Baca Artikel Lainnya
23 medali berhasil dipersembahkan siswa jenjang SD yang berlaga di 12th International Mathematics and Science Olympiad (IMSO). Mereka bersaing dengan peserta dari 20 negara Asia, Eropa dan Afrika.
Direktur Pembinaan SD Wowon Widaryat mengatakan, 23 medali itu terbagi atas dua emas, 12 perak dan sembilan perunggu. Indonesia pada IMSO yang berlangsung di Thailand 1-7 November di Thailand ini mengirimkan 24 siswa dan hanya satu siswa yang tidak mempersembahkan medali.
Dari perolehan medali emas, ujarnya, memang tahun ini mengalami penurunan karena tahun kemarin meraih tiga emas. “Namun dari segi kuantitatif tahun ini kita terbaik karena hampir 100 persen siswa meraih medali,” katanya saat menjemput Tim IMSO di Bandara Soekarno-Hatta.
Siswa peraih medali emas dibidang matematika ialah Kevin J Kusnomo dari SDK 6 Penabur Jakarta dan peraih medali emas bidang IPA ialah Nathanael Tjandra (SDK Calvin Jakarta). Sementara peraih medali perak IPA adalah Keisha Ratu Alifia (SD Bina Gita Gemilang Jakarta), Farah Amalya Firdausin (SDIT Baitul Izzah Nganjuk), Anindita Kusumowijoyo (SDN Rawamangun 12 Pagi Jakarta), Gregorius Tendi (SD Santo Yakobus Jakarta).
Peraih medali perak Matematika Kathleen Callista (SD Pemuda Kota Semarang), Vanya Priscillia Bendatu (SD Kr Petra 9 Surabaya), Nagata Parama Aptana (SD Bina Anak Sholeh Tuban), Wage Mareto Ghazanfar (SDN Menteng 01 Pagi Jakarta), Alvinsen Japutra (SD Sutomo 1 Medan).
Sementara siswa SD yang mempersembahkan medali perunggu dibidang IPA ialah Irdya Pravieta Waridati (SD Unggulan Al Ya Lu Malang), Rahma Nur Jannati (SD Al Kautsar Lampung), Nareswari Dahayu Nathaniela (SD Kristen Manahan Surakarta), Husna Widyastuti (SDN 2 Ngantru Trenggalek), Nicholas Salim Prasetya (SD Bintang Mandiri Bali), Muhammad Fariz Ardisyah Putra (SD Muhammadiyah Condong Catur Sleman). Medali perunggu Matematika diraih Pradipta Arya Daniswara (SD Al Hikmah Surabaya), Charisma Pramudya Rusdiyanto (SDN Jember Lor 3), Maritza Gantari Makhrus (MIN 1 Malang), Karina Phangadi (SD Mawar Saron Jakarta), Daffa Al-Fathan Zaki (SD Islam Raudhah BSD Tangerang).
Wowon menjelaskan, para peserta ini diseleksi dari pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan juga diambil dari siswa siswi berprestasi dari seluruh Indonesia. Awalnya ada 1.700 siswa yang dijaring lalu diseleksi kembali hingga mendapat 55 siswa terbaik dibidang IPA dan matematika. Mereka pun diundang ke Jakarta untuk dikarantina selama lima bulan sehingga terpilih kembali 24 anak terbaik dikedua bidang tersebut. “Mereka ini calon pemimpin masa depan bangsa. Tentu pembinaan bagi mereka akan kami kawal terus hingga perguruan tinggi,” ungkapnya.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menjelaskan, Kemendikbud memang akan terus mengawal anak-anak berprestasi ini mulai sejak SD hingga perguruan tinggi. Harapan pemerintah, ujarnya, agar para siswa berprestasi ini bisa meneruskan pendidikan hingga doctor. Kata Hamid, mereka ingin bersekolah didalam maupun luar negeripun pemerintah berkomitmen untuk membiayainya.
Hamid menjelaskan, Kemendikbud akan memastikan siswa ini masuk ke sekolah-sekolah terbaik agar potensinya berkembang optimal. Sementara keberlanjutan mereka ke perguruan tinggi akan dibantu oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sehingga kemendikbud tidak akan bergantung kepada Kemenristek Dikti untuk membantu meneruskan kuliah mereka. “Kita sudah sepakat agar anak-anak berprestasi ini akan didukung sampai pendidikan tertinggi baik didalam dan luar negeri,” ungkapnya.
references by
Follow @A_BlogWeb
Direktur Pembinaan SD Wowon Widaryat mengatakan, 23 medali itu terbagi atas dua emas, 12 perak dan sembilan perunggu. Indonesia pada IMSO yang berlangsung di Thailand 1-7 November di Thailand ini mengirimkan 24 siswa dan hanya satu siswa yang tidak mempersembahkan medali.
Siswa peraih medali emas dibidang matematika ialah Kevin J Kusnomo dari SDK 6 Penabur Jakarta dan peraih medali emas bidang IPA ialah Nathanael Tjandra (SDK Calvin Jakarta). Sementara peraih medali perak IPA adalah Keisha Ratu Alifia (SD Bina Gita Gemilang Jakarta), Farah Amalya Firdausin (SDIT Baitul Izzah Nganjuk), Anindita Kusumowijoyo (SDN Rawamangun 12 Pagi Jakarta), Gregorius Tendi (SD Santo Yakobus Jakarta).
Peraih medali perak Matematika Kathleen Callista (SD Pemuda Kota Semarang), Vanya Priscillia Bendatu (SD Kr Petra 9 Surabaya), Nagata Parama Aptana (SD Bina Anak Sholeh Tuban), Wage Mareto Ghazanfar (SDN Menteng 01 Pagi Jakarta), Alvinsen Japutra (SD Sutomo 1 Medan).
Sementara siswa SD yang mempersembahkan medali perunggu dibidang IPA ialah Irdya Pravieta Waridati (SD Unggulan Al Ya Lu Malang), Rahma Nur Jannati (SD Al Kautsar Lampung), Nareswari Dahayu Nathaniela (SD Kristen Manahan Surakarta), Husna Widyastuti (SDN 2 Ngantru Trenggalek), Nicholas Salim Prasetya (SD Bintang Mandiri Bali), Muhammad Fariz Ardisyah Putra (SD Muhammadiyah Condong Catur Sleman). Medali perunggu Matematika diraih Pradipta Arya Daniswara (SD Al Hikmah Surabaya), Charisma Pramudya Rusdiyanto (SDN Jember Lor 3), Maritza Gantari Makhrus (MIN 1 Malang), Karina Phangadi (SD Mawar Saron Jakarta), Daffa Al-Fathan Zaki (SD Islam Raudhah BSD Tangerang).
Wowon menjelaskan, para peserta ini diseleksi dari pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan juga diambil dari siswa siswi berprestasi dari seluruh Indonesia. Awalnya ada 1.700 siswa yang dijaring lalu diseleksi kembali hingga mendapat 55 siswa terbaik dibidang IPA dan matematika. Mereka pun diundang ke Jakarta untuk dikarantina selama lima bulan sehingga terpilih kembali 24 anak terbaik dikedua bidang tersebut. “Mereka ini calon pemimpin masa depan bangsa. Tentu pembinaan bagi mereka akan kami kawal terus hingga perguruan tinggi,” ungkapnya.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menjelaskan, Kemendikbud memang akan terus mengawal anak-anak berprestasi ini mulai sejak SD hingga perguruan tinggi. Harapan pemerintah, ujarnya, agar para siswa berprestasi ini bisa meneruskan pendidikan hingga doctor. Kata Hamid, mereka ingin bersekolah didalam maupun luar negeripun pemerintah berkomitmen untuk membiayainya.
Hamid menjelaskan, Kemendikbud akan memastikan siswa ini masuk ke sekolah-sekolah terbaik agar potensinya berkembang optimal. Sementara keberlanjutan mereka ke perguruan tinggi akan dibantu oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sehingga kemendikbud tidak akan bergantung kepada Kemenristek Dikti untuk membantu meneruskan kuliah mereka. “Kita sudah sepakat agar anak-anak berprestasi ini akan didukung sampai pendidikan tertinggi baik didalam dan luar negeri,” ungkapnya.
references by