Baca Artikel Lainnya
Seorang profesor dari Harvard Business School memandang mundurnya CEO
Twitter Dick Costollo sebagai pertanda nasib buruk yang menanti
perusahaan itu.
"Twitter dengan cepat berubah menjadi BlackBerry-nya media sosial," kata sang profesor, Bill George, sebagaimana dirangkum Kompas Tekno dari Business Insider, Senin (15/6/2015).
Tentu, George mengacu pada peruntungan BlackBerry
yang terbalik dari awalnya memimpin pasar hingga kini menjadi anak
bawang di ranah industri gadget.
Kalau tidak cepat bertindak, kata George, bukan tidak mungkin nasib Twitter bakal tak jauh berbeda dari BlackBerry.
"Mereka bahkan belum membentuk komite pencari (untuk menemukan pengganti Costollo) hingga sekarang," kata George yang juga pernah menjadi CEP Medtronics dan kini duduk di dewan direksi Goldman Sachs dan Exxon Mobile. "Apa yang mereka lakukan? Seluruh dunia sedang bergerak melewati mereka."
Lebih jauh, George menganjurkan agar Twitter melihat cara Google dan Facebook dalam mencari pimpinan inovatif dari luar lingkup perusahaan. Cara ini dipandangnya bisa mendorong perusahaan tumbuh ke arah baru.
Posisi yang ditinggalkan Costollo kini diisi oleh CEO sementara yang juga merupakan pendiri Twitter, Jack Dorsey. Beberapa pihak berpendapat bahwa Twitter memang tidak sedang mencari pengganti Costollo karena Dorsey berniat menjadi CEO permanen.
Kondisi perusaaan Twitter sendiri belum membaik semenjak harga sahamnya terjun bebas dari 50 dollar AS per lembar menjadi hanya 35 dollar AS, menyusul publikasi laporan keuangan yang mengecewakan pada Maret lalu.
Pada 2014, Twitter masih mencatat kerugian sebesar 578 juta dollar AS.
references by kompas
Follow @A_BlogWeb
"Twitter dengan cepat berubah menjadi BlackBerry-nya media sosial," kata sang profesor, Bill George, sebagaimana dirangkum Kompas Tekno dari Business Insider, Senin (15/6/2015).
Kalau tidak cepat bertindak, kata George, bukan tidak mungkin nasib Twitter bakal tak jauh berbeda dari BlackBerry.
"Mereka bahkan belum membentuk komite pencari (untuk menemukan pengganti Costollo) hingga sekarang," kata George yang juga pernah menjadi CEP Medtronics dan kini duduk di dewan direksi Goldman Sachs dan Exxon Mobile. "Apa yang mereka lakukan? Seluruh dunia sedang bergerak melewati mereka."
Lebih jauh, George menganjurkan agar Twitter melihat cara Google dan Facebook dalam mencari pimpinan inovatif dari luar lingkup perusahaan. Cara ini dipandangnya bisa mendorong perusahaan tumbuh ke arah baru.
Posisi yang ditinggalkan Costollo kini diisi oleh CEO sementara yang juga merupakan pendiri Twitter, Jack Dorsey. Beberapa pihak berpendapat bahwa Twitter memang tidak sedang mencari pengganti Costollo karena Dorsey berniat menjadi CEO permanen.
Kondisi perusaaan Twitter sendiri belum membaik semenjak harga sahamnya terjun bebas dari 50 dollar AS per lembar menjadi hanya 35 dollar AS, menyusul publikasi laporan keuangan yang mengecewakan pada Maret lalu.
Pada 2014, Twitter masih mencatat kerugian sebesar 578 juta dollar AS.
references by kompas