Baca Artikel Lainnya
di MotoGP Sepang Malaysia antara Valentino Rossi (Yamaha) dan Marc Marques (Honda). Keduanya bertarung sengit yang berujung pada sepakan Rossi hingga membuat Marquez tersungkur.
Marques terjungkal dan terlempar keluar lintasan pada balapan Minggu (25/10/2015). Pebalap Spanyol 22 tahun itu akhirnya tidak bisa melanjutkan balapan. Sementara Rossi dijatuhi sanksi yaitu start di urutan paling belakang di Valencia.
Dibalik kerasnya persaingan kedua pebalap itu, Marquez rupanya menyimpan kenangan tersendiri tentang Rossi. Sejak kecil, Marquez sangat mengidolakan Valentino Rossi.
Foto di atas menjelaskan betapa senangnya Marques “kecil” saat bertemu dengan sang idola. Layaknya seorang anak-anak dan penggemar pada umumnya, Marquez mengoleksi motor replika milik Vale (Rossi).
“Saat kecil, saya mengoleksi begitu banyak motor replika milik Vale (Rossi). Saya penggemar beratnya. Saya suka caranya membalap, begitu pula karakternya di luar lintasan. Vale adalah referensi dan pahlawan saya. Kini saya merasa terhormat bisa melawannya,” ujarnya seperti dikutip laman motogp.com, 7 April 2015.
Marquesz juga mengenang balapan di MotoGP Qatar sebagai momen yang paling hebat bersama Rossi.
“Luar biasa berada di sana (Qatar), bertarung melawan idola. Dia menyalipku dan aku menyalip dia. pada akhirnya dia yang menang, namun kami belajar dari situ,” kata Marques.
Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya menjadi tidak hanya antara penggemar dan idola, tapi penggemar sekaligus pesaing dan idola.
Kini, publik dibuat pensaaran, apakah usai insiden tendangan Rossi di Sepang Marquez akan tetap mengdiolakan Rossi?, atau dia akan mengemasi mainan replika Rossi dikoleksinya sejak kecil?.
references by
Follow @A_BlogWeb
Foto di atas menjelaskan betapa senangnya Marques “kecil” saat bertemu dengan sang idola. Layaknya seorang anak-anak dan penggemar pada umumnya, Marquez mengoleksi motor replika milik Vale (Rossi).
Marquesz juga mengenang balapan di MotoGP Qatar sebagai momen yang paling hebat bersama Rossi.
Pembalap Movistar Yamaha Valentino Rossi tampak sudah pasrah dengan hasil keputusan mengenai hukuman yang diberikan Race Direction kepadanya. Ya, Rossi mendapat hukuman tiga point pinalti dengan artian star dari posisi belakang di GP Valencia yang merupakan pertarungan terakhir MotoGP musim 2015.
Menurut Rossi, hukuman start dari posisi terakhir di Valencia sama halnya dengan tidak ada peluang untuk menjadi juara dunia yang kesepuluh kalinya. Atas hukuman itu pula, Rossi mengaku kecewa berat kehilangan kans juara dengan cara yang menurutnya tidak adil.
“Sanksinya (star dari posisi belakang) sudah hampir membuat situasinya pasti. Memulai balapan dengan start paling belakang di Valencia sama dengan tidak ada kesempatan untuk berhasil. Dengan cara ini kejuaraan dunia terdistorsi,” kata Rossi dikutip Autosport.
Memang saat ini Rossi masih memimpin klasemen kejuaraan dunia dengan nilai 312. Dia unggul tujuh angka dari rival terdekat sekaligus rekan satu tim, Jorge Lorenzo, di posisi dua. Jika tidak mendapat sanksi, tentunya Rossi memiliki kesempatan sangat besar untuk bisa meraih gelar juara dunia musim ini.
Tapi situasinya tidak demikian, Rossi justru hampir tak punya kesempatan untuk mendapatkan titelnya yang kesepuluh dan mungkin menjadi title terakhirnya menjelang pensiun. “Saya memberikan segalanya untuk memenangi titel ini. Kehilangan titel di trek itu satu hal sendiri, tapi cara ini jauh lebih menyakitkan,” sambungnya.
Sebelumnya, Rossi mengaku tak yakin bakal turun balapan di Valencia, Rossi mengungkapkan bahwa kansnya memang sudah tidak ada jika harus start dari posisi paling belakang. Apalagi pebalap 36 tahun itu yakin Lorenzo bakal melaju dengan leluasa, menyinggung ‘bantuan’ dari Marquez.
“Kalau ini membantu, Marquez bakal membiarkan Lorenzo lewat di putaran terakhir (di Valencia, red),” tandasnya.
references by