiatif memberikan botol minuman yang hampir habis isinya. Mereka memasukkan sampah ke kantong sampah yang dibawa pria tersebut.
Mayoritas sampah berupa botol minuman. Sisanya sampah plastik bekas makanan.Pria dan wanita bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Dalam waktu sekejap, mereka tak tenggelam dalam kerumunan massa pendemo
Terkumpul 50 Kantong, Mukhlis Sigap Pungut Sampah Masjid Istiqlal
Mereka mengenakan kemeja putih serta rompi hijau.
Ditangannya satu kantong plastik hitam besar berisi sampah pengunjuk rasa.
Remaja tersebut bernama Mukhlis (18) dan Imam (18) berasal dari pesantren Daarul Qur'an pimpinan Yusuf Mansur, Tangerang.
"Kami sekelompok 40 orang," kata Mukhlis.
Mukhlis mengatakan rombongan pesantren sejak pukul 09.30 WIB telah hadir di Masjid Istiqlal.
Mereka mendapat tugas untuk membersihkan sampah di area Masjid Istiqlal.
"Tugasnya berkeliling memungut sampah biar kebersihan mesjid tetap terjaga. Kita sampai sore," kata Mukhlis tersenyum.
Sejak pagi tadi, Mukhlis mengatakan kelompoknya telah mengumpulkan 50 kantong plastik besar berisi sampah.
"Kita kumpulkan dan berkoordinasi dengan petugas kebersihan setempat," ujar Mukhlis.
Mukhlis belum mengetahui waktu kepulangan dari Masjid Istiqlal. Ia ditugaskan menjaga kebersihan masjid sampai sore hari.
"Kalau nanti sore, tunggu komando lanjutan," ujar Mukhlis.
Muhklis dan Imam membantah mendapatkan bayaran untuk membersihkan Masjid Istiqlal.
Keduanya menegaskan berinsiatif ikut ambil bagian dalam demonstrasi 4 November 2016.
"Ini inisiatif. Kita ikhlas dapat tugas ini," kata Imam sambil melanjutkan tugasnya.
Aa Gym & Santri Daruut Tauhid Punguti Sampah Massa Aksi
Dai kondang sekaligus pimpinan pondok pesantren Darut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym sengaja terlambat memulai aksi. Ia terlambat karena ingin memunguti sampah-sampah massa aksi bela islam II. Terlihat Aa Gym bersama santri Daarut Tauhid memunguti sampah sepanjang jalur aksi.
“Maju darut tauhid maju, jangan sisakan satu sampah. Mari kita ikut bergerak.”
Sambil mungut sampah, Aa Gym didampingi ratusan santrinya terus bergerak menyisir sampah yang ada di sekitar lokasi aksi. “Jangan sampai ada yang tersisa, semuanya maju,” katanya lagi.
Aksi pembersihan sampah tersebut dimulai dari kawasan Masjid Istiqlal Jakarta.
"Turun-turun. Kiri-kanan kita bersihkan sampah. Persenjataan dikeluarkan, pangki, sapu lidi dan plastik diambil di sebelah kiri," kata Aa Gym kepada anak buahnya di masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Dia menambahkan, pembersihan di mulai dari dalam masjid, taman dan halaman masjid lainnya yang masih ada sampahnya. Ia berharap, dengan kegiatan ini, para peserta kita akan mendapat pahala.
"Kita bersihkan dalam masjid dulu, setelah itu baru kita jalan. Kalau sekarang kita jalan juga gak bisa, masanya macet di jalan. Daripada bengong lebih baik bersihkan dalam dulu," kata Aa Gym.
Ia mengeluhkan, selama ini, banyak orang berasumsi bahwa demo selalu meninggalkan sampah sembarangan. Karena itu, imbuhnya, ia dan timnya berkomitmen untuk membersihkan sampah yang ditinggalkan pendemo.
Hal serupa juga diungkapkan Ruri, salah satu peserta aksi damai bersih-bersih dari Pesantren Daarut Tauhid, Bandung. Menurutnya, kebersihan itu bagian dari iman.
Kebersihan sebagian dari iman. Kalimat itu adalah hadits nabi yang sudah pasti harus diikuti oleh umat Islam di mana pun ia berada.
Begitu pula yang dilakukan oleh santri Daarut Tauhid. Mereka membentuk tim Bersih, Rapi, Tertip, dan Teratur (BRTT) untuk membersihkan sampah yang berserakan dalam demo Bela Islam.
Tak hanya santri dan para pengajar Daarut Tauhid yang ikut aksi bersih-bersih, tetapi orang tua wali murid pondok pesantren Darur Tauhid juga ikut aksi tersebut.
"Memang niatnya pergi sendiri ke Jakarta. Tapi karena ada disediakan angkutan bis sama ponpes tempat anak saya, maka saya ikut juga. Kalau sendirikan enggak karuan. Mending ramai-ramai gini lebih jelas, bisa beraihkan sampah juga," tutup Ghomas.
Di tengah ribuan massa organisasi keagamaan yang menggelar unjuk rasa di sekitar kawasan Monas, seorang wanita paruh baya mencuri perhatian dengan aksi terpujinya. Wanita itu diketahui bernama Yuli. Dia berinisiatif mengambil sampah plastik yang bertebaran sepanjang jalur long march dari Masjid Istiqlal menuju Istana Negara.
Yuli sengaja membawa kantung plastik hitam besar khusus sampah. Awalnya dia hanya seorang diri memunguti sampah air mineral yang berserakan. Seorang pemuda, Adi (25) yang melihat aksi Yuli tertarik membantunya memunguti sampah. Adi beralasan, tindakannya ini untuk membuktikan bahwa demo yang dilakukan umat muslim tidak anarkis. Umat Islam peduli dengan kebersihan.
"Dari tadi kita teriak untuk jangan asal buang sampah sembarangan. Bawa sampah masing-masing kalau udah ketemu tempat sampah baru dibuang disitu," kata Adi.
Mendengar penyataan Adi, Ibu Yuli tertawa. Dia menuturkan pentingnya kesadaran terhadap lingkungan apalagu jika dilakukan oleh kaum muda.
"Yang kayak begini harusnya bisa dicontoh. Jangan cuma ngotorin aja," ucap bu Yuli.
Laskar Kebersihan Demonstran 411 2016 Beraksi...Salut!
Sebagian dari massa aksi ada yang menjadi laskar kebersihan.
Di sepanjang jalan aksi long march dari Istiqlal menuju Monas, lima orang di setiap 50 meter massa, ada yang berkelompok membawa trash bag jitam dan putih.
Mereka memunguti sampah dari pendemo yang melakukan aksi.
"Ini kepedulian teman-teman saja. Kami memang ditugaskan untuk menjaga kebersihan. Tapi ya nggak bisa bersih seluruhnya, karena baru dipungut, sudah ada lagi, kami membantu agar tidak terlalu banyak sampah di jalan," kata Luthfi, 19 tahun, salah satu anggota laskar kebersihan.
Dari pantauan JPNN, tak hanya laskar kebersihan yang terlihat mengikuti demo.
Ada juga tim pemungut sampah pendemo yang menggunakan trashbag warna kuning.
Ada juga yang memakai baju putih bertuliskan tim kebersihan aksi Bela Islam.
Meski sudah ada tim pemungut sampah, memang nuansa kotor di jalanan karena botol bekas minuman, Koran dan kardus, tetap terlihat menumpuk.
Muslim Tionghoa Ikut Aksi Bela Islam dengan Memungut Sampah
Namun, mereka mengikuti aksi dengan cara berbeda. Mereka tidak berorasi, tapi malah mengundang simpati.
Sejumlah muslim keturunan Tionghoa terlihat membawa kantong plastik hitam berukuran sekitar satu meter. Mereka kemudian memunguti setiap sampah yang bertebaran di jalan.
Mereka memunguti sampau sembari menyapa massa pengunjuk rasa. “Ini bagian dari partisipasi kami. Apa yang bisa kami lakukan, maka akan kami lakukan," ujar Supri, salah seorang massa yang memunguti sampah persis di samping Gedung Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jumat (4/11).
Menurut Supri, ada belasan orang dari muslim Tionghoa yang melakukan aksi bersih-bersih. Mereka merasa terpanggil ikut memberi sesuatu yang terbaik demi mendukung kelancaran aksi.
"Kami independen, tidak dari kelompok mana pun," ujar pemuda dua puluhan tahun itu.
Aksi belasan umat muslim warga keturunan Tionghoa ini rupanya cukup menarik simpati pengunjuk rasa lainnya. Bahkan ada yang dengan sukarela membantu aksi mereka. Sementara lainnya menjabat tangan, sembari mengajak foto bersama
Massa dari Jawa Barat, Jakarta dan Sumbar Bersihkan Sampah
Mereka juga membawa kantong plastik berukuran besar untuk mengambil sisa-sisa sampah dari aksi demo.Dari pantauan haluan di lokasi, massa yang sengaja membawa kantong plastik tersebut berasal dari Jawa Barat, dan tuan rumah Jakarta.
Tidak ketinggalan, massa dari Sumbar juga ikut membantu memungut sampah yang berserakan di jalan.Menurut salah seorang peserta aksi demo Putra (28), demo tidak harus merusak dan meninggalkan sisa sampah. Justu dengan kebersamaan demo bisa berjalan tertib dan bersih.
“Ini sebagai bentuk kepedulian kami peserta demo, tidak selalu setiap ada aksi demo diikuti dengan tumpukan sampah, minimal dengan ini kami membantu pemda DKI,” terangnya.
sudah mulai berjalan menuju Tugu Tani dan bergabung dengan massa yang sudah berkumpul di Masjid Istiqlal Jakarta.
Sebelumnya massa dari Sumbar salat jumat di Gedung Dakwah, dan melanjutkan longmarch lalu bergabung dengan massa dari Jawa Barat, Bekasi serta Lampung. Khusus untuk massa dari Sumbar, terdapat kain yang warna hijau yang diikat di lengan tangan. Hal ini untuk memudahkan mengakomodir ribuan massa dari Sumbar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis bahwa
iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi dari cabang-cabang keimanan adalah perkataan “la ilaha illallah” dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Secara tidak langsung, hadis tersebut juga mengisyaratkan bahwa keimanan seseorang itu bertingkat-tingkat sesuai dengan ilmu dan amal yang ia perbuat.
Hanya saja, jangan remehkan suatu amal kebaikan, sekalipun terlihat kecil, sedikit dan dianggap remeh oleh manusia. Bisa jadi, Allah subhanahu wa ta’ala Ridho akan amal tersebut dan kelak akan mengganjar amalan yang dikerjakan secara ikhlas tersebut dengan pahala yang berlipat di hari yg besar kelak.. yaitu Padang Mahsyar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisahkan bahwa akan ada seorang laki-laki yang masuk surga karena ia menyingkirkan duri yang berada di suatu jalan, yang dilakukan dengan tujuan agar tidak mengganggu kaum muslimin dan orang yg melintas. Sebab itu, Allah subhanahu wa ta’ala menerima amal baiknya tersebut dan mengganjarnya dengan balasan yang lebih baik. Subhanallah
republika, tribunnews, suara, goriau, tirto.id, merdeka, jpnn, harianhaluan