Baca Artikel Lainnya
Slogan
''pro job'', tampaknya, tidak berjalan dengan baik. Perlambatan laju
pertumbuhan ekonomi membuat upaya penyerapan tenaga kerja ikut melemah.
Akibatnya, jumlah pengangguran pun naik.
Berdasar data BPS, jumlah penduduk usia 15 tahun yang bekerja pada Agustus lalu tercatat 114,63 juta orang, turun dibandingkan dengan periode Februari yang mencapai 118,17 juta orang. Dari jumlah tersebut, sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling banyak, yakni 38,97 juta orang. Namun, jumlah itu menyusut dibandingkan dengan periode Februari yang sebanyak 40,83 juta orang.
Berikutnya, sektor perdagangan menyerap tenaga kerja hingga 24,83 juta orang, lalu sektor jasa kemasyarakatan 18,42 juta orang, sektor industri manufaktur 15,26 juta orang, sektor kosntruksi 7,28 juta, sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi 5,11 juta orang, sektor keuangan 3,03 juta orang, serta sektor-sektor lainnya 1,73 juta orang.
Menurut Suryamin, upaya pemerintah untuk menggenjot penyerapan tenaga kerja pun tidak mudah. Sebab, saat ini masih ada 35,77 juta penduduk usia produktif yang berstatus pekerja tidak penuh. Apalagi dengan rencana kenaikan BBM yang akan membuat biaya hidup lebih tinggi.
Follow @A_BlogWeb
Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyatakan, dalam survei
ketenagakerjaan periode Agustus lalu, jumlah pengangguran tercatat 7,24
juta, naik dibandingkan dengan periode Februari 2014 yang mencapai 7,15
juta. ''Salah satu penyebabnya adalah turunnya jumlah pekerja di sektor
pertanian yang hampir mencapai 2 juta orang,'' kata Suryamin di kantor
BPS kemarin (5/11).
Berdasar data BPS, jumlah penduduk usia 15 tahun yang bekerja pada Agustus lalu tercatat 114,63 juta orang, turun dibandingkan dengan periode Februari yang mencapai 118,17 juta orang. Dari jumlah tersebut, sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling banyak, yakni 38,97 juta orang. Namun, jumlah itu menyusut dibandingkan dengan periode Februari yang sebanyak 40,83 juta orang.
Berikutnya, sektor perdagangan menyerap tenaga kerja hingga 24,83 juta orang, lalu sektor jasa kemasyarakatan 18,42 juta orang, sektor industri manufaktur 15,26 juta orang, sektor kosntruksi 7,28 juta, sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi 5,11 juta orang, sektor keuangan 3,03 juta orang, serta sektor-sektor lainnya 1,73 juta orang.
Menurut Suryamin, upaya pemerintah untuk menggenjot penyerapan tenaga kerja pun tidak mudah. Sebab, saat ini masih ada 35,77 juta penduduk usia produktif yang berstatus pekerja tidak penuh. Apalagi dengan rencana kenaikan BBM yang akan membuat biaya hidup lebih tinggi.
refernces by jpnn