1. Melatih konsentrasi
Mainan edukatif memang disusun dalam rangka melatih konsentasi anak. Ketika seorang anak bermain puzzle, misalnya, dia akan konsentrasi dan pandangan matanya dituntut untuk bisa fokus. Dengan demikian, dia dapat menyusun puzzle tersebut dengan benar.
Dalam tahap ini, secara tidak sadar, seorang anak yang bermain puzzle ia sebenarnya sedang berlajar berkonsentrasi.
2. Melatih kemampuan motorik
Mainan edukatif akan merangsang sistem motorik halus dan kasar anak. Motorik halus akan ia dapat ketika ia mengambil mainan, meraba, maupun memegang mainan dengan kelima jari yang dimilikinya.
Sedangkan rangsangan motorik kasar akan didapat ketika ia menggerak-gerakkan, melempar, maupun mengangkat mainannya.
3. Konsep sebab akibat
Ketika seorang anak memasukkan benda kecil ke dalam benda yang besar, maka secara tidak langsung ia sedang belajar untuk memahami bahwa benda yang ukurannya lebih kecil bisa muat dalam ruang yang ukurannya lebih besar.
Sebaliknya, benda yang lebih besar tidak akan muat jika dimasukkan pada benda yang ukurannya lebih kecil. Itu merupakan proses belajar dan memahami dengan cara sederhana tentang konsep sebab-akibat.
4. Melatih bahasa dan wawasan
Mainan edukatif akan lebih optimal manfaatnya jika diimbangi dengan penuturan secara lisan oleh guru maupun orangtua yang mendampinginya. Nah, di sinilah seorang anak akan mendapatkan tambahan pengetahuan kosa kata dan kemampuan bagaimana harus berucap tentang sesuatu yang diketahuinya.
5. Mengenal bentuk
Tidak diragukan lagi, dengan mainan edukatif, seorang anak bisa belajar untuk mengenal berbagai macam bentuk dan warna.
Mainan anak dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan dari
bagian mana mainan tersebut membantu perkembangan si Kecil. Terkadang
satu mainan dapat masuk dalam beberapa kategori. Mobil-mobilan dapat
membantu perkembangan otot si Kecil namun juga dapat digunakan sebagai
ambulan dalam permainan rumah sakit.
Mainan untuk perkembangan otot dan fisik seperti kereta, mobil, sepeda, puzzle, balok, sapu dan sekop.
Mainan untuk perkembangan sensorik (5 indra) seperti permainan air, alat musik, bubbles, play dough dan mainan pasir
Mainan untuk perkembangan fantasi dan kemampuan sosial seperti boneka, mobil-mobilan, buku dan games.
Mainan untuk perkembangan kecerdasan dan kekreatifan seperti clays, krayon, cat air, buku, kertas dan gunting.
Baca Artikel Lainnya
- Apa Efek Jarang Minum Air Putih Bagi Darah?
- Kenapa El Nino Membuat Nyamuk Agresif & Sering Menggigit?
- Dampak Efek Tubuh Yang Terlalu Banyak Makan Daging
- Alasan Pria Selingkuh
- Manfaat Tidur Bagi Bayi dan Balita
- Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak Diproduksi di Dalam Negeri
- Inilah Hacker Termuda Di Dunia
- Cara Mengetahui Ukuran Sepatu Bayi, Anak & Balita
- Apa Bahaya Balita Sering Ngupil ?
- Apa Dampak Efek Meniup Makanan & Minuman Panas Bagi Kesehatan?
Sebagai media bagi si Kecil untuk mempelajari berbagai hal.
Sebagai contoh, bayi dan balita tidak mengerti mengenai gravitasi bumi,
mereka tidak memahami bahwa barang yang jatuh akan selalu mengarah ke
bawah atau ke lantai. Hal ini bisa di pelajari saat mereka bermain. Saat
si Kecil bermain dengan mainan genggam misalnya, dan menjatuhkan
mainannya, mereka akan menyadari bahwa benda tersebut jatuh ke lantai.
Saat Mam mengambilkan dan mengembalikan mainan tersebut pada si Kecil,
mereka mungkin akan dengan sengaja menjatuhkannya kembali untuk melihat
benda tersebut jatuh lagi ke bawah. Mereka akan menikmati permainan
“menjatuhkan benda” ini sepanjang Mam mau meladeni mereka. Tak lama pun,
apapun yang ada dalam genggaman mereka akan menjadi mainan untuk
dijatuhkan; botol, sendok, bola atau bahkan mangkuk makan mereka. Mereka
belajar dan bermain dari esperimen ini dari apapun yang mereka sentuh,
pada akhirnya mereka memahami gravitasi bumi karena pengalaman langsung
mereka dengan mainannya tersebut.
Untuk perkembangan otot, koordinasi dan keseimbangan.
Saat mereka mengendarai sepedanya, perhatikan bagaimana otot-otot mereka
bekerja. Atau bagaimana mereka belajar menjaga keseimbangan saat sedang
mendaki naik saat berada di tempat bermain atau bagaimana si Kecil
mengontrol otot saat bermain menara balok supaya balok-balok tersebut
seimbang dan tidak jatuh saat semakin tinggi.
Mengajak si Kecil untuk berkreasi dan berimajinasi.
Berikan pada mereka kotak karton kosong dan perhatikan bagaimana mereka
berkreasi dan mengubah boks tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan;
kereta, rumah ataupun kandang binatang. Anak-anak banyak memulai
permainan mereka dengan imajinasi mereka, adanya mainan mendorong si
Kecil untuk lebih bermain dengan imajinasinya.
Menambah kepercayaan diri mereka.
Saat akhirnya menguasai suatu permainan seperti menyelesaikan puzzle,
dapat mengendarai sepeda roda tiganya atau sukses meniup bubbles,
kesuksesan ini mengembangkan perasaan hebat dalam diri si Kecil. Saat
mereka berkata, “Aku bisa, coba lihat!” penting buat Mam untuk
memberikan pujian dan pengakuan pada si Kecil, karena saat orang dewasa
memberikan perhatian dan pengakuan pada permainan dan pencapaian mereka,
hal ini dapat membuat mereka merasa berharga dan meningkatkan
kepercayaan diri si Kecil dan mengembangkan konsep diri mereka.
Mengajarkan pentingnya empati, kerja sama dan pertemanan
Selain membangun kepercayaan diri, mainan juga dapat menjadi dasar
pertemanan untuk si Kecil. Mainan seperti jungkat jungkit hanya akan
bekerja bila Si Kecil dan teman nya bekerja sama dengan baik. si Kecil
juga biasanya akan lebih mudah berinteraksi dengan teman sebayanya saat
bermain bersama. Bermain dalam kelompok yang terdiri dari beberapa anak
dapat membantu si Kecil belajar memahami perasaan dan pikiran
teman-temannya serta apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada orang
lain. Mereka belajar apa yang akan terjadi saat mereka mau berbagi
mainan dengan temannya, dan apa yang terjadi saat mereka tidak mau
berbagi.
Jadi walau terlihat remeh, namun ternyata mainan memiliki banyak fungsi
penting terhadap perkembangan fisik dan mental si Kecil.
references by rtv
