MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

October 31, 2018

Apa Dampak Negatif Sering Stress ?

Baca Artikel Lainnya

Sress dan depresi bisa timbul karena berbagai hal. Stres atau depresi merupakan gangguan kesehatan mental seseorang yang tidak bisa disepelekan. Banyak sekali pengaruh negatif pada tubuh jika terlalu banyak stres.

Studi dari Harvard Medical School yang dilansir dari Dailymail, Senin (29/10/2018) dalam jurnal Neurology, para ilmuwan mengatakan bahwa penting untuk menemukan cara mengurangi stres. Hal yang paling mencengangkan adalah ternyata stres bisa membuat ingatan Anda memburuk terlebih pada usia middle age atau kelompok usia pertengahan yaitu usia 45-59 tahun.


Pada usia tersebut, jika terlalu banyak stres dapat memicu ingatan yang memburuk. Stres pada usia tersebut dapat memengaruhi kortisol. Kekurangan atau kelebihan kortisol dalam tubuh dapat membuat seseorang mengalami mood swing yang menyebabkan rasa gelisah, cemas dan depresi.


Menurut penelitian tersebut, tingginya kadar hormon stres dapat menjadi tanda peringatan dini seseorang akan mengalami demensia. Dalam jurnal Neurology yang dibuat oleh Harverd Medical School, stres dapat memengaruhi daya ingat seseorang.

Dalam penelitian tersebut, dr Justin Echouffo-Tcheugui melakukan penelitian terhadap 2.231 relawan dengan usia rata-rata 49 dan belum mengalami demensia. Menurut dr Justin penting untuk menemukan cara apapun untuk mengurangi stres. Misalnya adalah dengan cukup tidur, melakukan olahraga ringan, melakukan relaksasi atau meminta resep penurun kortisol, karena stres dapat memicu produksi hormon kortisol meningkat.

“Penting bagi dokter untuk memberikan konseling kepada semua orang yang memiliki tingkat kortisol tinggi,” ucapnya


Kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal dan membantu tubuh merespons stres. Kortisol juga dapat membantu mengurangi peradangan, mengontrol gula darah dan tekanan darah, mengatur metabolisme dan membantu dengan respon imun. Tingkat kortisol yang tinggi dapat disebabkan oleh stres, kondisi medis atau obat-obatan.

Pada awal penelitian, relawan menjali tes pada memori dan keterampilan mereka. Delapan tahun kemudian mereka mengulangi tes tersebut. Dalam sebuah grup yang terdiri dari 2.018 orang, mereka melakukan pemindaian otak MRI untuk mengukur volume otak mereka.

Setelah itu, hasil disesuaikan dengan jenis kelamin serta kebiasaan relawan seperti merokok dan juga massa tubuh. Para peneliti menemukan hasil lebih rendah dalam memori dan berpikir pada orang dengan tingkat kortisol lebih tinggi daripada mereka dengan tingkat kortisol rata-rata. Selain itu, orang-orang dengan kadar kortisol yang lebih tinggi memiliki volume otak yang lebih kecil yaitu 88,5 persen dari total volume kranial.




references by okezone

 
Like us on Facebook