Baca Artikel Lainnya
Sebuah makalah dalam jurnal psikologi ilmu pengetahuan-In Defence of Parenthood- Apakah anak-anak berhubungan dengan kebahagian daripada kesedihan- mencoba menggali lebih dalam pandangan bahwa anak-anak adalah sumber ketidakbahagiaan dan kekhawatiran.
Beberapa studi di masa lalu menunjukkan bahwa mengasuh anak adalah aktivitas yang dianggap kurang menyenangkan ketimbang memasak atau menonton televisi. Mengasuh anak menduduki skor terendah sebagai faktor yang memberikan kepuasan dalam hidup.Para penulis makalah, melakukan tiga studi yang mengumpulkan respon emosional secara lebih luas untuk melihat apakah orang tua benar-benar mendapat keuntungan dari kehidupan berkeluarga, atau sekadar menjalani evolusi bahwa manusia harus menjaga generasinya.
Mereka menunjukkan bahwa menjadi orang tua adalah paling membahagiakan ketimbang tidak menjadi orang tua, mereka pada umumnya lebih puas akan apa yang mereka lakukan dalam hidup ketimbang yang tidak.
Khususnya untuk laki-laki, menjadi ayah adalah tetap membahagiakan, lebih memuaskan dan cenderung berpikir lebih baik tentang makna kehidupan.
Demikian halnya juga menjadi ibu, ini memang tidak lebih baik atau lebih buruk secara keseluruhan ketimbang wanita tanpa anak-anak.
Tapi nyatanya, wanita menikah dan memiliki anak jauh dari risiko depresi bahkan cenderung memiliki emosi yang lebih positif dan berpikir tentang makna hidup lebih baik seiring dengan bertambahnya usia mereka.
"Meskipun tidak mungkin untuk secara acak menugaskan orang-orang untuk menjadi orang tua, kami percaya bahwa temuan ini dapat mengungkapkan kepada masyarakat umum, terutama bagi mereka merencanakan sebuah keluarga, orang dapat menemukan pelipur lara dengan keberadaan anak dan ini bisa dikaitkan dengan perasaan kebahagiaan dan makna hidup," kata Ian Douglas, penulis artikel ini, seperti dikutip dari telegraph.co.uk
references by http://adf.ly/HfKg4
images by more4kids.info, blogher.com/
images by more4kids.info, blogher.com/
Follow @A_BlogWeb
