Baca Artikel Lainnya
Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang ditangkap polisi di Texas, Amerika Serikat, karena membawa jam buatan yang dikira bom, mendapatkan dukungan lewat media sosial dengan tagar #IStandWithAhmed.
Ahmed Mohamed mengatakan kepada media Amerika Serikat bahwa ia membuat jam dan membawanya ke Sekolah Menengah Atas MacArthur di Irving untuk diperlihatkan kepada guru teknologi.
Guru lain melihatnya dan khawatir jam itu seperti bom dan memberitahu pihak berwenang sekolah yang segera memanggil polisi.
Ayah Ahmed mengatakan insiden itu terjadi karena agama mereka.
Dukungan untuk Ahmed mengalir di media sosial dengan tagar #IStandWithAhmed yang disinggung sekitar 50.000 kali, Rabu (16/09).
Akun @dulsetsabr, antara lain, menulis,
"Islamfobia terjadi. Ini mengkhawatirkan. #IstandWithAhmed" s
Sementara Wajahat Ali, @WajahatAli menulis,
"Sebagian besar anak-anak yang membuat jam dalam waktu 20 menit akan disambut sebagai Jimmy Neutron.
Anak Muslim? Berpotensi membuat bom. Sedih. #IStandWithAhmed."
Dewan hubungan Amerika-Islam mengatakan mereka tengah menyelidiki insiden itu.
Dipanggil kepala sekolah dan polisi
Ahmed Mohamed mengatakan kepada Dallas Morning News ia menggemari robot dan teknologi dan ingin menunjukkan kepada gurunya kemampuannya.
Ia mengatakan bahwa guru lain melihat saat jam itu berbunyi pada saat pelajaran.
"Dia mengatakan itu tampak seperti bom," kata Ahmed
Gurunya menyimpan jam tersebut dan kemudian ia dipanggil oleh kepala sekolah dan empat polisi.
Ia juga dilaporkan diskors dari sekolah selama tiga hari.
Juru bicara polisi James McLellan mengatakan pada saat wawancara, Ahmed menekankan ia membuat bom namun mengatakan remaja itu tidak bisa "memberi penjelasan lebih lanjut" soal penggunaan jam itu.
Pihak sekolah tidak berkomentar namun mengatakan dalam satu pernyataan, mereka, "selalu bertanya kepada siswa dan staf untuk segera melapor bila melihat ada sesuatu atau ada tingkah laku yang mencurigakan".
Ayah Ahmed, Mohamed Elhassan yang berasal dari Sudan mengatakan putranya, "hanya ingin menciptakan sesuatu yang bagus, namun karena namanya Mohamed dan karena kejadian 11 September maka putra saya mendapatkan perlakuan tak layak."
Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan kecurigaan ayah Ahmed mungkin tepat.
"Saya rasa hal ini tidak akan dipertanyakan bila namanya bukan Ahmed Mohamed," kata Alia Salem, dari dewan setempat.
"Ia adalah anak yang menyenangkan dan pintar yang ingin menunjukkan karyanya kepada guru-gurunya."
Menulis di akun Twitter-nya Obama menyebut jam buatan Ahmed "keren", sambil berkata seharusnya lebih banyak anak yang menyukai sains seperti Ahmed.
Markz Zuckerberg juga membuat status di facebooknya
Hari Senin (14/09) waktu setempat, Ahmed diinterogasi polisi karena jam buatannya yang ia bawa ke sekolah disangka bom rakitan.
Ahmed membawa jam itu ke sekolah dan memperlihatkannya kepada guru teknologi.
Guru lain melihat jam tersebut dan mengiranya sebuah bom rakitan, lalu memanggil polisi, hingga akhirnya Ahmed ditangkap dan ditanyai polisi
Ahmed Mohamed (14) yang tadinya kebingungan dituduh teroris berawal dari dirinya bikin tugas sebuah karya jam digital untuk tugas teknologi di tempat dirinya menutut ilmu, oleh rekan gurunya malah dilaporkan ke kepolisian karena bocah tersebut dituduh bikin bom. Dia akhirnya ditahan beberapa jam di unit kehajatan anak, namun kembali di bebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Seperti yang diberitakan telah lalu, menurut orang tuanya, anak itu hanya menyenangi sains dan pada tugasnya untuk mata pelajaran teknologi itu hendak menyuguhkan kepada gurunya sesatu yang bagus. Setelah diperiksa, kasus Ahmed diteruskan sebab, dikatakan orang tuanya, dia adalah seorang muslim dan bernama Ahmed Mohamed serta selain itu bisa jadi akibat dari kejadian 11 September bikin Islamofobia. Ahmed yang belajar di SMA MacArthur pun di Skor selama 3 hari.
Ayah Ahmed, Mohamed Elhassan asal Sudan mengatakan putranya, "hanya ingin membuat sesuatu yang bagus, tapi karena namanya Mohamed dan karena kejadian 11 September maka putra saya mendapatkan perlakuan tak layak."
Dewan Hububungan Amerika-Islam mengatakan kecurigaan ayah Ahmed mungkin tepat.
"Saya rasa ini tidak akan dipertanyakan bila namanya bukan Ahmed Mohamed," kata Alia Salem, anggota dewan setempat.
references by
http://adfoc.us/30410156357753
http://adfoc.us/30410156370280
Follow @A_BlogWeb
Ahmed Mohamed mengatakan kepada media Amerika Serikat bahwa ia membuat jam dan membawanya ke Sekolah Menengah Atas MacArthur di Irving untuk diperlihatkan kepada guru teknologi.
Guru lain melihatnya dan khawatir jam itu seperti bom dan memberitahu pihak berwenang sekolah yang segera memanggil polisi.
Dukungan untuk Ahmed mengalir di media sosial dengan tagar #IStandWithAhmed yang disinggung sekitar 50.000 kali, Rabu (16/09).
Akun @dulsetsabr, antara lain, menulis,
"Islamfobia terjadi. Ini mengkhawatirkan. #IstandWithAhmed" s
Sementara Wajahat Ali, @WajahatAli menulis,
"Sebagian besar anak-anak yang membuat jam dalam waktu 20 menit akan disambut sebagai Jimmy Neutron.
Anak Muslim? Berpotensi membuat bom. Sedih. #IStandWithAhmed."
Dewan hubungan Amerika-Islam mengatakan mereka tengah menyelidiki insiden itu.
Dipanggil kepala sekolah dan polisi
Ahmed Mohamed mengatakan kepada Dallas Morning News ia menggemari robot dan teknologi dan ingin menunjukkan kepada gurunya kemampuannya.
Ia mengatakan bahwa guru lain melihat saat jam itu berbunyi pada saat pelajaran.
"Dia mengatakan itu tampak seperti bom," kata Ahmed
"I told them it's a clock. And they told me, 'Why would you bring a clock to school?' And I was like to tell time. And the officer said, 'There's clocks here, clocks here, clocks around you everywhere.' And I told him that I wanted to impress my teachers so that I could feel appreciated for it, but instead I got the police called on me," he said.
Gurunya menyimpan jam tersebut dan kemudian ia dipanggil oleh kepala sekolah dan empat polisi.
Ia juga dilaporkan diskors dari sekolah selama tiga hari.
Juru bicara polisi James McLellan mengatakan pada saat wawancara, Ahmed menekankan ia membuat bom namun mengatakan remaja itu tidak bisa "memberi penjelasan lebih lanjut" soal penggunaan jam itu.
Ayah Ahmed, Mohamed Elhassan yang berasal dari Sudan mengatakan putranya, "hanya ingin menciptakan sesuatu yang bagus, namun karena namanya Mohamed dan karena kejadian 11 September maka putra saya mendapatkan perlakuan tak layak."
Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan kecurigaan ayah Ahmed mungkin tepat.
"Saya rasa hal ini tidak akan dipertanyakan bila namanya bukan Ahmed Mohamed," kata Alia Salem, dari dewan setempat.
"Ia adalah anak yang menyenangkan dan pintar yang ingin menunjukkan karyanya kepada guru-gurunya."
Menulis di akun Twitter-nya Obama menyebut jam buatan Ahmed "keren", sambil berkata seharusnya lebih banyak anak yang menyukai sains seperti Ahmed.
Markz Zuckerberg juga membuat status di facebooknya
You’ve probably seen the story about Ahmed, the 14 year old student in Texas who built a clock and was arrested when he...
Posted by Mark Zuckerberg on Wednesday, September 16, 2015
Hari Senin (14/09) waktu setempat, Ahmed diinterogasi polisi karena jam buatannya yang ia bawa ke sekolah disangka bom rakitan.
Ahmed membawa jam itu ke sekolah dan memperlihatkannya kepada guru teknologi.
Guru lain melihat jam tersebut dan mengiranya sebuah bom rakitan, lalu memanggil polisi, hingga akhirnya Ahmed ditangkap dan ditanyai polisi
Ahmed Mohamed (14) yang tadinya kebingungan dituduh teroris berawal dari dirinya bikin tugas sebuah karya jam digital untuk tugas teknologi di tempat dirinya menutut ilmu, oleh rekan gurunya malah dilaporkan ke kepolisian karena bocah tersebut dituduh bikin bom. Dia akhirnya ditahan beberapa jam di unit kehajatan anak, namun kembali di bebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Seperti yang diberitakan telah lalu, menurut orang tuanya, anak itu hanya menyenangi sains dan pada tugasnya untuk mata pelajaran teknologi itu hendak menyuguhkan kepada gurunya sesatu yang bagus. Setelah diperiksa, kasus Ahmed diteruskan sebab, dikatakan orang tuanya, dia adalah seorang muslim dan bernama Ahmed Mohamed serta selain itu bisa jadi akibat dari kejadian 11 September bikin Islamofobia. Ahmed yang belajar di SMA MacArthur pun di Skor selama 3 hari.
Ayah Ahmed, Mohamed Elhassan asal Sudan mengatakan putranya, "hanya ingin membuat sesuatu yang bagus, tapi karena namanya Mohamed dan karena kejadian 11 September maka putra saya mendapatkan perlakuan tak layak."
Dewan Hububungan Amerika-Islam mengatakan kecurigaan ayah Ahmed mungkin tepat.
"Saya rasa ini tidak akan dipertanyakan bila namanya bukan Ahmed Mohamed," kata Alia Salem, anggota dewan setempat.
references by
http://adfoc.us/30410156357753
http://adfoc.us/30410156370280