Aksi penyanderaan cyber ala dedemit maya alias ransomware makin hari makin mengkhawatirkan. Dan selama tahun 2015 saja di Amerika Serikat kerugiannya mencapai USD 24 juta atau sekitar Rp 315 miliar (USD 1 = Rp 13.125).
Kerugian itu salah satunya berasal dari uang tebusan yang dibayarkan, yang jumlahnya berkisar dari USD 200 hingga USD 10.000. Sementara untuk tahun 2015, ada sekitar 2.500 kasus ransomware dengan kerugian USD 24 juta, dikutip detikINET dari Business Insider, Jumat (8/4/2016).
Itu hanya serangan ransomware ke masyarakat. Sementara National Cybersecurity and Communications Integration Center (NCCIC) menerima 321 laporan terkait aktivitas ransomware yang terjadi di badan milik pemerintah AS.
Baca Artikel Lainnya
- Mengenal Phising dan Scamming Yang Bisa Buat Saldo Berkurang dan Hilang
- Data Pengguna Nasabah Bank BSI Dijual Di Darkweb
- Bukalapak TutupLapak Karena Kalah Saing, Akankah Tokopedia Menyusul?
- ARTI CONSIGNEE REFUSE TO PAY COD SHIPMENT/SHIPMENT FEE JNE
- Velg Mutakin Buatan Mana?
- Terlalu Banyak Aturan, Penjual Seller Memilih Tak Berjualan Di Tokopedia
- Kenapa Shopee Tidak Bisa Ubah atau Ganti Jasa Kurir Ekspedisi?
- Windows 10 Pensiun 2025, Bersiap Beli PC/Laptop Baru Untuk Windows 11
- Penyebab Jumlah Penonton Live Shopee Menurun?
- Penyebab Akun Ini Tidak Dapat Lagi Menggunakan Whatsapp Karena Spam
- Facebook Meta Ramai-Ramai Jadi "Lapangan Kerja Baru", Data Apa Yang Sebenarnya Mereka Kumpulkan?
- Ridwan Kamil Difitnah Lisa Mariana Jadi Selingkuhannya
- Kronologi TNI Tembaki Polisi Lampung
- Jadwal Libur Panjang Idul Fitri 2025
- Sejak Kapan Gas Elpiji LPG 3KG Diberi Label Hanya Untuk Masyarakat Miskin?
- Data Angka Bunuh Diri Indonesia Terus Meningkat
- Jual KALI LINUX 2025
- Jasa Hack MyBCA di Dark Web, Modal Nomor Rekening dan Nama Pemilik
- Kembali Lagi, Bjorka Jual Jutaan Paspor WNI di Dark Web
- Ransomware LockBit Akui Berhasil Meretas Data Perusahaan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC)
Ransomware adalah sejenis virus komputer yang akan 'menyandera' data digital, mengenkripsinya sehingga tak bisa dibuka. Lalu si pelaku akan meminta uang tebusan yang akan ditukar dengan kode untuk membuka data tersebut.
Serangan ransomware pun semakin tak pandang bulu dalam menjangkiti korbannya, salah satunya rumah sakit. Contohnya Hollywood Presbyterian Medical Center di AS yang sistem komputernya sempat offline selama seminggu akibat serangan cyber tersebut.
Pelaku penyerangan mengunci sejumlah data milik rumah sakit dan meminta uang tebusan sebanyak USD 3,4 juta untuk membuka data tersebut. Akibatnya, operasional di rumah sakit itu kembali ke zaman kertas, karena sistem komputernya tak bisa digunakan.
Para pasien pun terkena imbasnya, karena setiap hasil tes kesehatan yang dilakukan di rumah sakit itu harus diambil secara personal, padahal biasanya hasil tes tersebut akan dikirimkan menggunakan email.
references by detik
Serangan ransomware pun semakin tak pandang bulu dalam menjangkiti korbannya, salah satunya rumah sakit. Contohnya Hollywood Presbyterian Medical Center di AS yang sistem komputernya sempat offline selama seminggu akibat serangan cyber tersebut.
Pelaku penyerangan mengunci sejumlah data milik rumah sakit dan meminta uang tebusan sebanyak USD 3,4 juta untuk membuka data tersebut. Akibatnya, operasional di rumah sakit itu kembali ke zaman kertas, karena sistem komputernya tak bisa digunakan.
Para pasien pun terkena imbasnya, karena setiap hasil tes kesehatan yang dilakukan di rumah sakit itu harus diambil secara personal, padahal biasanya hasil tes tersebut akan dikirimkan menggunakan email.
references by detik
