Baca Artikel Lainnya
Seorang hacker asal Kanada terlibat dalam kasus pembobolan 500 juta akun Yahoo! pada 2014 lalu. Baru-baru ini ia mengaku bersalah di Kantor Kejaksaan Distrik California. Hacker bernama Karim Baratov itu berusia 22 tahun dan bekerja sama dengan tiga pihak lain dalam aksinya. Dua rekannya yang lainnya berhasil diringkus di Rusia.
Jaksa setempat menyatakan bahwa dua dari temannya yang lain adalah agen mata-mata Rusia, FSB bernama Dmitry Dokuchaev dan Igor Sushchin. Sementara satu hacker lainnya adalah Alexsey Belan. Mereka percaya bahwa dua agen mata-mata FSB mengarahkan peretas dan mengontrak Baratov saat target mereka menggunakan akun email di luar sistem Yahoo!.
"Berdasarkan pembelaannya, peran Baratov dalam konspirasi ini adalah untuk meretas akun webmail yang disukai FSB dan mengirimkan akun dan password kepada Dokuchaev yang ditukar dengan uang tunai," demikian dalam pernyataan jaksa dikutip dari Tech Crunch, Rabu (29/11/2017).
Keterlibatan Baratov dengan mata-mata Rusia diawali saat ia memasang iklan jasa di situs berbahasa Rusia. Ia kemudian dikontrak oleh keduanya. Setelah itu ia mendapatkan akses ke akun korbannya dan memata-matai mereka.
Dalam mengelabui korbannya, ia mengirimkan korespondensi palsu yang dirancang agar terlihat seolah-olah dikirim dari host email yang relevan.
Baratov mengaku bersalah atas satu tuduhan yakni berkonspirasi untuk melanggar Undang-Undang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer dan diperberat delapan tuduhan pencurian identitas.
Hacker Yahoo Akhirnya Mengaku Bersalah
Dua dari tiga pelaku peretasan itu adalah anggota dari FSB, badan intelijen Rusia, sementara yang satu adalah seorang hacker Rusia bernama Alexsey Belan. Jaksa penuntut mempercayai kalau Dmitry Dokuchaev dan Igor Sushchin -- anggota FSB -- adalah dua orang yang memerintahkan peretasan tersebut, dan juga mengontrak Baratov.
Baratov didakwa dengan tuduhan konspirasi dan melanggar Computer Fraud and Abuse Act, dan delapan pasal lain soal pencurian identitas. Ia didakwa meretas akun webmail milik orang-orang yang dicari oleh FSB.
Selain meretas, Baratov juga memberikan password akun-akun tersebut ke Dokuchaev dengan bayaran sejumlah uang. Dokuchaev juga diduga menggunakan jasa Baratov saat mereka membutuhkan akses ke akun Google dan Yandex milik orang tertentu,
Dalam pengakuannya, Baratov mengaku memasang iklan untuk layanannya di situs berbahasa Rusia. Dalam aksinya ia mendapat akses akun korbannya menggunakan metode spearphishing, alias mengirimkan email palsu yang dibuat seolah-olah dikirimkan oleh penyedia layanan email.
references by okezone, detik
Follow @A_BlogWeb
"Berdasarkan pembelaannya, peran Baratov dalam konspirasi ini adalah untuk meretas akun webmail yang disukai FSB dan mengirimkan akun dan password kepada Dokuchaev yang ditukar dengan uang tunai," demikian dalam pernyataan jaksa dikutip dari Tech Crunch, Rabu (29/11/2017).
Keterlibatan Baratov dengan mata-mata Rusia diawali saat ia memasang iklan jasa di situs berbahasa Rusia. Ia kemudian dikontrak oleh keduanya. Setelah itu ia mendapatkan akses ke akun korbannya dan memata-matai mereka.
Dalam mengelabui korbannya, ia mengirimkan korespondensi palsu yang dirancang agar terlihat seolah-olah dikirim dari host email yang relevan.
Baratov mengaku bersalah atas satu tuduhan yakni berkonspirasi untuk melanggar Undang-Undang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer dan diperberat delapan tuduhan pencurian identitas.
Hacker Yahoo Akhirnya Mengaku Bersalah
Dua dari tiga pelaku peretasan itu adalah anggota dari FSB, badan intelijen Rusia, sementara yang satu adalah seorang hacker Rusia bernama Alexsey Belan. Jaksa penuntut mempercayai kalau Dmitry Dokuchaev dan Igor Sushchin -- anggota FSB -- adalah dua orang yang memerintahkan peretasan tersebut, dan juga mengontrak Baratov.
Baratov didakwa dengan tuduhan konspirasi dan melanggar Computer Fraud and Abuse Act, dan delapan pasal lain soal pencurian identitas. Ia didakwa meretas akun webmail milik orang-orang yang dicari oleh FSB.
Selain meretas, Baratov juga memberikan password akun-akun tersebut ke Dokuchaev dengan bayaran sejumlah uang. Dokuchaev juga diduga menggunakan jasa Baratov saat mereka membutuhkan akses ke akun Google dan Yandex milik orang tertentu,
Dalam pengakuannya, Baratov mengaku memasang iklan untuk layanannya di situs berbahasa Rusia. Dalam aksinya ia mendapat akses akun korbannya menggunakan metode spearphishing, alias mengirimkan email palsu yang dibuat seolah-olah dikirimkan oleh penyedia layanan email.
references by okezone, detik