Baca Artikel Lainnya
Santernya isu negatif yang beredar di masyarakat umum akhir-akhir ini mengenai bahaya dan dampak yang terjadi pada seseorang karena konsumsi mi instan, membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ikut angkat suara. BPOM memandang perlu memberikan penjelasan terkait hal tersebut.
Dalam klarifikasi resminya, BPOM menekankan 3 hal penting, yakni:
1. Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) pada pangan olahan:
Menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), Monosodium Glutamate tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan karena memiliki acceptable daily intake (ADI) not specified (tidak dinyatakan). ADI tidak dinyatakan atau ADI not specified adalah istilah yang digunakan untuk bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas yang sangat rendah, berdasarkan data (kimia, biokimia, toksikologi, dan data lainnya), jumlah asupan bahan tambahan pangan tersebut jika digunakan dalam takaran yang diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan serta pertimbangan lain,
FDA juga menyatakan bahwa monosodium glutamat termasuk senyawa yang aman (GRAS atau Generally Recognize As Safe).
2. Penggunaan Pengawet : Asam benzoate dan Metil paraben (Methyl p-hydroxybenzoate)
Asam benzoate atau benzoic acid (INS. 201) merupakan jenis pengawet yang diizinkan dalam produk pangan.
Metil paraben memiliki ADI: 0-10 mg/kg berat badan.dan asam benzoat memiliki ADI: 0-5 mg/kg berat badan. Acceptable Daily Intake (ADI) atau asupan harian yang dapat diterima adalah jumlah maksimum bahan tambahan pangan dalam milligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan. Pada jumlah konsumsi pangan yang normal, maka paparan metil paraben tidak akan melebihi ADI.
3. Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang sahih yang menyatakan bahwa baik MSG ataupun metil paraben dapat merusak usus, liver, ataupun menyebabkan sakit maag
Banyak orang percaya, mi instan mengandung lapisan lilin yang berbahaya bagi kesehatan. Dugaan sejumlah orang, lilin digunakan untuk membuat mi instan tahan lama. Hal ini pula yang menyebabkan beberapa orang selalu membuang air rebusan mi instan pertama untuk menghindari bahaya lilin. Benarkah hal tersebut?
Nutrition and Health Science manager dari Nutrifood Research Center, Astri Kurniati S.T MAppSc menanggapi hal tersebut. Menurutnya, hingga saat ini tidak ditemukan penggunaan lilin dalam mi instan dalam proses produksi.
"Mi instan mengandung lilin itu mitos. Kami melihat, dalam proses produksi nggak ada bahan lilin. Adonan yang dibuat seperti terigu, telur dan sebagainya dicetak kemudian digoreng sampai kering. Kenapa digoreng? Itulah yang membuat mi bisa tahan lama hingga berbulan-bulan," kata Astri saat ditemui dalam acara peluncuran buku 101 Mitos Kesehatan di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (2/12/2014).
Sedangkan air yang keruh setelah merebus mi instan, kata Astri, itu disebabkan oleh pelepasan sebagian pati dan lemak dari proses menggoreng mi. Inilah yang membuat mi instan kaya lemak jenuh sehingga tidak baik dikonsumsi berlebihan.
Yang menarik, dalam buku 101 Mitos Kesehatan disebutkan cara mengonsumsi mi instan agar menjadi lebih sehat. Pertama, kurangi penggunaan bumbu mi untuk mengurangi asupan garam harian, Kedua, konsumsi mi instan dengan banyak sayuran seperti sawi atau bayam. Ketiga, padankan mi instan dengan protein seperti telur. Selebihnya, pilih mi instan yang di-oven (air dried), bukan digoreng.
Tips Sehat Makan Mie Instan
Buat sobat yang gemar sekali makan mie instan, berikut ada beberapa tips yang bisa sobat lakukan untuk meminimalisir efek negatif dari mie instan tersebut, diantaranya:
Beri jeda waktu makan
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, lapisan lilin akan habis setelah kurun waktu sekitar 3 hari untuk dikeluarkan oleh tubuh. Maka dari itu sebaiknya sobat tidak mengkonsumsi mie instan tersebut setiap hari/malam. Beri jeda waktu minimal 3 haria agar usus/percenaan tubuhmu bisa dengan baik mengolahnya..
Jangan campur bumbu ke air mendidih saat dimasak
Saat memasak mie instan, pasti sebagian besar dari sobat akan langsung mencampur bumbunya saat mie masih mendidih diatas nyala api. Hal ini tentu sangat salah. Dalam bumbu mie instan terdapat zat yang berbahaya jika ikut dimasak. Campurkan bumbu saat mie sudah diturunkan dari api. Jika sobat teliti dalam memeriksa, di cara penyajian yang terdapat di bungkus mie pun sudah menunjukkan bahwa bumbu ditaruh di mangkuk baru kemudian di beri mie. Bukan bumbu di masak bersama mie.
Tambahkan Sayuran, daging dan telur
Jika perlu, sobat dapat menambahkan sayuran, daging atau telur untuk melengkapi kandungan gizi yang ada pada mie instan. Berikut ini cara menyehatkan mie instan.
references by beritasatu, liputan6, sehtnews
Follow @A_BlogWeb
1. Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) pada pangan olahan:
Menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), Monosodium Glutamate tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan karena memiliki acceptable daily intake (ADI) not specified (tidak dinyatakan). ADI tidak dinyatakan atau ADI not specified adalah istilah yang digunakan untuk bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas yang sangat rendah, berdasarkan data (kimia, biokimia, toksikologi, dan data lainnya), jumlah asupan bahan tambahan pangan tersebut jika digunakan dalam takaran yang diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan serta pertimbangan lain,
FDA juga menyatakan bahwa monosodium glutamat termasuk senyawa yang aman (GRAS atau Generally Recognize As Safe).
2. Penggunaan Pengawet : Asam benzoate dan Metil paraben (Methyl p-hydroxybenzoate)
Asam benzoate atau benzoic acid (INS. 201) merupakan jenis pengawet yang diizinkan dalam produk pangan.
Metil paraben memiliki ADI: 0-10 mg/kg berat badan.dan asam benzoat memiliki ADI: 0-5 mg/kg berat badan. Acceptable Daily Intake (ADI) atau asupan harian yang dapat diterima adalah jumlah maksimum bahan tambahan pangan dalam milligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan. Pada jumlah konsumsi pangan yang normal, maka paparan metil paraben tidak akan melebihi ADI.
3. Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang sahih yang menyatakan bahwa baik MSG ataupun metil paraben dapat merusak usus, liver, ataupun menyebabkan sakit maag
Banyak orang percaya, mi instan mengandung lapisan lilin yang berbahaya bagi kesehatan. Dugaan sejumlah orang, lilin digunakan untuk membuat mi instan tahan lama. Hal ini pula yang menyebabkan beberapa orang selalu membuang air rebusan mi instan pertama untuk menghindari bahaya lilin. Benarkah hal tersebut?
Nutrition and Health Science manager dari Nutrifood Research Center, Astri Kurniati S.T MAppSc menanggapi hal tersebut. Menurutnya, hingga saat ini tidak ditemukan penggunaan lilin dalam mi instan dalam proses produksi.
"Mi instan mengandung lilin itu mitos. Kami melihat, dalam proses produksi nggak ada bahan lilin. Adonan yang dibuat seperti terigu, telur dan sebagainya dicetak kemudian digoreng sampai kering. Kenapa digoreng? Itulah yang membuat mi bisa tahan lama hingga berbulan-bulan," kata Astri saat ditemui dalam acara peluncuran buku 101 Mitos Kesehatan di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (2/12/2014).
Sedangkan air yang keruh setelah merebus mi instan, kata Astri, itu disebabkan oleh pelepasan sebagian pati dan lemak dari proses menggoreng mi. Inilah yang membuat mi instan kaya lemak jenuh sehingga tidak baik dikonsumsi berlebihan.
Yang menarik, dalam buku 101 Mitos Kesehatan disebutkan cara mengonsumsi mi instan agar menjadi lebih sehat. Pertama, kurangi penggunaan bumbu mi untuk mengurangi asupan garam harian, Kedua, konsumsi mi instan dengan banyak sayuran seperti sawi atau bayam. Ketiga, padankan mi instan dengan protein seperti telur. Selebihnya, pilih mi instan yang di-oven (air dried), bukan digoreng.
Tips Sehat Makan Mie Instan
Buat sobat yang gemar sekali makan mie instan, berikut ada beberapa tips yang bisa sobat lakukan untuk meminimalisir efek negatif dari mie instan tersebut, diantaranya:
Beri jeda waktu makan
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, lapisan lilin akan habis setelah kurun waktu sekitar 3 hari untuk dikeluarkan oleh tubuh. Maka dari itu sebaiknya sobat tidak mengkonsumsi mie instan tersebut setiap hari/malam. Beri jeda waktu minimal 3 haria agar usus/percenaan tubuhmu bisa dengan baik mengolahnya..
Jangan campur bumbu ke air mendidih saat dimasak
Saat memasak mie instan, pasti sebagian besar dari sobat akan langsung mencampur bumbunya saat mie masih mendidih diatas nyala api. Hal ini tentu sangat salah. Dalam bumbu mie instan terdapat zat yang berbahaya jika ikut dimasak. Campurkan bumbu saat mie sudah diturunkan dari api. Jika sobat teliti dalam memeriksa, di cara penyajian yang terdapat di bungkus mie pun sudah menunjukkan bahwa bumbu ditaruh di mangkuk baru kemudian di beri mie. Bukan bumbu di masak bersama mie.
Tambahkan Sayuran, daging dan telur
Jika perlu, sobat dapat menambahkan sayuran, daging atau telur untuk melengkapi kandungan gizi yang ada pada mie instan. Berikut ini cara menyehatkan mie instan.
"Mie instan adalah sumber karbohidrat yang bukan komplek. Bahannya terbuat dari terigu, tepung yang diproses. Makin diproses, sumber karbohidrat jadi makin kurang sehat. Selain itu, di dalam kemasan mie instan terdapat terdapat bumbu dan minyak. Bumbu dan minyak ini yang bikin mie instan jadi enak karena banyak garam, penyedap dan lemak dari minyak," ujar Dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK dari departemen gizi fakultas kedokteran UI Jakarta.
Kebanyakan garam, penyedap dan lemak ini tentunya merugikan kesehatan. Terlalu banyak bumbu mie instan dan penyedap bisa membahayakan tekanan darah karena keduanya sama-sama sumber natrium. Kebanyakan lemak bisa membahayakan kesehatan jantung.
Meski begitu, Dr. Fiastuti berpendapat agak salah kaprah jika melarang mengonsumsi mie instan. "Boleh-boleh saja makan mie instan, asal ada syaratnya," katanya. Syarat pertama adalah mengurangi bumbu dan minyaknya. Bumbu harus dikurangi agar asupan natrium yang berlebihan bisa dihindari. Minyak bumbu mie instan pun harus dikurangi untuk mengurangi asupan lemak.
"Apalagi jika mie instan itu disiapkan untuk anak-anak. Anak tidak dianjurkan makan garam atau gula berlebihan. Jangan mengajari anak untuk menyantap makanan yang kebanyakan garam dan penyedap. Sebab begitu anak tahu rasa enak dari makanan yang banyak garam dan penyedap dia tak mau lagi makanan yang kurang asin. Beda dengan orang dewasa yang sudah punya nalar dan memilih makanan sehat. Sama halnya dengan rasa manis. Anak yang biasa minum manis akan kesulitan minum susu tanpa gula. Maka mulailah memberi anak susu plain atau tanpa rasa," katanya.
Meskipun anak tidak boleh diberi diet rendah lemak, ia menegaskan anak tidak boleh diberi lemak sebebas-bebasnya. Dr. Fiastuti berpesan agar anak tetap diberi lemak namun tetap dipilihkan lemak tak jenuh tunggal dan ganda seperti yang terdapat pada alpukat dan ikan.
Syarat kedua, harus ditambahkan zat gizi yang lain sehingga memasok gizi yang komplit untuk tubuh. "Mie instan jadi makin tak sehat jika dikonsumsi hanya mie saja. Itu artinya, kita hanya mengasup karbohidrat saja. Apalagi jika mie instan dijadikan lauk makan nasi. Ini makin tak sehat," tegas Dr. Fiastuti.
Agar sehat, hendaknya mie instan disajikan bersama dengan sayuran dan sumber protein sehingga tercapai komposisi ideal 60 persen karbohidrat, 15-20 persen protein dan 30 persen lemak. "Sumber protein paling mudah ditambahkan di mie instan adalah telur. Sumber protein telur ini termasuk yang paling baik karena mengandung asam amino yang paling lengkap," kata Dr. Fiastuti.
Kebanyakan garam, penyedap dan lemak ini tentunya merugikan kesehatan. Terlalu banyak bumbu mie instan dan penyedap bisa membahayakan tekanan darah karena keduanya sama-sama sumber natrium. Kebanyakan lemak bisa membahayakan kesehatan jantung.
Meski begitu, Dr. Fiastuti berpendapat agak salah kaprah jika melarang mengonsumsi mie instan. "Boleh-boleh saja makan mie instan, asal ada syaratnya," katanya. Syarat pertama adalah mengurangi bumbu dan minyaknya. Bumbu harus dikurangi agar asupan natrium yang berlebihan bisa dihindari. Minyak bumbu mie instan pun harus dikurangi untuk mengurangi asupan lemak.
"Apalagi jika mie instan itu disiapkan untuk anak-anak. Anak tidak dianjurkan makan garam atau gula berlebihan. Jangan mengajari anak untuk menyantap makanan yang kebanyakan garam dan penyedap. Sebab begitu anak tahu rasa enak dari makanan yang banyak garam dan penyedap dia tak mau lagi makanan yang kurang asin. Beda dengan orang dewasa yang sudah punya nalar dan memilih makanan sehat. Sama halnya dengan rasa manis. Anak yang biasa minum manis akan kesulitan minum susu tanpa gula. Maka mulailah memberi anak susu plain atau tanpa rasa," katanya.
Meskipun anak tidak boleh diberi diet rendah lemak, ia menegaskan anak tidak boleh diberi lemak sebebas-bebasnya. Dr. Fiastuti berpesan agar anak tetap diberi lemak namun tetap dipilihkan lemak tak jenuh tunggal dan ganda seperti yang terdapat pada alpukat dan ikan.
Syarat kedua, harus ditambahkan zat gizi yang lain sehingga memasok gizi yang komplit untuk tubuh. "Mie instan jadi makin tak sehat jika dikonsumsi hanya mie saja. Itu artinya, kita hanya mengasup karbohidrat saja. Apalagi jika mie instan dijadikan lauk makan nasi. Ini makin tak sehat," tegas Dr. Fiastuti.
Agar sehat, hendaknya mie instan disajikan bersama dengan sayuran dan sumber protein sehingga tercapai komposisi ideal 60 persen karbohidrat, 15-20 persen protein dan 30 persen lemak. "Sumber protein paling mudah ditambahkan di mie instan adalah telur. Sumber protein telur ini termasuk yang paling baik karena mengandung asam amino yang paling lengkap," kata Dr. Fiastuti.
references by beritasatu, liputan6, sehtnews