Baca Artikel Lainnya
Sudah lebih dari 15 tahun lalu ketika Timor Leste memilih untuk merdeka dan lepas dari Indonesia Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengakui kemungkinan negaranya akan bergabung kembali dengan pemerintah Indonesia, setelah berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selama 15 tahun.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh kepada wartawan, Senin 29 April 2013, di Gedung ASEAN. "Ada beberapa hal yang kami nilai yaitu apakah Timor Leste cukup memenuhi syarat seperti di bidang ekonomi, sosial dan pendidikan," ujar Sekjen ASEAN asal Vietnam itu.
Menurut Luong Minh, ASEAN belum dapat menentukan kapan secara resmi Timor Leste dapat bergabung dengan organisasi yang dibentuk sejak tahun 1967 itu. Walaupun sebelumnya Timor Leste telah menyatakan keinginan mereka untuk dapat bergabung menjadi anggota ASEAN pada tahun 2013 ini.
Dia menyebut untuk dapat bergabung dengan ASEAN ada beberapa kewajiban yang perlu dia penuhi, walaupun Luong Minh tidak menyebut kriteria kewajiban itu.
Namun Luong Minh membocorkan penilaiannya bahwa Timor Leste belum siap untuk menjadi anggota ASEAN. Ketika ditanyakan apakah penyebab ketidaksiapan itu disebabkan ada faktor kewajiban yang belum dapat dipenuhi Timor Leste, Luong Minh enggan untuk mengomentari lebih jauh.
"Mereka bukan tidak memenuhi kewajiban. Mereka hanya tidak siap," ujar Luong Minh singkat.
Saat disinggung apakah ketidaksiapan itu karena adanya penolakan negara anggota ASEAN seperti Singapura terhadap Timor Leste, Luong Minh membantah. Menurut dia ke-10 anggota ASEAN sepakat soal penjajakan kemungkinan Timor Leste sebagai calon anggota.
80% Kebutuhan Pokok di Timor Leste Diimpor dari Indonesia
"Kita masih banyak tergantung dari Indonesia. Ada 80% barang-barang yang berasal dari Indonesia. Sisanya dari negara lain seperti China, Australia dan lain-lain," ungkap Direktur Nasional Penelitian dan Pengembangan (DNPP) Kementerian Perdagangan Industri dan Lingkungan, Republik Demokratik Timor Leste, Jacinto Paijo di acara penandatanganan naskah kerjasama dengan Lembaga Pelatihan Smile Group, Yogyakarta, Senin (26/5/2014).
Ia mencontohkan hampir semua barang kebutuhan rumah tangga seperti elektronika, sembako hingga barang kebutuhan sehari-hari seperti korek api masih didatangkan dari Indonesia. Saat ini, ada banyak warga negara Indonesia yang berbisnis di Timor Leste.
"Ada banyak barang-barang yang belum bisa tergantikan sampai saat ini di sana, sehingga harus didatangkan dari Indonesia. Ada banyak sektor home industri dan UKM yang bisa diberdayakan saat ini," katanya.
Menurutnya, pemerintah Timor Leste terus menggenjot sektor ekonomi seperti di bidang pertanian menggalakkan perkebunan kopi, home industri, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) termasuk kerajinan. Perdagangan kopi sebagian besar di ekspor ke luar negeri terutama ke Amerika Serikat (AS).
"Meski sudah banyak investor yang masuk ke Timor Leste, termasuk dari Indonesia. Kemampuan kita masih minim baik infrastruktur dan SDM, sehingga perlu banyak belajar agar bisa meningkat," kata Jacinto.
Ia mengatakan pihaknya telah menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga Smile Group sejak 6 tahun lalu untuk memberikan pelatihan peningkatan sumber daya manusia di bidang IT, database, penelitian dan lain-lain. Ada beberapa pegawai di lingkungan Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan yang mengikuti pelatihan selama 1 bulan di Indonesia.
Kemiskinan telah membuat banyak anak#anak tidak bisa memperoleh pendidikan yang berkualitas kesulitan dalam membiayai kesehatan kurangnya tabungan dan tidak adanya in$estasi kurangnya akses ke pelayanan publik kurangnya lapangan pekerjaan kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga menguatnya arus urbanisasi ke kota dan kemiskinan telah menyebabkan jutaan rakyat dalam memenuhi kebutuhan pangan sandang dan papannya dilakukan secara terbatas.
Timor leste juga kini mengandalkan ekspor kopi, minyak, marmer, dan kayu.
KSAD : Dulu Australia Dorong Timor Timur Merdeka, Mereka Incar Minyak
Dilli Dikepung Ribuan Pendemo, Pemerintahan Lumpuh, TNI Siagakan 1.200 Prajurit di Perbatasan
Kisah Timor Leste-Australia berebut minyak hingga demo ribuan orang
Apa sesungguhnya terjadi? Jawabannya terkait konflik puluhan tahun di sekitar perbatasan laut antara Australia dan Timor Leste, seperti dilansir junkee.com
Selama Timor Leste masih menjadi wilayah Indonesia, dulu bernama Timor Timur, pemerintah Indonesia dan Australia berbagi keuntungan atas sumber daya minyak dan gas di Laut Timor. Australia misalnya, bermitra dengan perusahaan-perusahaan minyak, terutama Woodside Petroleum, yang menyumbangkan USD 900 juta kepada pemerintah Australia hasil dari Laut Timor.
Setelah lepas dari Indonesia pada 2002, semua itu berubah. Pemerintahan baru Timor Leste melihat sumber daya alam itu sebagai motor penggerak ekonomi negara. Salah satu lokasi minyak terbesar di kawasan Laut Timor adalah ladang Greater Sunrise, yang diperkirakan bernilai USD 40 miliar.
Namun Australia mengklaim Greater Sunrise adalah bagian dari wilayah laut mereka. Klaim itu berdasarkan perbatasan di masa Timor Leste masih jadi bagian dari Indonesia. Padahal setelah Timor lepas dari Indonesia, menurut hukum internasional, Greater Sunrise adalah bagian dari wilayah laut Timor Leste. Australia dan Timor Leste sebetulnya sudah berupaya membuat perjanjian baru soal perbatasan laut itu pada 2002. Namun tidak mencapai kata sepakat, hingga hari ini.
Meski begitu kedua negara setuju membagi keuntungan hasil dari minyak di Greater Sunrise dalam sebuah perjanjian bernama Kesepakatan Maritim di Laut Timor (CMATS) pada 2006.
Perjanjian itu menyatakan kedua negara berbagi hasil dari Greater Sunrise 50:50. Sebelumnya pendapatan dari ladang minyak itu 82 persen mengalir ke Australia dan sisanya ke Timor Leste. Mengingat ladang Greater Sunrise lebih banyak masuk ke wilayah laut Timor Leste dan Asutralia jauh lebih kaya ketimbang Timor, maka kesepakatan CMATS itu sesungguhnya tidak menguntungkan buat Timor Leste. Hal itulah yang menjadi pemicu unjuk rasa terbesar dalam sejarah Timor tiga hari lalu.
Kondisi itu diperparah dengan permainan culas intelijen Australia. Pada 2004, pemerintah Negeri Kanguru memberi mandat kepada sebuah perusahaan konstruksi asal Queensland untuk merenovasi kantor perdana menteri timor Leste sebagai bentuk bantuan luar negeri dari Australia. Namun rupanya hal itu dimanfaatkan oleh intelijen Australia untuk memasang alat penyadap di ruang rapat kantor perdana menteri Timor guna memata-matai para pejabat Timor selama proses negosiasi.
The Poorest Countries in the World 2017
Dalam perjalanannya setelah mandiri Timor Leste tampak kesulitan mengelola perekonomiannya, karena di samping masih adanya intervensi pihak "sponsor" yang mendukung kemerdekaannya, ternyata mimpi besar berupa cadangan minyak bumi dan gas di celah Timor tidaklah seindah mimpi.
Dalam mengelola perekonomiannya sumber utama pembiayaan berasal dari bagi hasil sumber daya alam dengan perusahaan dari Australia. Kehidupan yang lebih sejahtera setelah berpisah dari Indonesia yang dimimpikan oleh rakyat Timor Leste dan mimpi yang dijanjikan oleh para tokoh perjuangan Timor Leste ternyata tidak kunjung tiba. Pendapatan dari minyak dan gas hasil kerja sama dengan perusahaan dari Australia semakin hari semakin menurun yang membuat negara baru ini mengalami kesulitan.
Hal yang paling tepat untuk menggambarkan kehidupan perekonomian Timor Leste adalah standar hidup kategori negara berkembang, tetapi biaya hidupnya seperti negara maju. Harga-harga yang menjulang akibat digunakannya standar dolar dalam perekonomian membuat Timor Leste hampir tidak melakukan pembangunan dan hampir masuk kategori negara gagal.
Bangunan bangunan pemerintahan yang ada sebagian besar masih merupakan bangunan warisan yang dibangun oleh Indonesia ketika masih tergabung sebagai salah satu provinsi Indonesia. Bagi rakyat Timor Leste, barang-barang kebutuhan keseharian yang berasal dari Indonesia harganya lebih murah. Hal inilah yang menyebabkan ramainya pasar pasar di wilayah perbatasan.
Puncak frustasi Timor Leste akan apa yang dianggap sebagai ketidakadilan pembagian keuntungan hasil sumber daya alam di celah Timor adalah dengan dimasukkannya kasus ini ke pengadilan arbitrase pada tahun 2016 lalu.
Kisruh perbatasan antara Timor Leste dan Australia ini memang memiliki sejarah panjang yang membuat frustrasi Timor Leste. Pada tahun 1989 ketika Timor Leste masih merupakan salah satu propinsi Indonesia yang bernama Timor Timur tersebut, telah dilakukan perjanjian pengelolaan celah Timor antara Indonesia dan Australia.
Gross domestic product (GDP) based on purchasing-power-parity (PPP) per capita.
Rank | Country | 2016 International Dollars |
---|---|---|
1 | Central African Republic | 656 |
2 | Democratic Republic of the Congo | 784 |
3 | Burundi | 818 |
4 | Liberia | 882 |
5 | Niger | 1,113 |
6 | Malawi | 1,139 |
7 | Mozambique | 1,228 |
8 | Guinea | 1,271 |
9 | Eritrea | 1,321 |
10 | Madagascar | 1,504 |
11 | Comoros | 1,529 |
12 | Togo | 1,545 |
13 | Guinea-Bissau | 1,568 |
14 | Sierra Leone | 1,651 |
15 | The Gambia | 1,664 |
16 | South Sudan | 1,670 |
17 | Haiti | 1,784 |
18 | Burkina Faso | 1,790 |
19 | Kiribati | 1,820 |
20 | Rwanda | 1,905 |
21 | Ethiopia | 1,916 |
22 | Zimbabwe | 1,953 |
23 | Afghanistan | 1,957 |
24 | Solomon Islands | 1,995 |
25 | Uganda | 2,066 |
26 | Benin | 2,184 |
27 | Mali | 2,264 |
28 | Nepal | 2,480 |
29 | Yemen | 2,521 |
30 | Senegal | 2,578 |
31 | Chad | 2,580 |
32 | Vanuatu | 2,631 |
33 | Tajikistan | 2,982 |
34 | Micronesia | 3,032 |
35 | Tanzania | 3,097 |
36 | Lesotho | 3,107 |
37 | Marshall Islands | 3,239 |
38 | Cameroon | 3,260 |
39 | São Tomé and Príncipe | 3,344 |
40 | Kenya | 3,360 |
41 | Djibouti | 3,369 |
42 | Kyrgyz Republic | 3,467 |
43 | Papua New Guinea | 3,542 |
44 | Tuvalu | 3,566 |
45 | Côte d'Ivoire | 3,581 |
46 | Cambodia | 3,735 |
47 | Bangladesh | 3,890 |
48 | Zambia | 3,898 |
49 | Timor-Leste | 4,186 |
50 | Ghana | 4,380 |
Country/Territory | UN Region | IMF[5][6] | World Bank[7] | CIA[8] | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Estimate | Year | Estimate | Year | Estimate | Year |
East Timor * | Asia | 3,339 | 2022 | 3,356 | 2020 | 3,553 | 2019 |
Adapun alasan Xanana Gusmao terkait negara tempat tinggalnya tersebut masih terbelenggu dengan kemiskinan, pengangguran dan korupsi.
Padahal, cita-cita suci rakyat Timor Leste yang ngotot ingin merdeka dari Indonesia adalah mengatur diri sendiri dengan kekayaan yang melimpah agar sejahtera.
Namun, apa yang diharapkan Timor Leste tak kesampaian, bahkan negara kecil itu berada di urutan 152 dari 162 negara termiskin di dunia.
Hal ini merupakan kabar mengejutkan bagi rakyat Timor Leste, sebuah negara yang telah memisahkan diri dari Indonesia.
Mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao membeberkan permasalahan pokok negara itu.
Ia pesimis rakyat Timor Leste akan keluar dari zona krisis kemiskinan.
Gusmao mengungkapkan bahwa Timor Leste memiliki dana abadi dengan nominal ratusan triliunan rupiah.
Dana itu, lanjut Gusmao, sekarang tersimpan di Bank New York, Amerika Serikat.
Namun, dia mengatakan bahwa meski dana ratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste akan menjadi negara yang mati.
Sudah merdeka 20 tahun lebih, Timor Leste masih berkutat dengan masalah kemiskinan rakyatnya dan berbagai kebutuhan hidup rakyatnya masih bergantung pada Indonesia. Pandemi Covid-19 dan peperangan Ukraina melawan Rusia telah mengakibatkan krisis global yang memperburuk kondisi perekonomian masyarakat di Timor Leste. Masyarakat yang sudah miskin, tutur Ramos-Horta, menjadi lebih miskin akibat keberlanjutan pandemi di tingkat nasional dan permasalahan di Ukraina. Oleh karena itu, perekonomian menjadi perhatian utama dan prioritas absolut bagi Ramos-Horta. “Demi anak-anak dan para ibu. Kami menghadapi terlalu banyak malanutrisi dan kemiskinan yang ekstrem. Tidak ada tantangan dan pekerjaan yang lebih penting bagi saya daripada menjaga para anak, ibu hamil, dan masyarakat,” imbuhnya. Menjadikan Timor Leste sebagai negara anggota merupakan salah satu ambisi Ramos-Horta.
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Jadi Negara Miskin, Kasus Pelecehan Anak dan Perempuan di Timor Leste Dibayar dengan Barang, https://palu.tribunnews.com/2022/01/06/jadi-negara-miskin-kasus-pelecehan-anak-dan-perempuan-di-timor-leste-dibayar-dengan-barang.
Mirisnya, kasus pelecehan anak di Timor Leste kadang selesai hanya dengan kompensasi barang.
Setidaknya inilah yang diakui oleh Bapak Dosantos dari Timor Leste.
“Saya sekarang mengerti bahwa Kekerasan terhadap anak harus selalu diselesaikan melalui jalur hukum,” kata Bapak Dosantos dari Timor Leste.
Namun, Kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan, tetap menjadi masalah serius.
Sensus terbaru menunjukkan bahwa 28 persen anak perempuan di bawah 17 tahun mengalami Kekerasan fisik atau seksual sejak usia 15 tahun.
Sebuah desa kecil sekitar 60 kilometer dari ibu kota, Dili, kasus Kekerasan terhadap anak sangat marak.
Hingga Plan Internasional mulai mengintervensi, dan keadilan tradisional masih banyak digunakan untuk menyelesaikannya.
Ini sering terdiri dari kompensasi dengan uang, hewan, atau perhiasan tradisional.
sumber:http://jakartagreater.com/xanana-ingin-timor-leste-bergabung-ke-ri/http://dunia.news.viva.co.id/news/read/408993-timor-leste-masih-dikaji-jadi-anggota-aseanhttp://finance.detik.com/read/2014/05/26/113924/2592259/4/80-kebutuhan-pokok-di-timor-leste-diimpor-dari-indonesiahttp://www.academia.edu/6240051/Perkembangan_Timor_Leste_Sejak_Lepas_dari_Indonesia
https://dunia.tempo.co/read/news/2016/03/23/118756212/timor-leste-bergolak-1-200-personel-tni-siaga-di-perbatasan
https://palu.tribunnews.com/2022/01/06/jadi-negara-miskin-kasus-pelecehan-anak-dan-perempuan-di-timor-leste-dibayar-dengan-baranghttp://www.merdeka.com/dunia/kisah-timor-leste-australia-berebut-minyak-hingga-demo-ribuan-orang.html
https://www.gfmag.com/global-data/economic-data/the-poorest-countries-in-the-world?page=12