Baca Artikel Lainnya
Krisis moral & akhlak sepertinya sudah menjangkit sebagian remaja jaman
sekarang. Mereka sudah tidak malu-malu lagi mengumbar kemesaraan, mesum di
tempat umum, atau bahkan menyebarkan foto-foto yang tidak pantas di
media sosial.
Pengguna kaskus, Asoka23 melihat foto-foto remaja yang membuat dia
risih dan mempostingnya di forum kaskus sebagai bahan diskusi. Dari
foto-foto yang diambil dari facebook itu tampak dua pasang remaja pamer
kemesaraan mereka yang sudah di luar batas. Dua pasang remaja itu
berfoto dengan pose remaja laki-laki tampak seperti memegang dada
perempuan. Sementara foto lainnya memeperlihatkan salah satu pasang
remaja berciuman.
Orangtua kita kadang melarang ini itu..
bukan karena cerewet...
karena mereka khawatir kalau kamu diperkosa, dibunuh, kecelakaan tertabrak mobil/ hal lainnya
Jangan pernah berbohong ketika ingin pergi keluar rumah..
karena rasa kekhawatiran orangtua pada anaknya biasanya sering terwujud/terjadi..
Seandainya mereka tidak sayang kalian mungkin mereka tidak akan peduli..
Entahlah siapa yang harus disalahkan, orangtua mana yang rela anaknya diperlakukan seperti itu..
Biasanya rata-rata orangtua mengenali anaknya adalah sosok yang baik di RUMAH..
Sebaiknya orangtua perlu memperhatikan lagi ilmu agama, dan mengamalkannya..
Percayalah..
Tidak ada orangtua yg anaknya ketika lahir didunia ini kemudian
sang orangtua mendoakan hal-hal yg negatif pada bayinya tersebut,,
Semoga jadi pelacur..
Semoga jadi preman & pencuri..
semoga jadi pemerkosa..
Semoga jadi pembunuh..
Semoga jadi koruptor..
Semoga jadi pezina
TIDAK ADA !!!
Membiarkan Anak Anda keluar rumah/berpacaran adalah sama dengan menjerumuskan/mendekatkan perlahan anak anda untuk memperoleh tiket neraka...
Jika Anda memiliki anak
Jagalah anak anda tersebut..
jangan ditiru !!!
hanya suamimu lah yg berhak atas kalian..
jadilah pribadi yg berkulitas dunia akhirat..
Sulitnya mencari seseorang yg memiliki pribadi "emas"
apalagi untuk dijadikan seorang suami / istri..
Dia akhir zaman sekarang ini....
Bukan bermaksud menganalogikan wanita/pria seperti barang
Tapi ketika kalian membeli sesuatu barang..
orang yang cerdas akan meminta garansi barang, atuapun mengecek kondisi barang tersebut masih tersegel resmi atau sudah hilang pada penjualnya,,
Nah, kalau pria/wanita belum resmi "dibeli" tapi udah dipegang-pegang sana-sini secara sengaja, garansinya gak ada, kualitasnya kepribadiannya gk tau
Take your own risks..
Orangtua yg membiarkan anaknya berpacaran, bukan menikah
sama dengan membiarkan anaknya terjerumus zina
Beri mereka pemahaman yg baik..
Liat saja ssaat ini, banyak yg menikah tapi baru beberapa bulan sudah hamil,
banyak hamil diluar nikah sehingga menghancurkan masa depan seseorang
yang harusnya fokus mencari ilmu berbagai hal (agama & dunia) sebelum menikah namun harus memiliki tanggung jawab menafkahi
Tak jarang yang menikah hanya karena nafsu banyak anak-anak yg disiksa atau mengalami kekerasan..
atau malah istrinya yg disiksa
BERBEDA KISAH DENGAN CERITA DIATAS,
SEMENTARA ITU DISUATU TEMPAT
Setiap hari, ketika orang-orang masih terlelap, pada pukul tiga dini hari seorang remaja putera sudah sibuk. Nama pemuda itu, Desi Priharyana, 17 tahun. Ia duduk duduk di bangku SMKN 2 Jetis Yogya. Pelajar ini sudah cukup lama menjalani rutinitas sebagai penjual slondok, penganan khas yang terbuat dari singkong.
Demi memenuhi kebutuhan hidupnya, Desi menjalani 3 pekerjaan sekaligus. Saat malam hari ia bekerja sebagai penjaga di sebuah toko kelontong yang terletak di Desa Toino, Pandowoharjo, Sleman Yogyakarta.
Bagi Desi, melakoni beberapa pekerjaan tak jadi masalah asal ia bisa tetap sekolah dan memberikan sedikit uang saku untuk adiknya. Maklum, Kamto ayah Desi, hanyalah buruh serabutan.
Ia juga kerap menjual slondok. Setiap hari ada 25 bungkus slondok yang ia jajakan. Sambil menaiki sepeda ontelnya Desi bisa menjual 10-25 bungkus seharga Rp 7 ribu per bungkus.
"Upah yang saya terima dari jualan slondok sekitar Rp 2 ribu per bungkusnya. Lumayan untuk nambah-nambah beli alat tulis."
Desi bukan saja akrab dengan kawan-kawannya, namun dengan beberapa pegawai sekolah seperti Satpam dan guru, Desi juga akrab bergaul. Dasiman, salah satu satpam yang sudah sejak tahun 1999 bekerja di SMK N 2 Yogyakarta dibuat terheran-heran dengan mental baja Desi.
Pertama kali melihat Desi mendaftar ke SMA N 2 Yogyakarta, Dasiman tercengang melihat Desi yang dengan santai ngontel dengan grobok di boncengan sepedanya. Begitu melihat isinya Slondok atau makanan kering seperti kerupuk, Dasiman semakin heran.
"Saya itu seumur kerja disini belum pernah lihat ada siswa yang kayak Desi itu, mentalnya sudah jadi," ujar Dasiman mengingat saat pertama kali melihat Desi mendaftar sekolah.
Saat itu, kisah Dasiman, Desi belum tahu cara mendaftar sekolah secara online. Dengan santai Desi bertanya dengan satpam dan beberapa petugas dengan ramah dan tanpa canggung.
"Padahal baru lulus SMP, biasanya anak-anak masih ditemani orang tuanya, Desi datang sendiri, tanya-tanya, sudah pede dan grapyak orangnya," kata Dasiman.
Bahkan pada saat MOS (Masa Orientasi Sekolah) bulan Juli 2013 lalu, Desi yang baru masuk sekolah sudah memanfaatkan peluang untuk berjualan perlengkapan penugasan MOS bagi siswa baru.
"Lha baru MOS itu dia sudah jualan kresek warna-warni penugasan mos, langsung laris, kita heran, anak seumur itu sudah lihat peluang sedikit langsung dimanfaatnya," kata Dasiman lalu tertawa mengingat ulah Desi.
Berbeda dengan Dasiman, Wahyudi rekan satpam Dasiman juga membuat pengakuan yang tak kalah mengejutkan. Suatu pagi, dia heran melihat ada sepeda dengan grobok di Sekolah, dia sempat mengira ada penjual yang masuk tanpa izin ke Sekolah.
"Saya kira punya siapa ada di grobok di depan ruang guru, kok ada penjual sembarangan masuk, ternyata punya Desi," ungkap Wahyudi. (/merdeka)
Pertama kali melihat Desi mendaftar ke SMA N 2 Yogyakarta, Dasiman tercengang melihat Desi yang dengan santai ngontel dengan grobok di boncengan sepedanya. Begitu melihat isinya Slondok atau makanan kering seperti kerupuk, Dasiman semakin heran.
Saat itu, kisah Dasiman, Desi belum tahu cara mendaftar sekolah secara online. Dengan santai Desi bertanya dengan satpam dan beberapa petugas dengan ramah dan tanpa canggung.
"Padahal baru lulus SMP, biasanya anak-anak masih ditemani orang tuanya, Desi datang sendiri, tanya-tanya, sudah pede dan grapyak orangnya," kata Dasiman.
Bahkan pada saat MOS (Masa Orientasi Sekolah) bulan Juli 2013 lalu, Desi yang baru masuk sekolah sudah memanfaatkan peluang untuk berjualan perlengkapan penugasan MOS bagi siswa baru.
"Lha baru MOS itu dia sudah jualan kresek warna-warni penugasan mos, langsung laris, kita heran, anak seumur itu sudah lihat peluang sedikit langsung dimanfaatnya," kata Dasiman lalu tertawa mengingat ulah Desi.
Berbeda dengan Dasiman, Wahyudi rekan satpam Dasiman juga membuat pengakuan yang tak kalah mengejutkan. Suatu pagi, dia heran melihat ada sepeda dengan grobok di Sekolah, dia sempat mengira ada penjual yang masuk tanpa izin ke Sekolah.
"Saya kira punya siapa ada di grobok di depan ruang guru, kok ada penjual sembarangan masuk, ternyata punya Desi," ungkap Wahyudi. (/merdeka)
Disaat remaja seusianya sibuk pacaran/berboncengan motor dengan lawan jenis, perilaku mesum, minum alkohol, merokok, nongkrong-nongkrong/jalan-jalan menghabiskan uang orangtua & perilaku buruk lainnya..
Pelajar SMA ini tak malu kerja keras berjualan kerupuk sambil mengayuh sepeda ontelnya..
Semoga para koruptor itu sadar uang yg mereka berikan ke perut anak & keluarganya seharusnya untuk apa...
#RESPECT
Pelajar SMA ini tak malu kerja keras berjualan kerupuk sambil mengayuh sepeda ontelnya..
Semoga para koruptor itu sadar uang yg mereka berikan ke perut anak & keluarganya seharusnya untuk apa...
#RESPECT