Baca Artikel Lainnya
Fairfax Financial dilaporkan gagal mencapai kesepakatan dengan BlackBerry, namun perusahaan keuangan asal Kanada itu bersama beberapa investor lainnya sepakat memberikan suntikan dana segar kepada BlackBerry.
Thorsten Heins
Rencana penjualan BlackBerry seharga US$ 4,7 miliar tidak jadi dilaksanakan. Fairfax, pemegang 10% saham BlackBerry menyatakan tidak akan membeli perusahaan yang sedang bermasalah tersebut.
Meski demikian, BlackBerry justru mendapatkan injeksi dana segar dari Fairfax dan investor lainnya senilai US$1 miliar atau setara Rp11,3 triliun.
Rencana ini akan rampung dalam waktu dua pekan ke depan setelah mendapatkan persetujuan dari bursa efek Kanada, Toronto Stock Exchange.
"Pengumuman hari ini merupakan suara signifikan kepercayaan dan masa depan BlackBerry dengan kelompok terkemuka, juga investor jangka panjang," kata Barbara Stymiest, Ketua Dewan BlackBerry dalam keterangan resmi perusahaan seperti dilansir Reuters.
Stymiest menambahkan bahwa suntikan dana itu diharapkan bisa mempertahankan posisi perusahaan.
Akhir September lalu, Fairfax telah menandatangi perjanjian letter of intent mengenai pembelian BlackBerry senilai US$9 per lembar saham atau setara dengan US$4,7 miliar (Rp53,4 triliun). Dalam perjanjain itu juga disebutkan rencana membawa BlackBerry kembali sebagai perusahaan privat.
Sebagai bagian dari kesepakatan investasi, posisi eksekutif produsen ponsel Kanada itu juga dirombak. Thorsten Heins terpaksa harus lengser dari jabatannya sebagai CEO BlackBerry. Posisinya untuk sementara digantikan oleh John Chen, yang sebelumnya merupakan CEO Sybase, salah satu bagian divisi SAP.
Rencana ini akan rampung dalam waktu dua pekan ke depan setelah mendapatkan persetujuan dari bursa efek Kanada, Toronto Stock Exchange.
"Pengumuman hari ini merupakan suara signifikan kepercayaan dan masa depan BlackBerry dengan kelompok terkemuka, juga investor jangka panjang," kata Barbara Stymiest, Ketua Dewan BlackBerry dalam keterangan resmi perusahaan seperti dilansir Reuters.
Stymiest menambahkan bahwa suntikan dana itu diharapkan bisa mempertahankan posisi perusahaan.
Akhir September lalu, Fairfax telah menandatangi perjanjian letter of intent mengenai pembelian BlackBerry senilai US$9 per lembar saham atau setara dengan US$4,7 miliar (Rp53,4 triliun). Dalam perjanjain itu juga disebutkan rencana membawa BlackBerry kembali sebagai perusahaan privat.
Sebagai bagian dari kesepakatan investasi, posisi eksekutif produsen ponsel Kanada itu juga dirombak. Thorsten Heins terpaksa harus lengser dari jabatannya sebagai CEO BlackBerry. Posisinya untuk sementara digantikan oleh John Chen, yang sebelumnya merupakan CEO Sybase, salah satu bagian divisi SAP.
John Chen
Chen ditunjuk sebagai CEO sementara, sekaligus menjabat kepala eksekutif dewan perusahaan sampai nanti CEO baru terpilih.
"BlackBerry adalah merek terkemuka dengan potensi besar. Tapi untuk merebut kembali kesuksesan kami, itu akan memakan waktu dan keputusan yang tangguh," ujar Chen menanggapi akhir penawaran.
references by inilah