MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

March 2, 2023

Fenomena Murtad, Allah SWT Berikan Dunia Namun Tidak Untuk Akhirat Usai Meninggal

Baca Artikel Lainnya

Allah SWT mengutus para Nabi-nabi untuk menympaikan pesan untuk hanya menyembah 1 Tuhan, dan memberikan pesan melalui kitab-kitab dari para Nabinya kemana ruh akan tinggal setelah lepas dari tubuh namun pesan tersebut ada yang menjadikan Nabi sebagai Tuhan karena diberikan Mukzijat oleh ALLAH SWT.




beberapa Bukti Sejarah Patung-Patung Gunung Namrut Yang Pernah Dihancurkan Nabi Ibrahim AS

Photo by Flickr/Klearchos Kapoutsis


Pada setiap periode, Allah SWT perlahan-lahan mengutus para Nabi nabinya sebagai pembawa pesan, kemana ruh didalam tubuh ini usai kita meninggal dan seluruh alam semesta nantinya dihancurkan.

Manusia ketika dewasa juga diberi pilihan hingga ujung ajalnya, untuk meyakini Tuhan yang 1 Islam atau mengambil jalan lainnya, Karena Tugas Islam hanya menyampaikan pesan para Nabi-Nabinya, tidak boleh memaksa meyakini Islam

Ada empat kitab Allah SWT yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Keempat kitab tersebut antara lain Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Kitab-kitab ini diterima oleh para nabi dan rasul yang berbeda. Kitab suci tersebut dijadikan pedoman dakwah pada generasi/masa tersebut sesuai kondisi keperibadian perilaku umatnya saat itu dan Al-Quran menjadi penyempurna generasi terakhir umat manusia

 


KISAH NABI IBRAHIM / ABRAHAM AS  TENTANG PATUNG HARUSNYA BISA DIJADIKAN PELAJARAN MANUISA UNTUK BERFIKIR DENGAN AKALNYA

Ibrahim adalah tokoh dalam Alquran, Alkitab, dan Tanakh, dihormati dan menjadi sosok teladan dalam agama Islam, Kristen, dan Yahudi. Ketiga agama tersebut yang memiliki keterikatan dengan sosok Ibrahim kerap disebut dengan agama Abrahamik. Tokoh ini disebut Abraham dalam agama Yahudi dan Kristen.

Islam memandang Ibrahim sebagai salah satu nabi dan rasul dan termasuk dalam kelompok ulul azmi. Bersama putranya, Ismail, Ibrahim dikenal sebagai peninggi pondasi Ka’bah yang kemudian menjadi kiblat umat Muslim seluruh dunia.

Hari raya Iduladha juga menjadi pengingat akan peristiwa penyerahan sepenuhnya Ibrahim atas perintah Allah. Dia juga dikenal dengan gelarnya, khalilullah (kesayangan Allah). Dalam Alquran juga ditegaskan bahwa Islam yang dibawa Nabi Muhammad merupakan kesinambungan dari ajaran Ibrahim.

Dalam Yahudi, Ibrahim disebut sebagai “bapak kami Abraham” (Avraham Avinu) sebagai penanda bahwa sosoknya berperan sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah dari agama Yahudi.

Meski juga termasuk tokoh yang dihormati, peran dan kedudukan Ibrahim dalam Kristen tidak begitu besar bila dibandingkan dalam Islam dan Yahudi karena Kristen memiliki konsep juru selamat (Nabi Isa AS) yang menjadi pembeda antara Kristen dan dua agama lain.

Kisah Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala ini terdapat dalam Al Quran surat Al-Anbiya.

 

Raja Namrudz adalah sosok raja yang dikenal bengis dan kejam.Raja Namrudz dan rakyatnya kala itu diketahui menyembah berhala. Sebagai utusan Allah SWT, Nabi Ibrahim tanpa lelah terus berupaya menyadarkan umat. Hingga suatu ketika Raja Namrudz dan umatnya melakukan perjalanan jauh, meninggalkan istana dan kuil berhala yang dipenuhi patung-patung dan lukisan.

Dengan penuh tekad, Nabi Ibrahim membawa kapak, menghancurkan berhala-berhala yang disembah Raja Namrudz dan umat.

Kisah Nabi Ibrahim menghancurkan berhala itu tertuang dalam surat Al-Anbiya: 56-58.

"Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya, Tuhan kamu adalah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya dan aku adalah salah satu saksi atas itu.”

"(Nabi Ibrahim berkata dalam hatinya,) “Demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.”

"Dia (Ibrahim) lalu menjadikan mereka (berhala-berhala itu) hancur berkeping-keping, kecuali (satu patung) yang terbesar milik mereka agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya." (Q.S. Al-Anbiya:56-58)

Semua berhala dihancurkan Nabi Ibrahim, menyisakan satu berhala paling besar dan meletakkan kapaknya pada patung tersebut,
Advertisement by

Mendengar kabar ini, Raja Namrudz marah dan menghampiri Nabi Ibrahim yang diyakininya sebagai pelaku.

"Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?" tanya Raja Namrudz.

Dengan tegas, Nabi Ibrahim menjawab, "Bukan,"

Jawaban tersebut membuat Raja Namrudz semakin marah dan menuding Nabi Ibrahim sebagai pelaku.

Namun Nabi Ibrahim justru menjawab, "Tanyakan saja dengan berhala yang paling besar itu, mungkin saja berhala yang paling besarlah yang melakukannya, karena terdapat kapak di lehernya."

Saat itulah Raja Namrudz membantah dengan berkata “Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!"

Mendengar jawaban Raja Namrudz, Nabi Ibrahim membalas dengan tegas, "Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"

Jawaban Nabi Ibrahim ini membuat Raja Namrud semakin marah.

Dikuasai emosi dan kekufuran terhadap kuasa Allah SWT, Raja Namrudz kemudian memerintahkan pasukan untuk menangkap Nabi Ibrahim.

Penasihat kerajaan menyarankan Raja Namrudz untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup sebagai hukuman.

Namun atas kuasa Allah SWT, Nabi Ibrahim masih segar bugar ketika kobaran api padam.

Inilah yang menjadi salah satu mukjizat Nabi Ibrahim, yakni tak mempan dibakar api.



Sesorang yang di dalam hatinya meyakini hanya ada 1 Tuhan hanya Allah SWT, namun Dosanya lebih banyak dibanding amal pahala,, meskipun ia kan dimasukan Neraka Dulu kelak ia akan dipindahkan ke Surga


Hadits-hadits Nabi saw menerangkan bahwa setiap orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya akan masuk surga, sekalipun di antara mereka ada yang masuk surga secara bertahap. Maksudnya ialah ia masuk neraka lebih dahulu sebagai imbalan dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia, kemudian setelah habis masa siksaannya itu ia dimasukkan Allah kedalam surga, berdasarkan hadis berikut:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللهُ عَنْه عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ ثُمَّ يَقُولُ اللهُ تَعَالَى أَخْرِجُوا مِنَ النَّارِ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَيُخْرَجُونَ مِنْهَا قَدِ اسْوَدُّوا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرِ الْحَيَا أَوِ الْحَيَاةِ شَكَّ مَالِكٌ فَيَنْبُتُونَ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي جَانِبِ السَّيْلِ أَلَمْ تَرَ أَنَّهَا تَخْرُجُ صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً قَالَ وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا عَمْرٌو الْحَيَاةِ وَقَالَ خَرْدَلٍ مِنْ خَيْرٍ. [رواه البخاري: 21 ومسلم: 270]

Artinya: “Dari Abu Sa’id al-Khudri ra, dari Nabi saw, ia bersabda: Penghuni surga akan masuk surga dan penghuni neraka akan masuk neraka, kemudian Allah ta’ala memerintahkan: Keluarkan dari neraka orang-orang yang dalam hatinya ada iman seberat biji sawi. Maka dikeluarkanlah mereka dari neraka yang warna (badannya) benar-benar hitam, lalu dimasukkan kedalam sungai hidup atau sungai kehidupan, lalu tumbuhlah mereka seperti biji yang tumbuh setelah air bah, adakah engkau tidak melihatnya, sesungguhnya ia keluar bewarna kuning yang melilit.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]


Dan Hadis:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُولُ أَتَسْخَرُ بِي أَوْ أَتَضْحَكُ بِي وَأَنْتَ الْمَلِكُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً . [رواه البخاري: 6086 ومسلم: 272)

Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud ra, berkata: bersabda Nabi saw: Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui penduduk neraka terakhir masuk neraka dan penduduk surga terakhir masuk surga. Seorang laki-laki keluar dari neraka dengan merangkak, maka Allah memerintahkan (kepada orang itu): “Pergilah dan masuklah ke surga!” Laki-laki itu mendatangi surga itu sambil mengkhayalkan bahwa surga itu telah penuh. Lalu ia kembali dan berkata: “Wahai Tuhan aku dapati surga itu telah penuh.” Allah memerintahkan: “Pergilah dan masuklah ke surga!” Maka ia mendatanginya sambil mengkhayalkan bahwa surga itu telah penuh.

Lalu ia kembali dan berkata: “Wahai Tuhan aku dapati surga itu telah penuh.” Maka Allah berfirman: “Pergilah dan masuklah ke surga, maka sesungguhnya (surga) itu semisal dunia dan sepuluh kalinya atau sesungguhnya surga itu sepuluh kali dunia.” Laki-laki itu berkata: “Engkau mengejek dan menertawakanku sedangkan Engkau pemilik(nya).” Aku (Ibnu Mas’ud) melihat Rasulullah tertawa hingga tampak gigi gerahamnya. Dan pernah pula dikatakan: “Yang demikian itu adalah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Kedua hadis di atas menjelaskan bahwa ada orang yang beriman yang sebelum masuk surga, ia masuk neraka lebih dahulu, yang lamanya sesuai dengan berat atau ringannya dosa yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia. Banyak hadis yang lain yang senada dan sama artinya dengan hadis di atas (baca al-Lu’lu’ wal-Marjan, hadits no. 118, 119, 120 dan sebagainya).



Berikut ini adalah penyebab atau hal yang mendorong seseorang untuk Murtad dan rela masuk Neraka menukar Akhiratnya demi kehidupan Dunia,

Ada beberpa faktor dan hal seseorang nekat Murtad


Faktor Pernikahan

Pacaran/pernikahan/Cinta menjadi awal mula seseorang nekat keluar dari Agama Islam, tak ayal usai menikah ia ditinggalkan oleh suaminya.

Buatlah perjanjian diatas materai jika menikah dengan Mualaf bahwa ia takkan keluar agama Islam jika sudah menikah

Adapula yang Menikah beda agama,Nikah beda agama dapat merusak garis keturunanmu kelak, anak hasil pernikahan beda agama juga tidak memiliki nasab (garis keturunan) dan hak waris, doa yang tidak sampai jika ornagtuanya meninggal karena beda agama. Inilah yang menjadi dasar mengapa Islam sangat menjaga betul garis keturunan melalui pernikahan yang sah. orang tua yang nikah beda agama akan menyebabkan keturunannya tidak jelas nasabnya. Hal ini dikarenanakan pernikahan tersebut dalam islam tidak sah, sehingga nasab anaknya akan terputus dengan bapak biologisnya. jika anaknya perempuan dan bapak biologisnya tidak beragama islam, maka sang bapak tidak dapat menjadi wali bagi anaknya yang beragama islam.

Anak keturunannya kelakpun bisa berbeda-beda agama, itulah mengapa Islam melarang menikah beda agama


Iming-iming kecukupan harta, hidup mewah atau pekerjaan,  

Tawaran kecukupan harta oleh segelintir orang dengan syarat keluar agama Islam, maka ia akan dicukupkan  hartanya. Tak sedikit banyak yang tak mengakui 1 Tuhan demi hal-hal tesebut

  ”Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”(QS. Al-Anfal : 28)


Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa harta merupakan suatu ujian keimanan dalam hal ini ujian yang membuat manusia semakin dekat dengan Allah dan beriman kepada Allah atau justru malah sebaliknya, menjauhkan manusia dari keimanan dan ketaatannya kepada Allah SWT.
Harta Sebagai Bekal Ibadah

 

Faktor bisikan Syaitan / Jin melalui mimpi / Bisikan Hati

Syaitan  / bangsa Jin kafir akan selalu membisikan manusia untuk temani mereka kelak dineraka melalui berbagai cara

Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka." (QS Al-Hijr: 39-40)


Dalam hal ini seseorang dapat beribadah dengan harta yang dimiliki sebagaimana firman Allah :
اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَنْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.”(QS. Al-Hadid : 7)


Dari ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan harta yang kita miliki dapat kita gunakan sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT salah satunya dengan cara menunaikan zakat dan bersedekah pada ayat diatas disebutkan bahwa seseorang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah maka akan memperoleh pahala yang besar oleh karena itu hendaknya kita menggunakan harta kita di jalan yang benar dan diridhoi Allah SWT.

 Sebagai manusia yang akan terus dijerumuskan maka kita harus mengetahui langkah apa yang akan dilakukan Syaitan untuk mensukseskan tugasnya. Al-Ghazali (w. 111 M) dalam kitabnya Raudhah al-Thalibin menjelaskan terkait bisiskan Syaitan. Bisikan secara umum menurut beliau adalah jejak-jejak yang muncul dalam hati seorang hamba, lalu mendorongnya untuk bertindak atau meninggalkan sesuatu.

Bisikan tersebut menurut Al-Ghazali terdiri dari empat kategori: Pertama: diciptakan oleh Allah dalam hati manusia sejak semula—tanpa sebab, disebut dengan khatir. Kedua: diciptakan sesuai dengan tabiat manusia disebut dengan nafsu. Ketga: diciptakan mengikuti ajakan setan yang dinisbatkan kepadanya dan disebut dengan waswas. Keempat: diciptakan oleh Allah dan dikenal dengan ilham.

Ketahuilah apa yang dari Allah adalah kebaikan atau keburukan namun sebagai ujian. Segala yang bersumber dari Syaitan adalah keburukan yang menyesatkan sedang bisikan hawa nafsu hanya berupa keburukan meski kadangkala berbentuk kebaikan namun bukan untuk kebaikan itu sendiri.

Al-Ghazali menawarkan solusi bagaimana cara membedakan antara bisikan dari Allah atau yang bersumber dari Syaitan, setidaknya ada tiga timbangan yang berliau tetapkan dan bisa dilakukan secara bertahap mulai dari langkah yang paling awal. Pertama: bandingkanlah dengan syariat yang ada, jika sesuai maka hal tersebut bak. Bila berlawanan—baik berupa keringanan atau kekaburan—berarti ia buruk.

Kedua: sekiranya dalam bisikan tersebut ada contoh dalam perbuatan orang-orang shaleh maka itu adalah kebaikan namun jika tidak maka itu merupakan keburukan. Jika masih belum bisa ditentukan dengan dua langkah awal maka gunakan dengan langkah berikutnya. Ketiga: jika secara alami bisikan tersebut termasuk sesuatu yang digandrungi oleh hawa nafsu dan tidak sesuai dengan perintah Allah maka itu adalah sebuah keburukan.

Iblis hingga keturunannya terus berusaha sekuat tenaga untuk menjerumuskan manusia. Jika Iblis sedemikian kuatnya berusaha maka tentu kita pula harus berusaha sekuat tenaga agar tidak dijerumuskan oleh Iblis. Lihatlah ayat al-Qur’an berikut:
ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ

“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Q.S al-A’raf [7]: 17)

 

Faktor Depresi / Stress  Menjalani Masalah Kehidupan

Ujian kehidupan manusia adalah berupa kesenangan, kesedihan/kesusahan atau dicampur anatar keduanya. Tak banyak manusia yang anggap  Allah SWT tak adilketika ia sedang diuji oleh kEpahitan hidup/kesusahan hidup , marah, kecewa dan beranggapan Allah SWT tak adil sehingga ia lampiaskan dengan murtad

 Ada banyak sekali tantangan hidup yang dapat mengguncang pikiran dan perasaan. Contohnya, mengalami cedera/cacat sebagian anggota tubuh, , penyakit, kehilangan pekerjaan, bangkrut, perceraian, kematian, dan lainnya.

Jika masalah yang sama terjadi berulang terus, sangat mungkin membuat seseorang kehilangan motivasi.

Padahal, jika mampu melewati semua kesulitan, tentu diri ini dapat berkembang dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. Terelebih akan dicatatkan sebagai pahala besar karea ia mampu melaluinya meski hingga malaikat maut datang untuk mengambil ruh didalam tubuhnya

Selain itu, ada banyak pelajaran yang bisa diambil agar masalah yang sama tidak terulang.

 

Sebagai seorang muslim, ujian yang datang tentu berasal dari Allah SWT. Tentu ada alasan mengapa Allah SWT memberikan cobaan pada hamba-Nya.

Perlu dipahami, Allah menguji hambanya untuk mengukur atau menguji tingkat keimanan seseorang.

Saat ujian terjadi, apakah seseorang menjadi lebih dekat dan bertawakal atau sebaliknya.

Hakikatnya, ujian adalah cerminan kasih sayang dari Allah SWT pada hamba-Nya agar umat muslim tidak perlu merasakan di akhirat nanti.

Untuk itu, Allah memberi ujian dengan kesulitan dunia yang tidak seberapa.

Musibah atau ujian berguna sebagai penggugur dosa-dosa yang dimiliki sesorang semasa hidup.

Terkait hal ini sudah tertulis secara nyata di Alquran pada Surat Al-Ankabut ayat 2-3,

 


Faktor Pergaulan / Teman

Pergaulan bebas, berpakaian minim dan menampakan aurat saat di pantai/kolam renang, masuk bar, minum-minuman keras dan kelak akan anggap bahwa Islam terlalu banyak aturan oleh ALLAH SWT. Hingga akhirnya ia memilih murtad karena bebas melakukan apapun, padahal kelak ia akan dijerumuskan ke Neraka

 

 

Buya Yahya menyebutkan adal 6 hal penyebab awal seseorang bisa murtad:
 

  • Merendahkan atau meremehkan kitab Allah SWT;
  • Merendahkan atau meremehkan Rasulullah SAW;
  • Merendahkan atau meremehkan syiar-syiar agama Islam;
  • Merendahkan atau meremehkan hukum-hukum agama Allah;
  • Meremehkan janji Allah SWT kepada seoranng Muslim
  • Meremehkan ancaman-ancaman Allah SWT.

 


 









BAGI SEORANG MUSLIM, 

Mati bukan untuk ditakuti, 

tapi untuk dipersiapkan....




reference by berbagai sumber

 
Like us on Facebook