Baca Artikel Lainnya
Kabar gembira bagi mereka yang ingin menuntut ilmu di Jepang. Pasalnya,
sejumlah universitas di negeri Matahari Terbit itu memiliki banyak kuota
bagi mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di Jepang.
"Kami harapkan lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang mengingat masih banyak kuota bagi mereka untuk menuntut ilmu di negara kami," kata Dekan Pascasarjana Ilmu Informasi dan Teknologi Universitas Tokyo, Profesor Hagiya Masami, di Jakarta, Sabtu (26/1).
Data per 2009 terdapat 716.353 orang Indonesia belajar bahasa Jepang atau 20 persen dari jumlah orang asing yang belajar bahasa itu. Sampai 1 Mei 2011, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang baru sejumlah 2.162 orang atau jauh dari target pemerintah Jepang yang mencapai 300 ribu mahasiswa asing pada 2020.
"Kami harapkan lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang mengingat masih banyak kuota bagi mereka untuk menuntut ilmu di negara kami," kata Dekan Pascasarjana Ilmu Informasi dan Teknologi Universitas Tokyo, Profesor Hagiya Masami, di Jakarta, Sabtu (26/1).
Data per 2009 terdapat 716.353 orang Indonesia belajar bahasa Jepang atau 20 persen dari jumlah orang asing yang belajar bahasa itu. Sampai 1 Mei 2011, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang baru sejumlah 2.162 orang atau jauh dari target pemerintah Jepang yang mencapai 300 ribu mahasiswa asing pada 2020.
Terdapat perbandingan mencolok
antara jumlah pembelajar bahasa Jepang dengan siswa yang memiliki
kesempatan menuntut ilmu di Negeri Sakura.
Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia mengadakan promosi pendidikan mereka melalui Pameran Pendidikan Jepang Global 30 di Universitas Atma Jaya Jakarta pada Sabtu (26/1) ini.
Kesempatan belajar di Jepang ini sejalan dengan proyek pendidikan di negeri Sakura itu yang bernama Global 30. Program yang dicanangkan sejak 2009 lalu ini memang untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga non-Jepang belajar di universitas-universitas Negeri Sakura.
Setidaknya 16 universitas Jepang menawarkan program tersebut, yakni Universitas Tohoku, Universitas Tsukuba, Universitas Tokyo, Universitas Nagoya, Universitas Kyoto, Universitas Osaka, Universitas Kyushu, Universitas Keio, Universitas Sophia, Universitas Meiji, Universitas Waseda, Universitas Doshisha, Universitas Ritsumeikan, Universitas Chiba, Universitas Teknologi Toyobashi, dan Universitas Hiroshima.
Menurut Profesor Hagiya, para penuntut ilmu dari Indonesia tidak perlu khawatir terhadap bahasa Jepang yang kemungkinan menjadi faktor kesulitan mereka.
"Sejumlah universitas membuka program studi mereka masing-masing dengan bahasa pengantar kuliah memakai bahasa Inggris untuk kelas internasionalnya. Bahasa Jepang akan mereka pelajari sedikit-demi sedikit di luar jam formal pendidikan," kata dia.
Adapun modal utama belajar di Jepang, menurut Hagiya adalah bahasa Inggris, visi luas dan memiliki minat riset yang tinggi.
Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia mengadakan promosi pendidikan mereka melalui Pameran Pendidikan Jepang Global 30 di Universitas Atma Jaya Jakarta pada Sabtu (26/1) ini.
Kesempatan belajar di Jepang ini sejalan dengan proyek pendidikan di negeri Sakura itu yang bernama Global 30. Program yang dicanangkan sejak 2009 lalu ini memang untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga non-Jepang belajar di universitas-universitas Negeri Sakura.
Setidaknya 16 universitas Jepang menawarkan program tersebut, yakni Universitas Tohoku, Universitas Tsukuba, Universitas Tokyo, Universitas Nagoya, Universitas Kyoto, Universitas Osaka, Universitas Kyushu, Universitas Keio, Universitas Sophia, Universitas Meiji, Universitas Waseda, Universitas Doshisha, Universitas Ritsumeikan, Universitas Chiba, Universitas Teknologi Toyobashi, dan Universitas Hiroshima.
Menurut Profesor Hagiya, para penuntut ilmu dari Indonesia tidak perlu khawatir terhadap bahasa Jepang yang kemungkinan menjadi faktor kesulitan mereka.
"Sejumlah universitas membuka program studi mereka masing-masing dengan bahasa pengantar kuliah memakai bahasa Inggris untuk kelas internasionalnya. Bahasa Jepang akan mereka pelajari sedikit-demi sedikit di luar jam formal pendidikan," kata dia.
Adapun modal utama belajar di Jepang, menurut Hagiya adalah bahasa Inggris, visi luas dan memiliki minat riset yang tinggi.
referencws by antara
images by: asiaonestreet.blogspot.com,