Baca Artikel Lainnya
Otoritas berwenang di Selandia Baru akan segera menyerahkan jenazah korban penembakan massal di kota Christchurch kepada anggota keluarga. Sejak penembakan terjadi pada Jumat, 15 Maret 2019, seluruh jenazah para korban ditahan oleh otoritas untuk keperluan investigasi.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Arden, mengatakan jenazah para korban penembakan massal itu akan mulai diserahkan kepada keluarga pada Minggu sore, 17 Maret 2019. Dia menargetkan proses penyerahan jenazah ini akan rampung pada Rabu, 20 Maret 2019.
“Tampaknya akan segera dimulai (penyerahan jenazah). Namun masih sebagian kecil,” kata Arden.
Dalam ajaran Islam, jasad harus sudah dikebumikan dalam tempo 24 jam setelah kematian. Total korban tewas hingga Senin, 18 Maret 2019, menjadi 50 orang.
Dikutip dari reuters.com, Senin, 18 Meret 2019, korban luka-luka akibat penembakan massal ini sebanyak 34 orang, yang sebagian besar dirawat di Rumah Sakit Christchurch. Dari jumlah tersebut 12 orang dirawat di ruang ICU. Sedangkan satu korban anak sudah dipindahkan ke rumah sakit anak di Auckland.
Greg Robertson, Kepala dokter bedah Rumah Sakit Christchurch mengatakan staf rumah sakit sudah terbiasa merawat luka akibat tembakan dan luka parah lainnya, namun tingkat dan sifat penyerangan berbeda-beda. Robertson mengakui, dia masih sulit memahami luka serius yang harus ditanggung para korban penembakan ini.
Sebagian besar korban tewas penembakan di Christchurch, Selandia Baru, ini adalah imigran atau pengungsi dari Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki, Somalia, Afganistan dan Bangladesh. Korban termuda adalah balita berusia tiga tahun.
Jumlah korban tewas dari penembakan massal di dua masjid Christchurch telah meningkat menjadi 50, ujar Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush.
Jenazah korban ke-50 ditemukan di masjid al Noor, tempat sebagian besar korban tewas, ketika para pejabat memindahkan mayat para korban pada hari Sabtu (16/3), kata Bush kepada wartawan, Minggu (17/3).
Kementerian Luar Negeri RI, melalui informasi yang dihimpun oleh KBRI Wellington, menyatakan bahwa untuk sementara, ada delapan WNI yang terdampak kasus penembakan Selandia Baru di masjid di Christchurch pada Jumat 15 Maret 2019. Laporan itu memperbarui kabar mengenai jumlah WNI yang terdampak, yang sebelumnya disebut hanya berjumlah enam orang.
Dari total delapan, enam WNI terdampak di Masjid Al Noor, namun satu di antaranya hingga saat ini masih hilang kontak dengan pihak kedutaan. Sementara dua lainnya terdampak di Masjid Linwood (Linwood Islamic Centre), diketahui terluka namun tengah mendapat perawatan medis. Kedua TKP berada di area kota Christchurch.
"Dari 6 (enam) WNI yang diketahui berada di Masjid Al Noor pada saat kejadian penembakan hari ini, 5 (lima) orang telah melaporkan ke KBRI Wellington dalam keadaan sehat dan selamat," jelas KBRI Wellington dalam pernyataan yang diterima Liputan6.com, Jumat (15/3).
"Sementara 1 (satu) orang atas nama Muhammad Abdul Hamid masih belum diketahui keberadaannya," lanjut pernyataan itu.
Sementara dari Masjid Linwood, KBRI Wellington menerima kabar bahwa terdapat 2 (dua) WNI (seorang ayah dan anaknya) yang tertembak. "Kondisi sang ayah atas nama Zulfirman Syah masih kritis dan dirawat di ICU RS Christchurch Public Hospital. Sementara anaknya dalam keadaan yang lebih stabil," lanjut KBRI.
Follow @A_BlogWeb
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Arden, mengatakan jenazah para korban penembakan massal itu akan mulai diserahkan kepada keluarga pada Minggu sore, 17 Maret 2019. Dia menargetkan proses penyerahan jenazah ini akan rampung pada Rabu, 20 Maret 2019.
“Tampaknya akan segera dimulai (penyerahan jenazah). Namun masih sebagian kecil,” kata Arden.
Dalam ajaran Islam, jasad harus sudah dikebumikan dalam tempo 24 jam setelah kematian. Total korban tewas hingga Senin, 18 Maret 2019, menjadi 50 orang.
Dikutip dari reuters.com, Senin, 18 Meret 2019, korban luka-luka akibat penembakan massal ini sebanyak 34 orang, yang sebagian besar dirawat di Rumah Sakit Christchurch. Dari jumlah tersebut 12 orang dirawat di ruang ICU. Sedangkan satu korban anak sudah dipindahkan ke rumah sakit anak di Auckland.
Greg Robertson, Kepala dokter bedah Rumah Sakit Christchurch mengatakan staf rumah sakit sudah terbiasa merawat luka akibat tembakan dan luka parah lainnya, namun tingkat dan sifat penyerangan berbeda-beda. Robertson mengakui, dia masih sulit memahami luka serius yang harus ditanggung para korban penembakan ini.
Sebagian besar korban tewas penembakan di Christchurch, Selandia Baru, ini adalah imigran atau pengungsi dari Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki, Somalia, Afganistan dan Bangladesh. Korban termuda adalah balita berusia tiga tahun.
Jumlah korban tewas dari penembakan massal di dua masjid Christchurch telah meningkat menjadi 50, ujar Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush.
Jenazah korban ke-50 ditemukan di masjid al Noor, tempat sebagian besar korban tewas, ketika para pejabat memindahkan mayat para korban pada hari Sabtu (16/3), kata Bush kepada wartawan, Minggu (17/3).
Kementerian Luar Negeri RI, melalui informasi yang dihimpun oleh KBRI Wellington, menyatakan bahwa untuk sementara, ada delapan WNI yang terdampak kasus penembakan Selandia Baru di masjid di Christchurch pada Jumat 15 Maret 2019. Laporan itu memperbarui kabar mengenai jumlah WNI yang terdampak, yang sebelumnya disebut hanya berjumlah enam orang.
Dari total delapan, enam WNI terdampak di Masjid Al Noor, namun satu di antaranya hingga saat ini masih hilang kontak dengan pihak kedutaan. Sementara dua lainnya terdampak di Masjid Linwood (Linwood Islamic Centre), diketahui terluka namun tengah mendapat perawatan medis. Kedua TKP berada di area kota Christchurch.
"Dari 6 (enam) WNI yang diketahui berada di Masjid Al Noor pada saat kejadian penembakan hari ini, 5 (lima) orang telah melaporkan ke KBRI Wellington dalam keadaan sehat dan selamat," jelas KBRI Wellington dalam pernyataan yang diterima Liputan6.com, Jumat (15/3).
"Sementara 1 (satu) orang atas nama Muhammad Abdul Hamid masih belum diketahui keberadaannya," lanjut pernyataan itu.
Sementara dari Masjid Linwood, KBRI Wellington menerima kabar bahwa terdapat 2 (dua) WNI (seorang ayah dan anaknya) yang tertembak. "Kondisi sang ayah atas nama Zulfirman Syah masih kritis dan dirawat di ICU RS Christchurch Public Hospital. Sementara anaknya dalam keadaan yang lebih stabil," lanjut KBRI.