Baca Artikel Lainnya
Seorang siswi kelas IX SMPN 51 Kota Bandung berinisial FD (13), ditemukan tewas bersimbah darah di pematang sawah samping Hotel Grand Sharon, Jalan Inspeksi Cidurian, Kecamatan Rancasari, Senin (31/8/2015) pukul 15.00 WIB.
Korban pertama kali ditemukan tak bernyawa oleh Dedi Supriatna (31). Sebelum ditemukan, korban terlihat cekcok dengan seorang pria sepantarannya di lokasi kejadian.
"Saya dari jauh lihat korban lagi bertengkar. Kemudian korban dipukul pakai palu oleh laki-laki itu. Korban saat itu sempat teriak minta tolong. Saya pun langsung teriak 'jangan dipukul'," kata Dedi di lokasi kejadian.
Namun, teriakan Dedi tak dihiraukan oleh pelaku, hingga akhirnya korban pun tersungkur seusai dihantam palu.
"Saya langsung hampiri keduanya, tapi laki-laki itu langsung pergi. Saya sempat kejar tapi enggak terkejar. Saya lalu balik lagi dan melihat korban sudah meninggal dunia," jelasnya.
Melihat korban yang bersimbah darah di bagian kepala, Dedi pun langsung meminta tolong warga dan menghubungi polisi. Tak berselang lama, polisi dari Polsekta Rancasari, Tim Inafis Polrestabes Bandung, dan Unit PPA Satreskrim Polrestabes Bandung mendatangi lokasi kejadian.
Ditemui di lokasi kejadian, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib mengatakan, dari hasil identifikasi awal, korban tewas dengan luka hantaman benda tumpul di bagian kepala.
"Ditemukan ada luka sobek di telinga korban 4 cm dan lebar 1cm. Kita masih akan dalami dan juga melakukan pemeriksaan para saksi," tuturnya.
Dari lokasi kejadian polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya palu yang digunakan untuk memukul korban dan sepeda motor milik korban. Seusai melakukan olah TKP, polisi langsung membawa jasad korban ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Bocah Pembunuh Siswi SMP di Bandung Bawa Palu dari Rumahnya
Polisi mengamankan seorang bocah lelaki inisial SF (13). Dia tega menghantamkan palu ke kepala siswi kelas 9 SMPN 51 Bandung, Pricila Dina (15). Palu maut yang menewaskan Fricila itu rupanya sudah dipersiapkan SF.
"Pelaku membawa palu sejak dari rumah," ucap Kanitreskrim Polsek Rancasari AKP Uus Syaefulloh saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (1/9/2015).
Hasil pemeriksaan polisi, bocah tersebut mengaku mendapatkan palu di area rumahnya. Kuat dugaaan pelaku merencanakan aksi sadis tersebut terhadap korban. Namun begitu, polisi terus mengali keterangan SF soal motif insiden berdarah itu.
"Pelaku dan korban itu beda sekolah, tapi keduanya saling kenal dekat," ujar Uus.
Kasus ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung lantaran pelaku masih berusia di bawah umur. Pelaku usianya masih 12 tahun 8 bulan. Polisi menyita barang bukti berupa sebuah palu yang tergeletak di tempat kejadian perkara.
Saksi mata, melihat Pricila yang merupakan siswi SMPN 51 dipukul kepalanya dengan palu oleh pelaku. Warga yang melihat berlari berusaha menghentikannya dan pelaku langsung lari. Korban tewas di lokasi dengan kepala berlumuran darah.
Satreskrim Polrestabes Bandung masih terus mendalami motif pembunuhan yang dilakukan SF (13) yang menewaskan Pricila Dina (15), siswi SMPN 51 Bandung, Senin (31/8/2015). Lantaran pelaku yang tergolong di bawah umur, kasus ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung
"Motifnya masih harus kami dalami, karena keterangannya selalu berubah-ubah," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol AR Yoyol di Mapolrestabes Bandung, seperti dikutip merdeka.com, Selasa (1/8/2015).
Menurut dia, pelaku yang merupakan mantan kekasih korban diduga tergiur ingin memiliki handphone. "Tapi pengakuan itu harus kami dalami lagi," ucapnya.
Dia menyebut, usai menghantamkan palu ke korban di dekat Kali Cidurian, Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, pelaku lari menggunakan sepeda motor dan membawa handphone.
"Saat pelaku lari itulah handphone korban jatuh di jalan," terangnya.
"Apakah sedemikian gampang pelaku yang masih anak kecil ini membunuh? Perlu kami lakukan pendalaman. Sejumlah saksi juga kami minta keterangan," tambahnya.
Pembunuh Siswi SMP Dibekuk, Pelaku Berusia 13 Tahun
Meski sempat lolos dari kejaran warga, pelaku pembunuhan siswi SMPN 51 Bandung, Fricila Dina (13) akhirnya berhasil dibekuk aparat.
Kanitreskrim Polsekta Rancasari AKP Uus Syaefulloh, membenarkan hal tersebut. Menurutnya tersangka ditangkap saat bersembunyi dari kejaran warga pada 31 Agustus 2015 sore atau sekitar 30 menit usai membunuh.
"Pelaku sekarang sudah diamankan. Pelaku ini berinisial SF masih 13 tahun," kata Uus saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (1/9/2015).
Uus mengatakan, SF diamankan setelah berlari sekitar satu kilometer dari lokasi pembunuhan yang berada di pematang sawah samping Hotel Grand Sharon, Jalan Inspeksi Cidurian, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. "Ditangkapnya itu sekitar setengah jam setelah kejadian," sebutnya
Saat ini, lanjut Uus, pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif pihak penyidik. Namun karena umurnya masih dibawah umur maka pihaknya menyerahkan kasus tersebut kepada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim
Ridwan Kamil: Usut Tuntas Kasus Pembunuhan Pricilia Dina -
Walikota Bandung, Ridwan Kamil meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan Pricilia Dina, siswi SMPN 51, warga Jl. Riung Purna VIII Komplek Riung Bandung, Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage.
Menurut Walikota pengusutan diperlukan untuk mengetahui motif pelaku hingga tega melakukan eterhadap Pricilia Dina yang juga merupakan temannya.
"Apakah kejadian ini hanya situasional atau apakah gejala umum, jika gejala umum, ini merupakan gejala yang terjadi di masyarakat dan bisa terjadi kepada siapa saja," ujarnya.
Namun tambah Walikota, jika kasus ini merupakan gejala umum, maka harus dirapatkan untuk mencari jalan keluarnya.
"Jika ini merupakan gejala situasional, kita serahkan pada kepolisian, untuk mengusut tuntas kasus ini," ucapnya.
Dalam kunjungannya ke rumah keluarga Pricilia Dina, Walikota mewakili Pemkot Bandung dan seluruh jajarannya menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga dan merasa prihatin dengan adanya kasus yang melibatkan siswa relatif masih muda. - See more at: http://m.rmoljabar.com/news.php?id=12860#sthash.uCc5ooEc.dpuf
Ibunda Siswi SMP yang Tewas Dibunuh Histeris Saat Pemakaman.
Puluhan pelayat mengantar jenazah, Pricilia Dina Ekawati Putri (15), ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Kristen Pandu, Jalan Pandu, Kota Bandung, Rabu (2/9/2015). Siswi kelas tiga SMPN 51 Bandung tersebut tewas dihantam palu oleh bocah lelaki, SF (13).
Peti jenazah Pricilia masuk ke liang lahat sedalam dua meter pada sekitar pukul 11.15 WIB. Kedua orang tua kandung Pricilia yakni Matheus Teguh (43) dan Mirna Suryani (39) tak mampu membendung air mata. Bahkan Mirna berkali-kali histeris saat tumpukan tanah mengubur peti anaknya tersebut.
Pihak keluarga dan kerabat menabur bunga dan tanah sebagai tanda penghormatan terakhir. Guru dan sejumlah teman sekolah Pricila turut hadir di lokasi pemakaman. Pricila lahir di Bandung 25 Mei 2000 merupakan anak pertama dari dua bersadaura. Adik Pricila sudah meninggal karena sakit setahun lalu.
Upacara pemakaman dipimpin Asisten Pastur Agus Priyono dari Gereja Santa Perawan Maria Buahbatu Bandung. Keluarga dan pelayat berdoa khidmat atas kepergian Pricilia.
"Tuhan hari ini kami serahkan anakku. Berikan jalan terbaik dalam damai. Selamat jalan anakku," ucap Matheus.
Pricilia dibunuh oleh temannya SF (13) Senin (31/8/2015) sore di pematang sawah dekat perumahan Grand Sharon, Jalan Inpeksi Cidurian. Saksi mata melihat Pricilia dipukul kepalanya dengan palu oleh pelaku. Korban tewas di lokasi dengan kepala berlumuran darah.
Pelaku mengaku tega melakukannya karena ingin memiliki handphone yang dipegang korban dan juga cemburu. Ia mengaku pernah berpacaran dengan korban, namun saat ini korban memiliki pacar lagi.
Duka mendalam dirasakan kedua orang tua Pricila Dina (15), siswi kelas 9 SMPN 51 Bandung yang menjadi korban pembunuhan di pematang sawah dekat Hotel Grand Sharon Jalan Inpeksi Cidurian, Bandung, Senin (31//2015) sore.
Ayah Pricila, Matheus Teguh (43) dan Ibunya, Mirna Suryani (39) merasa agak syok karena anak keduanya itu harus meninggal dengan cara yang tak wajar.
“Saya lagi kerja, saat dikasih tahu istri saya soal kematian Pricila,” jelas Matheus.
Pria yang bekerja sebagai seorang sopir angkutan umum ini mengaku, tak memiliki firasat apapun soal kepergian anaknya untuk selama-lamanya.
“Anak saya cuma pamit pergi, katanya mau kerja kelompok sama ambil foto kelas,” ujarnya.
Matheus menyebut, dirinya tak begitu mengetahui soal siapa pelaku sebenarnya. Ia hanya tahu, pelaku adalah teman anaknya dan berbeda sekolah. Matheus sendiri mengaku, tak pernah mengahalangi anaknya untuk berteman dengan siapa pun.
Di mata Matheus, sosok Pricila adalah anak yang supel dan menyukai seni tari. Ia juga rajin menabung untuk kebutuhannya.
“Kami sering ‘sharing’ wawasan. Dia sering tanya ke saya tentang sesuatu hal,” ujarnya.
Matheus berharap, kejadian yang menimpa anaknya bisa menjadi pelajaran bagi siapapun termasuk orangtua. Ia pun menegaskan, keluarganya tak akan menuntut apapun dan menyerahkan semuanya pada pihak yang berwajib.
“Yang penting jujur dan adil. Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran bagi yang lainnya agar tak terulang lagi,” tandasnya.
Puluhan warga, Rabu (2/9/2015) menyaksikan pemakaman pelajar SMP 51, Bandung, di TPI Kristen Poandu, Bandung. Korban Prisilia Dina,15, tewas dibantai oleh teman dekatnya menggunakan martil.
Mirna Suryani,39, dan Matheus Tegus,43, meneteskan air mata saat anaknya dimasukan ke liang lahat. Ketika peti jenazah mulai diurug, hujan air mata mengalir dari mata pengantar jenazah. “ Semoga mendiang diterima di sisi-Nya,“ celetuk seorang warga.
Pemakaman korban pembunuhan berlangsung pukul 10.00 wib. Jenazah mendiang dimakamkan disatukan dengan liang lahat kakeknya. Selain kerabat, dalam pemakaman itu pun hadir perwakilan dari siswa dan guru SMP 51 Bandung tempat korban menuntut ilmu saat masih hidup.
Sebelum dimakamkan, Walikota Bandung Ridwan Kamil menyempatkan diri mengucapkan bela sungkawa ke rumah korban di Jalan Riung Purna, Riung Bandung. Emil dan rombongan diterima pihak keluarga beberapa jam sebelum dimakamkan.
Kasus ini mudah mudahan segera selesai. Polisi sedang bekerja melakukan penyelidikan dan penyidikan hingga tuntas,“ ucapnya.Kasus Pembunuhan Siswi SMPN 51 Bandung Ditangani Satreskrim Polrestabes Bandung
references by pojoksatu, sindonews, galamedianews, rmoljabar, poskotanews
Follow @A_BlogWeb
Korban pertama kali ditemukan tak bernyawa oleh Dedi Supriatna (31). Sebelum ditemukan, korban terlihat cekcok dengan seorang pria sepantarannya di lokasi kejadian.
"Saya dari jauh lihat korban lagi bertengkar. Kemudian korban dipukul pakai palu oleh laki-laki itu. Korban saat itu sempat teriak minta tolong. Saya pun langsung teriak 'jangan dipukul'," kata Dedi di lokasi kejadian.
Namun, teriakan Dedi tak dihiraukan oleh pelaku, hingga akhirnya korban pun tersungkur seusai dihantam palu.
"Saya langsung hampiri keduanya, tapi laki-laki itu langsung pergi. Saya sempat kejar tapi enggak terkejar. Saya lalu balik lagi dan melihat korban sudah meninggal dunia," jelasnya.
Melihat korban yang bersimbah darah di bagian kepala, Dedi pun langsung meminta tolong warga dan menghubungi polisi. Tak berselang lama, polisi dari Polsekta Rancasari, Tim Inafis Polrestabes Bandung, dan Unit PPA Satreskrim Polrestabes Bandung mendatangi lokasi kejadian.
Ditemui di lokasi kejadian, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib mengatakan, dari hasil identifikasi awal, korban tewas dengan luka hantaman benda tumpul di bagian kepala.
"Ditemukan ada luka sobek di telinga korban 4 cm dan lebar 1cm. Kita masih akan dalami dan juga melakukan pemeriksaan para saksi," tuturnya.
Dari lokasi kejadian polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya palu yang digunakan untuk memukul korban dan sepeda motor milik korban. Seusai melakukan olah TKP, polisi langsung membawa jasad korban ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Bocah Pembunuh Siswi SMP di Bandung Bawa Palu dari Rumahnya
Polisi mengamankan seorang bocah lelaki inisial SF (13). Dia tega menghantamkan palu ke kepala siswi kelas 9 SMPN 51 Bandung, Pricila Dina (15). Palu maut yang menewaskan Fricila itu rupanya sudah dipersiapkan SF.
"Pelaku membawa palu sejak dari rumah," ucap Kanitreskrim Polsek Rancasari AKP Uus Syaefulloh saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (1/9/2015).
Hasil pemeriksaan polisi, bocah tersebut mengaku mendapatkan palu di area rumahnya. Kuat dugaaan pelaku merencanakan aksi sadis tersebut terhadap korban. Namun begitu, polisi terus mengali keterangan SF soal motif insiden berdarah itu.
"Pelaku dan korban itu beda sekolah, tapi keduanya saling kenal dekat," ujar Uus.
Kasus ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung lantaran pelaku masih berusia di bawah umur. Pelaku usianya masih 12 tahun 8 bulan. Polisi menyita barang bukti berupa sebuah palu yang tergeletak di tempat kejadian perkara.
Saksi mata, melihat Pricila yang merupakan siswi SMPN 51 dipukul kepalanya dengan palu oleh pelaku. Warga yang melihat berlari berusaha menghentikannya dan pelaku langsung lari. Korban tewas di lokasi dengan kepala berlumuran darah.
Satreskrim Polrestabes Bandung masih terus mendalami motif pembunuhan yang dilakukan SF (13) yang menewaskan Pricila Dina (15), siswi SMPN 51 Bandung, Senin (31/8/2015). Lantaran pelaku yang tergolong di bawah umur, kasus ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung
"Motifnya masih harus kami dalami, karena keterangannya selalu berubah-ubah," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol AR Yoyol di Mapolrestabes Bandung, seperti dikutip merdeka.com, Selasa (1/8/2015).
Menurut dia, pelaku yang merupakan mantan kekasih korban diduga tergiur ingin memiliki handphone. "Tapi pengakuan itu harus kami dalami lagi," ucapnya.
Dia menyebut, usai menghantamkan palu ke korban di dekat Kali Cidurian, Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, pelaku lari menggunakan sepeda motor dan membawa handphone.
"Saat pelaku lari itulah handphone korban jatuh di jalan," terangnya.
"Apakah sedemikian gampang pelaku yang masih anak kecil ini membunuh? Perlu kami lakukan pendalaman. Sejumlah saksi juga kami minta keterangan," tambahnya.
Pembunuh Siswi SMP Dibekuk, Pelaku Berusia 13 Tahun
Meski sempat lolos dari kejaran warga, pelaku pembunuhan siswi SMPN 51 Bandung, Fricila Dina (13) akhirnya berhasil dibekuk aparat.
Kanitreskrim Polsekta Rancasari AKP Uus Syaefulloh, membenarkan hal tersebut. Menurutnya tersangka ditangkap saat bersembunyi dari kejaran warga pada 31 Agustus 2015 sore atau sekitar 30 menit usai membunuh.
"Pelaku sekarang sudah diamankan. Pelaku ini berinisial SF masih 13 tahun," kata Uus saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (1/9/2015).
Uus mengatakan, SF diamankan setelah berlari sekitar satu kilometer dari lokasi pembunuhan yang berada di pematang sawah samping Hotel Grand Sharon, Jalan Inspeksi Cidurian, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. "Ditangkapnya itu sekitar setengah jam setelah kejadian," sebutnya
Saat ini, lanjut Uus, pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif pihak penyidik. Namun karena umurnya masih dibawah umur maka pihaknya menyerahkan kasus tersebut kepada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim
Ridwan Kamil: Usut Tuntas Kasus Pembunuhan Pricilia Dina -
Walikota Bandung, Ridwan Kamil meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan Pricilia Dina, siswi SMPN 51, warga Jl. Riung Purna VIII Komplek Riung Bandung, Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage.
Menurut Walikota pengusutan diperlukan untuk mengetahui motif pelaku hingga tega melakukan eterhadap Pricilia Dina yang juga merupakan temannya.
"Apakah kejadian ini hanya situasional atau apakah gejala umum, jika gejala umum, ini merupakan gejala yang terjadi di masyarakat dan bisa terjadi kepada siapa saja," ujarnya.
Namun tambah Walikota, jika kasus ini merupakan gejala umum, maka harus dirapatkan untuk mencari jalan keluarnya.
"Jika ini merupakan gejala situasional, kita serahkan pada kepolisian, untuk mengusut tuntas kasus ini," ucapnya.
Dalam kunjungannya ke rumah keluarga Pricilia Dina, Walikota mewakili Pemkot Bandung dan seluruh jajarannya menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga dan merasa prihatin dengan adanya kasus yang melibatkan siswa relatif masih muda. - See more at: http://m.rmoljabar.com/news.php?id=12860#sthash.uCc5ooEc.dpuf
Ibunda Siswi SMP yang Tewas Dibunuh Histeris Saat Pemakaman.
Puluhan pelayat mengantar jenazah, Pricilia Dina Ekawati Putri (15), ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Kristen Pandu, Jalan Pandu, Kota Bandung, Rabu (2/9/2015). Siswi kelas tiga SMPN 51 Bandung tersebut tewas dihantam palu oleh bocah lelaki, SF (13).
Peti jenazah Pricilia masuk ke liang lahat sedalam dua meter pada sekitar pukul 11.15 WIB. Kedua orang tua kandung Pricilia yakni Matheus Teguh (43) dan Mirna Suryani (39) tak mampu membendung air mata. Bahkan Mirna berkali-kali histeris saat tumpukan tanah mengubur peti anaknya tersebut.
Pihak keluarga dan kerabat menabur bunga dan tanah sebagai tanda penghormatan terakhir. Guru dan sejumlah teman sekolah Pricila turut hadir di lokasi pemakaman. Pricila lahir di Bandung 25 Mei 2000 merupakan anak pertama dari dua bersadaura. Adik Pricila sudah meninggal karena sakit setahun lalu.
Upacara pemakaman dipimpin Asisten Pastur Agus Priyono dari Gereja Santa Perawan Maria Buahbatu Bandung. Keluarga dan pelayat berdoa khidmat atas kepergian Pricilia.
"Tuhan hari ini kami serahkan anakku. Berikan jalan terbaik dalam damai. Selamat jalan anakku," ucap Matheus.
Pricilia dibunuh oleh temannya SF (13) Senin (31/8/2015) sore di pematang sawah dekat perumahan Grand Sharon, Jalan Inpeksi Cidurian. Saksi mata melihat Pricilia dipukul kepalanya dengan palu oleh pelaku. Korban tewas di lokasi dengan kepala berlumuran darah.
Pelaku mengaku tega melakukannya karena ingin memiliki handphone yang dipegang korban dan juga cemburu. Ia mengaku pernah berpacaran dengan korban, namun saat ini korban memiliki pacar lagi.
Ini Pelajaran buat Semua Orang Tua
Duka mendalam dirasakan kedua orang tua Pricila Dina (15), siswi kelas 9 SMPN 51 Bandung yang menjadi korban pembunuhan di pematang sawah dekat Hotel Grand Sharon Jalan Inpeksi Cidurian, Bandung, Senin (31//2015) sore.
Ayah Pricila, Matheus Teguh (43) dan Ibunya, Mirna Suryani (39) merasa agak syok karena anak keduanya itu harus meninggal dengan cara yang tak wajar.
“Saya lagi kerja, saat dikasih tahu istri saya soal kematian Pricila,” jelas Matheus.
Pria yang bekerja sebagai seorang sopir angkutan umum ini mengaku, tak memiliki firasat apapun soal kepergian anaknya untuk selama-lamanya.
“Anak saya cuma pamit pergi, katanya mau kerja kelompok sama ambil foto kelas,” ujarnya.
Matheus menyebut, dirinya tak begitu mengetahui soal siapa pelaku sebenarnya. Ia hanya tahu, pelaku adalah teman anaknya dan berbeda sekolah. Matheus sendiri mengaku, tak pernah mengahalangi anaknya untuk berteman dengan siapa pun.
Di mata Matheus, sosok Pricila adalah anak yang supel dan menyukai seni tari. Ia juga rajin menabung untuk kebutuhannya.
“Kami sering ‘sharing’ wawasan. Dia sering tanya ke saya tentang sesuatu hal,” ujarnya.
Matheus berharap, kejadian yang menimpa anaknya bisa menjadi pelajaran bagi siapapun termasuk orangtua. Ia pun menegaskan, keluarganya tak akan menuntut apapun dan menyerahkan semuanya pada pihak yang berwajib.
“Yang penting jujur dan adil. Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran bagi yang lainnya agar tak terulang lagi,” tandasnya.
Foto-Siswi SMPN 51 Bandung Pricila Dina (sebelah kanan switer merah corak) semasa hidup.
Puluhan warga, Rabu (2/9/2015) menyaksikan pemakaman pelajar SMP 51, Bandung, di TPI Kristen Poandu, Bandung. Korban Prisilia Dina,15, tewas dibantai oleh teman dekatnya menggunakan martil.
Mirna Suryani,39, dan Matheus Tegus,43, meneteskan air mata saat anaknya dimasukan ke liang lahat. Ketika peti jenazah mulai diurug, hujan air mata mengalir dari mata pengantar jenazah. “ Semoga mendiang diterima di sisi-Nya,“ celetuk seorang warga.
Pemakaman korban pembunuhan berlangsung pukul 10.00 wib. Jenazah mendiang dimakamkan disatukan dengan liang lahat kakeknya. Selain kerabat, dalam pemakaman itu pun hadir perwakilan dari siswa dan guru SMP 51 Bandung tempat korban menuntut ilmu saat masih hidup.
Sebelum dimakamkan, Walikota Bandung Ridwan Kamil menyempatkan diri mengucapkan bela sungkawa ke rumah korban di Jalan Riung Purna, Riung Bandung. Emil dan rombongan diterima pihak keluarga beberapa jam sebelum dimakamkan.
Kasus ini mudah mudahan segera selesai. Polisi sedang bekerja melakukan penyelidikan dan penyidikan hingga tuntas,“ ucapnya.Kasus Pembunuhan Siswi SMPN 51 Bandung Ditangani Satreskrim Polrestabes Bandung
references by pojoksatu, sindonews, galamedianews, rmoljabar, poskotanews