Sampah merupakan salah satu keresahan terbesar masyarakat Kota Makassar, khususnya mereka yang bermukim di sekitar wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang.
Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI), Dr M Ikhtiar mengatakan, sampah memiliki banyak manfaat jika masyarakat bisa mengolahnya dengan cara yang benar.
Baca Artikel Lainnya
- Bukalapak TutupLapak Karena Kalah Saing, Akankah Tokopedia Menyusul?
- ARTI CONSIGNEE REFUSE TO PAY COD SHIPMENT/SHIPMENT FEE JNE
- Velg Mutakin Buatan Mana?
- Terlalu Banyak Aturan, Penjual Seller Memilih Tak Berjualan Di Tokopedia
- Kenapa Shopee Tidak Bisa Ubah atau Ganti Jasa Kurir Ekspedisi?
- Apa Dampak Efek Meniup Makanan & Minuman Panas Bagi Kesehatan?
- Apa Efek Jarang Minum Air Putih Bagi Darah?
- Kenapa El Nino Membuat Nyamuk Agresif & Sering Menggigit?
- Dampak Efek Tubuh Yang Terlalu Banyak Makan Daging
- Alasan Pria Selingkuh
- Apa Efek Pakai Laher Bearing Roda Murah KW?
- Penyebab Korsleting Listrik
- Kelemahan dan Kekurangan Motor Matic Metik Yamaha
- Kelemahan Ban Tubeless Motor
- Penyebab Reflektor Lampu Motor Meleleh Rusak
"Banyak jenis sampah yang bisa didaur ulang. Contohnya seperti plastik yang bisa dibuat menjadi pot bunga, ban mobil yang bisa menjadi kursi, dan lain-lain," ujarnya, Selasa (12/9/2017).
Kata dia, kebiasaan membakar sampah harus dihindari karena berdampak buruk bagi kesehatan. Ia pun berharap masyarakat untuk membiasakan diri untuk belajar cara mendaur ulang.
"Boleh saja membakar sampah, selama itu adalah sampah organik seperti daun dan rumput. Tapi, jangan membakar sampai non-organik seperti plastik. Karena bisa mencemari udara, yang ujung-ujungnya akan berdampak pada pernafasan manusia," terangnya.
Ikhtiar menjelaskan, jika dibakar sampah tersebut akan menghasilkan asap beracun berbahaya yang terurai di udara sebagai dioksin.
Asap dari pembakaran plastik sangat berbahaya jika tercium, antara lain dapat memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati hingga infeksi saluran napas. Sementara bagi ibu hamil, terkena asap bakaran plastik dalam jangka waktu tertentu bisa memengaruhi pertumbuhan janin.
Pembakaran sampah di area terbuka juga menghasilkan partikel debu halus atau Particulate Matter (PM) yang mencapai level PM 10 atau 10 mikron. Dengan tingkatan tersebut, zat ini tidak dapat disaring oleh alat pernapasan manusia, sehingga bisa masuk ke paru-paru dan mengakibatkan gangguan pernapasan.
references by rakyatku
Kata dia, kebiasaan membakar sampah harus dihindari karena berdampak buruk bagi kesehatan. Ia pun berharap masyarakat untuk membiasakan diri untuk belajar cara mendaur ulang.
"Boleh saja membakar sampah, selama itu adalah sampah organik seperti daun dan rumput. Tapi, jangan membakar sampai non-organik seperti plastik. Karena bisa mencemari udara, yang ujung-ujungnya akan berdampak pada pernafasan manusia," terangnya.
Ikhtiar menjelaskan, jika dibakar sampah tersebut akan menghasilkan asap beracun berbahaya yang terurai di udara sebagai dioksin.
Asap dari pembakaran plastik sangat berbahaya jika tercium, antara lain dapat memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati hingga infeksi saluran napas. Sementara bagi ibu hamil, terkena asap bakaran plastik dalam jangka waktu tertentu bisa memengaruhi pertumbuhan janin.
Pembakaran sampah di area terbuka juga menghasilkan partikel debu halus atau Particulate Matter (PM) yang mencapai level PM 10 atau 10 mikron. Dengan tingkatan tersebut, zat ini tidak dapat disaring oleh alat pernapasan manusia, sehingga bisa masuk ke paru-paru dan mengakibatkan gangguan pernapasan.
references by rakyatku
