Baca Artikel Lainnya
Entah bagaimana kita bisa menjalani hidup tanpa keberadaan dan kehadiran sahabat di sisi kita. Saat kita terjatuh atau sedih, sahabat adalah orang yang paling bisa menolong kita untuk kembali bangkit. Dan hanya sahabat sejati yang tahu kelemahan serta kekurangan kita dan ia tak pernah mengumbar aib kita di depan orang lain.
Tak semua orang yang dekat dengan kita bisa jadi sahabat terbaik kita. Ada yang datang dan pergi. Ada orang yang baru akan mendekat bila sedang butuh bantuan kita. Malah ada yang baru menyapa jika ada maunya. Sungguh beruntung kamu yang memiliki seorang sahabat yang selalu berada di dekatmu saat duka maupun duka.
Sahabat Sejati Nggak Akan Menghakimi Masa Lalumu
Sahabat terbaik nggak akan menghakimi masa lalumu. Dia tahu kelemahan dan kekuranganmu tetapi dia tetap menerimamu apa adanya. Bahkan dia lah orang pertama yang selalu menyemangatimu untuk memiliki masa depan yang jauh lebih baik lagi.
Tangannya lah yang Pertama Kali Mengulur Saat Kamu Bermasalah
Saat kamu ada masalah, sahabatmu itulah yang pertama kali mengulurkan masalahnya. Dia jadi orang yang akan mendampingi dan memberimu kekuatan untuk tetap bertahan dan kuat. Dengan adanya dia di dekatmu, kamu sudah bisa mendapatkan kekuatan sendiri untuk kembali berjuang menyelesaikan masalahmu.
Sahabatmu Mungkin Tak Sempurna Tapi Dia Selalu Berusaha yang Terbaik
Memang dia bukan seseorang yang benar-benar sempurna. Dia pun memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Ada hal-hal yang mungkin tak bisa dia lakukan. Meski begitu, dia tetap mengusahakan yang terbaik. Dia selalu berusaha untuk membuatmu merasa nyaman di dekatnya.
Memiliki sahabat yang pengertian akan membuat hari-hari menyenangkan dan tidak perlu takut hal menyedihkan terjadi padamu. Bagaimanapun juga sahabat adalah orang yang dapat mengerti kesulitanmu tanpa perlu kamu mengungkapkannya.
Mungkin kamu juga saat ini sedang mengalaminya saat ini. Seiring bertambahnya usia, jumlah teman yang dimiliki justru makin sedikit. Kalau dulu kamu sering berkumpul atau hangout dengan teman-teman satu geng, sekarang sekadar menanyakan kabar teman sendiri saja makin jarang.
Ada banyak alasan kenapa jumlah teman justru makin sedikit saat kita makin dewasa. Hal ini bisa pun terbilang normal. Faktor penyebabnya pun sangat beragam. Dan secara umum, penyebabnya bisa karena hal-hal berikut ini.
Prioritas dan Kesibukan Makin Banyak
Kalau dulu waktu sekolah dan kuliah, kita punya banyak waktu untuk bertemu dan berkumpul dengan teman-teman. Kini setelah sudah bekerja atau berkeluarga, kita memiliki lebih banyak prioritas, tanggung jawab, dan kesibukan. Sehingga waktu yang ada harus dibagi-bagi lagi. Hal ini juga yang terjadi pada teman-temanmu. Mereka mulai disibukkan dengan urusan masing-masing, sehingga sulit memiliki waktu untuk berkumpul atau jalan-jalan dengan kita.
Lebih Selektif Memilih Teman
Mungkin dulu kita pernah terluka atau mengalami trauma dikhianati oleh sahabat yang sudah kita anggap begitu dekat. Dari pengalaman itu, kita jadi lebih selektif dan hati-hati dalam mencari teman baru. Sebuah persahabatan menjadi ikatan yang begitu penting dan harus dijaga dengan baik. Berbeda dengan dulu, sekarang kita sudah nggak mau lagi membuang-buang waktu menghabiskan energi untuk orang yang cuma mau memanfaatkan kelemahan kita.
Memilih yang Lebih Sedikit karena Minim Konflik
Menjalin pertemanan atau persahabatan pastinya nggak lepas dari yang namanya masalah atau konflik. Dulu mungkin kamu punya banyak teman dan masih punya cukup banyak energi untuk mengatasi setiap persoalan dan konflik yang ada. Tapi sekarang dengan makin banyaknya prioritas dan kebutuhan lainnya, kamu pun harus menghemat energimu. Kamu lebih memilih sahabat yang lebih sedikit karena minim konflik. Sehingga hidup jadi terasa lebih tenang dan nyaman.
Sahabat yang Bertahan Itu yang Terbaik karena Lolos "Seleksi Alam"
Sahabatmu itu-itu saja? Nggak masalah kok. Justru sahabat yang masih bertahan sampai sekarang itulah yang memang layak dipertahankan. Mereka lah yang terbaik karena sudah lolos "seleksi alam". Mereka lah yang sudah mengenal dan memahami dirimu dengan semua kelebihan dan kekuranganmu. Nggak apa-apa jumlah sahabat makin sedikit, asal bahagianya terus bertambah, bukankah begitu?
Banyak sedikitnya sahabat tak perlu terlalu dipermasalahkan. Yang penting kita bisa selalu menjaga setiap ikatan pertemanan dan persahabatan yang kita punya
Hanya sebuah luka kecil, tapi rasanya jadi begitu sakit sekali. Saat sahabat sendiri mengkhianati kita, luka yang kita rasa bisa begitu dalam dan perih. Bahkan lukanya bisa jauh lebih menyakitkan daripada disakiti oleh musuh atau orang yang sejak awal memang sudah membenci.
Rasa Percaya Itu Hilang Sudah
Kepercayaan dan ikatan persahabatan yang dibangun bertahun-tahun dengan susah payah bisa hancur seketika dengan sebuah pengkhianatan. Ibarat peribahasa, "Nila setitik hancur susu sebelenga," rusaklah semua yang sudah kita percayakan karena sebuah kesalahan yang begitu fatal. Kita bisa memaafkannya tapi untuk bisa mengembalikan rasa percaya lagi butuh waktu yang bakal lebih lama.
Susah untuk Bisa Kembali Seperti Sedia Kala
Sekalipun sudah berdamai dan mencoba menyelesaikan persoalan dan pengkhianatan yang ada, tapi keadaan mungkin tak sehangat dan seakrab sebelumnya. Komunikasi dan cara kita menyikapi dirinya jadi berbeda. Kita jadi lebih was-was dan cemas jika berhadapan dengannya. Ada rasa takut dia akan kembali melukai kita untuk kedua kalinya.
Muncul Rasa Takut yang Berlebihan
Sungguh sangat disayangkan ketika kita malah merasa takut ketika berbicara atau berinteraksi dengan sahabat kita sendiri. Karena luka yang dulu masih membekas dan sulit hilangnya, kita tak mau mengulangi pengalaman kembali tersakiti oleh orang yang paling kita sayangi. Pedihnya luka dikhianati oleh orang terdekat akan terus membayang seumur hidup ini.
Karena Sudah Ada Retak dalam Persahabatan
Seperti piring yang sudah retak, kita jadi harus lebih berhati-hati ketika memegangnya. Khawatir akan pecah dan makin kacau balau. Dikhianati oleh sahabat sendiri, terciptalah keretakan di dalam fondasi persahabatan yang dibangun itu. Kita jadi tak nyaman untuk kembali menyebutnya sahabat seperti dulu lagi. Keadaan sudah tak lagi sama.
Memang sangat menyakitkan ketika yang mengkhianati dan melukai kita itu adalah sahabat kita sendiri. Tapi semoga seiring waktu berjalan kepercayaan bisa dibangun lagi dari awal. Ikatan persahabatan dirajut lagi dari semula.
Sungguh beruntung dirimu bila memiliki sahabat yang tak pernah mengumbar aibmu. Dia yang selalu menjaga rahasia-rahasiamu. Sahabat seperti inilah yang wajib untuk kamu syukuri kehadirannya.
Tapi jangan lupa juga kalau kita ingin mendapat sahabat yang terbaik, kita juga perlu mengusahakan diri untuk jadi sosok sahabat yang baik. Seseorang yang baik pastinya akan dipertemukan dengan sahabat yang baik pula, bukankah begitu
references by vemale
Follow @A_BlogWeb
Sahabat Sejati Nggak Akan Menghakimi Masa Lalumu
Sahabat terbaik nggak akan menghakimi masa lalumu. Dia tahu kelemahan dan kekuranganmu tetapi dia tetap menerimamu apa adanya. Bahkan dia lah orang pertama yang selalu menyemangatimu untuk memiliki masa depan yang jauh lebih baik lagi.
Tangannya lah yang Pertama Kali Mengulur Saat Kamu Bermasalah
Saat kamu ada masalah, sahabatmu itulah yang pertama kali mengulurkan masalahnya. Dia jadi orang yang akan mendampingi dan memberimu kekuatan untuk tetap bertahan dan kuat. Dengan adanya dia di dekatmu, kamu sudah bisa mendapatkan kekuatan sendiri untuk kembali berjuang menyelesaikan masalahmu.
Sahabatmu Mungkin Tak Sempurna Tapi Dia Selalu Berusaha yang Terbaik
Memang dia bukan seseorang yang benar-benar sempurna. Dia pun memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Ada hal-hal yang mungkin tak bisa dia lakukan. Meski begitu, dia tetap mengusahakan yang terbaik. Dia selalu berusaha untuk membuatmu merasa nyaman di dekatnya.
Memiliki sahabat yang pengertian akan membuat hari-hari menyenangkan dan tidak perlu takut hal menyedihkan terjadi padamu. Bagaimanapun juga sahabat adalah orang yang dapat mengerti kesulitanmu tanpa perlu kamu mengungkapkannya.
Mereka adalah sosok sahabat sejati jika:
Berbagi Hal yang Menyenangkan
Sahabat selalu tahu mood kamu. Dia akan selalu berbagi hal yang menyenangkan bersamamu. Sahabat yang baik selalu tahu dan mengerti keadaan kamu, saat bersamanya kamu tidak dapat menutupi perasaanmu. Mereka juga akan memberikan pengalaman menyenangkan, dan penuh dengan tantangan.Merindukanmu
Kamu akan sulit saat jauh dengan sahabat baikmu. Saat berpisah dengannya kamu merasa tidak semangat, dan merasa ada sesuatu yang hilang. Ketika kamu selalu merasa bahagia dengannya bisa jadi dia adalah sahabat terbaik.Berbagi Hal Kecil
Sahabat yang baik tidak pernah menutupi apa pun dengan yang lain. Tidak ada rahasia dia antara kalian, dia mengetahui rahasiamu begitu juga dengannya. Jika kamu dengannya melakukan hal ini bisa jadi kalian adalah sahabat baik.Dia Selalu Ada
Setiap kali kamu membutuhkan bantuan dan dukungan, dia selalu ada untukmu. Dia tidak pernah mengecewakanmu. Saat kamu membutuhkan dukungan emosional dari teman, sahabat terbaik akan selalu ada untukmu.Teman Diskusi
Sahabat yang baik adalah yang dapat memberikan diskusi yang menarik dan bebas bersamamu. Dia dapat menerima pendapatmu tanpa menghakiminya begitu juga sebaliknya denganmu.
Mungkin kamu juga saat ini sedang mengalaminya saat ini. Seiring bertambahnya usia, jumlah teman yang dimiliki justru makin sedikit. Kalau dulu kamu sering berkumpul atau hangout dengan teman-teman satu geng, sekarang sekadar menanyakan kabar teman sendiri saja makin jarang.
Ada banyak alasan kenapa jumlah teman justru makin sedikit saat kita makin dewasa. Hal ini bisa pun terbilang normal. Faktor penyebabnya pun sangat beragam. Dan secara umum, penyebabnya bisa karena hal-hal berikut ini.
Prioritas dan Kesibukan Makin Banyak
Kalau dulu waktu sekolah dan kuliah, kita punya banyak waktu untuk bertemu dan berkumpul dengan teman-teman. Kini setelah sudah bekerja atau berkeluarga, kita memiliki lebih banyak prioritas, tanggung jawab, dan kesibukan. Sehingga waktu yang ada harus dibagi-bagi lagi. Hal ini juga yang terjadi pada teman-temanmu. Mereka mulai disibukkan dengan urusan masing-masing, sehingga sulit memiliki waktu untuk berkumpul atau jalan-jalan dengan kita.
Lebih Selektif Memilih Teman
Mungkin dulu kita pernah terluka atau mengalami trauma dikhianati oleh sahabat yang sudah kita anggap begitu dekat. Dari pengalaman itu, kita jadi lebih selektif dan hati-hati dalam mencari teman baru. Sebuah persahabatan menjadi ikatan yang begitu penting dan harus dijaga dengan baik. Berbeda dengan dulu, sekarang kita sudah nggak mau lagi membuang-buang waktu menghabiskan energi untuk orang yang cuma mau memanfaatkan kelemahan kita.
Memilih yang Lebih Sedikit karena Minim Konflik
Menjalin pertemanan atau persahabatan pastinya nggak lepas dari yang namanya masalah atau konflik. Dulu mungkin kamu punya banyak teman dan masih punya cukup banyak energi untuk mengatasi setiap persoalan dan konflik yang ada. Tapi sekarang dengan makin banyaknya prioritas dan kebutuhan lainnya, kamu pun harus menghemat energimu. Kamu lebih memilih sahabat yang lebih sedikit karena minim konflik. Sehingga hidup jadi terasa lebih tenang dan nyaman.
Sahabat yang Bertahan Itu yang Terbaik karena Lolos "Seleksi Alam"
Sahabatmu itu-itu saja? Nggak masalah kok. Justru sahabat yang masih bertahan sampai sekarang itulah yang memang layak dipertahankan. Mereka lah yang terbaik karena sudah lolos "seleksi alam". Mereka lah yang sudah mengenal dan memahami dirimu dengan semua kelebihan dan kekuranganmu. Nggak apa-apa jumlah sahabat makin sedikit, asal bahagianya terus bertambah, bukankah begitu?
Banyak sedikitnya sahabat tak perlu terlalu dipermasalahkan. Yang penting kita bisa selalu menjaga setiap ikatan pertemanan dan persahabatan yang kita punya
Dikhianati Sahabat, Memaafkannya Mudah Tapi Berdamai Lagi Susah
Sahabat semestinya jadi orang yang paling kita andalkan. Yang selalu ada dan hadir di setiap suka juga duka. Tapi bagaimana jadinya jika kemudian sahabatmu itu menorehkan sebuah luka?Hanya sebuah luka kecil, tapi rasanya jadi begitu sakit sekali. Saat sahabat sendiri mengkhianati kita, luka yang kita rasa bisa begitu dalam dan perih. Bahkan lukanya bisa jauh lebih menyakitkan daripada disakiti oleh musuh atau orang yang sejak awal memang sudah membenci.
Rasa Percaya Itu Hilang Sudah
Kepercayaan dan ikatan persahabatan yang dibangun bertahun-tahun dengan susah payah bisa hancur seketika dengan sebuah pengkhianatan. Ibarat peribahasa, "Nila setitik hancur susu sebelenga," rusaklah semua yang sudah kita percayakan karena sebuah kesalahan yang begitu fatal. Kita bisa memaafkannya tapi untuk bisa mengembalikan rasa percaya lagi butuh waktu yang bakal lebih lama.
Susah untuk Bisa Kembali Seperti Sedia Kala
Sekalipun sudah berdamai dan mencoba menyelesaikan persoalan dan pengkhianatan yang ada, tapi keadaan mungkin tak sehangat dan seakrab sebelumnya. Komunikasi dan cara kita menyikapi dirinya jadi berbeda. Kita jadi lebih was-was dan cemas jika berhadapan dengannya. Ada rasa takut dia akan kembali melukai kita untuk kedua kalinya.
Muncul Rasa Takut yang Berlebihan
Sungguh sangat disayangkan ketika kita malah merasa takut ketika berbicara atau berinteraksi dengan sahabat kita sendiri. Karena luka yang dulu masih membekas dan sulit hilangnya, kita tak mau mengulangi pengalaman kembali tersakiti oleh orang yang paling kita sayangi. Pedihnya luka dikhianati oleh orang terdekat akan terus membayang seumur hidup ini.
Karena Sudah Ada Retak dalam Persahabatan
Seperti piring yang sudah retak, kita jadi harus lebih berhati-hati ketika memegangnya. Khawatir akan pecah dan makin kacau balau. Dikhianati oleh sahabat sendiri, terciptalah keretakan di dalam fondasi persahabatan yang dibangun itu. Kita jadi tak nyaman untuk kembali menyebutnya sahabat seperti dulu lagi. Keadaan sudah tak lagi sama.
Memang sangat menyakitkan ketika yang mengkhianati dan melukai kita itu adalah sahabat kita sendiri. Tapi semoga seiring waktu berjalan kepercayaan bisa dibangun lagi dari awal. Ikatan persahabatan dirajut lagi dari semula.
Sungguh beruntung dirimu bila memiliki sahabat yang tak pernah mengumbar aibmu. Dia yang selalu menjaga rahasia-rahasiamu. Sahabat seperti inilah yang wajib untuk kamu syukuri kehadirannya.
Tapi jangan lupa juga kalau kita ingin mendapat sahabat yang terbaik, kita juga perlu mengusahakan diri untuk jadi sosok sahabat yang baik. Seseorang yang baik pastinya akan dipertemukan dengan sahabat yang baik pula, bukankah begitu
references by vemale