Dunia dihebohkan dengan serangan ransomware Wannacry yang melumpuhkan sistem ribuan komputer belum lama ini. Berdasarkan survei oleh yang dilakukan oleh perusahaan pemeringkat keamanan, BitSight, untuk Reuters, menyebutkan dua pertiga komputer korban ransomeware tersebut masih menggunakan sistem operasi Windows 7 dan belum memperbaharui sistem pengamanannya.
Saat ini, para peneliti sedang berusaha keras mencoba untuk menemukan jejak awal WannaCry yang hingga saat ini masih menjadi ancaman aktif di dua negara dengan serangan terparah, yaitu China dan Rusia. Dengan identifikasi pihak yang kali pertama terinfeksi Wannacry, para peneliti yakin bisa membantu menemukan dalangnya.
Sepertinya, keberuntungan baru hanya ketika mereka mencoba untuk menemukan kelemahan yang dimiliki ransomeware tersebut guna membatasi penyebarannya.
Sepertinya, keberuntungan baru hanya ketika mereka mencoba untuk menemukan kelemahan yang dimiliki ransomeware tersebut guna membatasi penyebarannya.
Baca Artikel Lainnya
- Windows 10 Pensiun 2025, Bersiap Beli PC/Laptop Baru Untuk Windows 11
- Penyebab Jumlah Penonton Live Shopee Menurun?
- Penyebab Akun Ini Tidak Dapat Lagi Menggunakan Whatsapp Karena Spam
- Facebook Meta Ramai-Ramai Jadi "Lapangan Kerja Baru", Data Apa Yang Sebenarnya Mereka Kumpulkan?
- JUAL Pipedata 15 Pro Pipe Data
- Jual MATLAB 2024 WINDOWS 11
- Jual Altair PSIM 2025 Pro
- Jual ZW3D 2023 2024 2025
- Jual ZWCAD Architecture 2023 2024 2025
- Ridwan Kamil Difitnah Lisa Mariana Jadi Selingkuhannya
- Kronologi TNI Tembaki Polisi Lampung
- Jadwal Libur Panjang Idul Fitri 2025
- Sejak Kapan Gas Elpiji LPG 3KG Diberi Label Hanya Untuk Masyarakat Miskin?
- Data Angka Bunuh Diri Indonesia Terus Meningkat
- Bukalapak TutupLapak Karena Kalah Saing, Akankah Tokopedia Menyusul?
- ARTI CONSIGNEE REFUSE TO PAY COD SHIPMENT/SHIPMENT FEE JNE
- Velg Mutakin Buatan Mana?
- Terlalu Banyak Aturan, Penjual Seller Memilih Tak Berjualan Di Tokopedia
- Kenapa Shopee Tidak Bisa Ubah atau Ganti Jasa Kurir Ekspedisi?
Pakar keamanan IT memperingatkan ketika lebih dari 300.000 komputer yang mengakses Internet diserang oleh ransomeware, kemungkinan akan ada serangan lanjutan yang lebih dahsyat. Pasalnya, sejumlah kelemahan ransomeware telah diperbaiki dan efek yang ditimbulkan akan lebih parah.
“Banyak pihak tidak sadar akan adanya risiko ini, sementara yang lain tidak mau mengorbankan aktivitas usaha, adapula yang kekurangan tenaga,” kata Ziv mador, Vice President Divisi Penelitian Keamanan SpiderLabs Trustwave Israel seperti dikutip Reuters, Jumat (19/5/2017).
Sementara itu, Kepala Divisi Investigasi dan Respon Insiden dari perusahaan konsultan Inggris MWR Infosecurity, Paul Pratley, mengutarakan bahwa kapasitas yang dimiliki ransomeware sejenis WannaCry untuk bisa menginfeksi komputer dalam satu jaringan memang dibuat khusus untuk bisa menyesuaikan diri dengan Windows 7.
Meskipun belum mencapai separuh dari jumlah keseluruhan komputer yang diserang WannaCry, BitSight berhasil mendata 160.000 komputer yang terhubung dengan internet dan akhirnya diserang ransomware ini di dunia. Sebanyak 76% dari komputer-komputer tersebut diketahui menggunakan Windows 7.
Sementara itu, komputer yang masih menggunakan sistem yang lebih tua seperti penggunaan Windows XP pada sistem layanan Kesehatan Inggris NHS juga rentan diserang. Namun, komputer yang menggunakan sistem ini tampaknya tidak memiliki kemampuan untuk menyebarkan infeksi. Dengan demikian, persebaran ransomeware di komputer dengan Windows XP jauh lebih kecil dibandingkan prediksi sebelumnya.
Dalam uji coba laboratorium, peneliti dari MWR dan Kyptos mengatakan bahwa sistem yang diusung Windows XP sudah hancur terlebih dahulu bahkan sebelum virus bisa menyebar. BitSight mengestimasi 15% komputer terinfeksi WannaCry menggunakan produk unggulan termutakhir Microsoft yakni Windows 10 sementara sisanya menggunakan sistem operasi lebiih tua termasuk Windows 8.1, 8, XP, dan Vista.
references by
“Banyak pihak tidak sadar akan adanya risiko ini, sementara yang lain tidak mau mengorbankan aktivitas usaha, adapula yang kekurangan tenaga,” kata Ziv mador, Vice President Divisi Penelitian Keamanan SpiderLabs Trustwave Israel seperti dikutip Reuters, Jumat (19/5/2017).
Sementara itu, Kepala Divisi Investigasi dan Respon Insiden dari perusahaan konsultan Inggris MWR Infosecurity, Paul Pratley, mengutarakan bahwa kapasitas yang dimiliki ransomeware sejenis WannaCry untuk bisa menginfeksi komputer dalam satu jaringan memang dibuat khusus untuk bisa menyesuaikan diri dengan Windows 7.
Meskipun belum mencapai separuh dari jumlah keseluruhan komputer yang diserang WannaCry, BitSight berhasil mendata 160.000 komputer yang terhubung dengan internet dan akhirnya diserang ransomware ini di dunia. Sebanyak 76% dari komputer-komputer tersebut diketahui menggunakan Windows 7.
Sementara itu, komputer yang masih menggunakan sistem yang lebih tua seperti penggunaan Windows XP pada sistem layanan Kesehatan Inggris NHS juga rentan diserang. Namun, komputer yang menggunakan sistem ini tampaknya tidak memiliki kemampuan untuk menyebarkan infeksi. Dengan demikian, persebaran ransomeware di komputer dengan Windows XP jauh lebih kecil dibandingkan prediksi sebelumnya.
Dalam uji coba laboratorium, peneliti dari MWR dan Kyptos mengatakan bahwa sistem yang diusung Windows XP sudah hancur terlebih dahulu bahkan sebelum virus bisa menyebar. BitSight mengestimasi 15% komputer terinfeksi WannaCry menggunakan produk unggulan termutakhir Microsoft yakni Windows 10 sementara sisanya menggunakan sistem operasi lebiih tua termasuk Windows 8.1, 8, XP, dan Vista.
references by
