MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

March 6, 2023

Shampoo Bisa Picu Diabetes

Baca Artikel Lainnya

Studi terbaru menemukan bahwa bahan kimia dalam sampo bisa tingkatkan risiko diabetes tipe 2 pada wanita . Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism ini menemukan bahan kimia bernama phthalates ini meningkatkan risiko diabetes hampir dua pertiga. Dilansir dari Express, Minggu (12/2/2023) phthalates merupakan bahan kimia yang bisa meningkatkan daya tahan plastik. 

 


Bahan kimia ini biasanya juga digunakan dalam produk perawatan pribadi, mainan anak-anak, kemasan makanan dan minuman. Bahan kimia ini juga ditambahkan ke wewangian untuk membantu aroma bertahan lebih lama di kulit. 

Dikenal sebagai EDC (bahan kimia pengganggu endokrin), kandungan ini meniru estrogen dan telah dikaitkan dengan kanker payudara hingga ovarium, serta menopause dini. “Penelitian kami menemukan phthalate dapat berkontribusi pada insiden diabetes yang lebih tinggi pada wanita, terutama wanita kulit putih. Orang-orang terpapar phthalate setiap hari, meningkatkan risiko beberapa penyakit metabolik,” kata penulis studi utama doctor Sung Kyun Park dari University of Michigan.


“Penting bagi kita untuk menangani EDC sekarang karena berbahaya bagi kesehatan manusia,” lanjutnya. EDC juga dapat mengubah tubuh menyimpan lemak, yang menyebabkan obesitas. Selain itu, beberapa phthalate telah ditemukan menyebabkan kemandulan. Percobaan yang diterbitkan di JAMA Pediatrics menunjukkan wanita lebih mungkin melahirkan secara prematur jika memiliki kadar phthalate yang tinggi dalam aliran darahnya sebelum hamil. 

Sebagai bagian dari studi terbaru ini, sebuah analisis terhadap 1.308 wanita di seluruh AS menunjukkan konsentrasi phthalate di atas rata-rata meningkatkan insiden diabetes tipe 2 sebesar 30 hingga 63 persen. Sekitar lima persen kasus, peserta mengembangkan diabetes selama periode enam tahun. Phthalate yang digunakan selama pembuatan plastik, juga telah terdeteksi di banyak produk sehari-hari. Mulai dari air kemasan hingga papan lantai. Beberapa jenis phthalate telah dilarang karena kekhawatiran akan keamanannya.

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang mengubah hidup yang menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi. Penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko kondisi lain seperti penyakit jantung dan stroke. 

Adapun gejala dan tanda diabetes diantaranya merasa sangat haus dan sangat lelah. Gejala diabetes lainnya adalah kencing lebih sering dari biasanya, terutama di malam hari. Penurunan berat badan dan hilangnya massa otot, gatal di sekitar penis atau vagina, Gatal area kaki, atau sariawan yang sering terjadi, luka yang sembuh perlahan dan penglihatan kabur.

Luka yang terjadi pada penderita diabetes melitus dinamakan Ulkus Diabetik. Hal ini diakibatkan kontrol gula darah yang buruk serta kelainan saraf, kelainan pembuluh darah (vaskular) atau kombinasi keduanya.

Ulkus diabetik dapat menyebabkan gangguan dan juga kerusakan pada kaki yait:

  • Gangguan pembuluh darah

Gangguan pembuluh darah besar disebut makroangiopati

Gangguan pembuluh darah kecil disebut mikroangiopati

  • Gangguan sensorik

Kaki mata rasa jika terjadi luka atau benturan

  • Gangguan motorik pada otot kaki

Kaki menjadi tidak sempurna dan tidak seimbang

Titik tumpu kaki menjadi terganggu sehingga mudah terluka

  • Kerusakan saraf otonom

Menyebabkan kaki menjadi kering sehingga pecah – pecah dan mudah mengalami infeksi

 

Bentuk – bentuk gangguan kaki diabetik :

  1. Infeksi jamur

Infeksi jamur pada kulit kaki penderita diabetes biasanya disebabkan oleh Candida albicans. Jamur ini dapat menyerang bagian kulit yang lembap, kurang sirkulasi udara, dan tidak terkena sinar matahari.

Gangguan kaki pada penderita diabetes yang mengalami infeksi jamur menyebabkan gatal dan bercak merah di permukaan kaki.

Kondisi ini selanjutnya mengarah pada terbentuknya ulkus diabetik. Infeksi jamur yang umum terjadi adalah athlete’s foot atau dikenal dengan kutu air.

2. Borok

Borok adalah bentuk luka terbuka pada kaki akibat kaki diabetik. Kondisi ini akan butuh waktu yang sangat lama sampai akhirnya luka tertutup kembali.

Borok bisa menjadi gerbang bagi kuman dari luar yang kemudian menginfeksi kaki apabila tidak ditangani sedini mungkin.

Saat infeksi terjadi, borok bisa bertambah parah dan menjadi ulkus diabetik yang ditandai dengan keluarnya cairan dan bau tak sedap dari kaki.

3. Hammertoes

Hammertoes adalah masalah yang menyebabkan jari-jemari kaki tampak menekuk ke bawah.

Kondisi ini terjadi karena otot yang melemah dan tendon (jaringan yang menghubungkan otot ke tulang) menjadi lebih pendek.

Hal serupa juga dapat terjadi pada ibu jari kaki yang melengkung ke arah jari kaki kedua. Kondisi ini disebut dengan bunion.

Gangguan kaki diabetik ini menyebabkan penderita diabetes dapat mengalami kesulitan berjalan dan menimbulkan rasa sakit.

4. Kulit kering dan pecah-pecah

Kondisi neuropati diabetik dapat membuat kulit di bagian kaki menjadi kering. Gangguan ini juga menjadi salah satu gejala diabetes yang umum dialami.

Sekilas mungkin tidak berbahaya, tetapi kulit yang kering dapat mengakibatkan retakan yang mungkin menjadi luka diabetes dan selanjutnya menyebabkan ulkus diabetik yang sulit sembuh.

5. Lenting

Selain kapalan, masalah kaki diabetik yang umum dialami oleh penderita diabetes adalah lenting. Gangguan pada kaki ini disebabkan oleh gesekan terus-menerus pada permukaan alas kaki.

Lenting berbentuk seperti gelembung yang berisi cairan. Pada penderita diabetes, biasanya lenting akan berukuran lebih besar di permukaan kaki.

Anda tidak disarankan untuk memecahkan lenting karena ini bisa menimbulkan luka pada kaki yang berisiko terinfeksi dan membentuk ulkus diabetik.

6. Kapalan

Kapalan atau callous adalah bentuk gangguan kaki diabetik yang menimbulkan penumpukan kulit sehingga akhirnya mengeras. Gangguan ini biasanya muncul di sekitar tumit atau telapak kaki.

Proses penumpukan kulit akan lebih cepat terjadi terjadi pada individu yang mengalami diabetes sehingga terbentuk kapalan.

Kapalan pada penderita diabetes biasanya dipicu oleh alas kaki yang tidak cocok dengan bentuk kaki yang berubah karena hammertoes.

Lakukan pemeriksaan ke dokter apabila kami memiliki keluhan seperti berikut :

  • Kesemutan
  • Mati rasa
  • Kaki terasa dingin
  • Kuku kaki kusam
  • Sering bengkak
  • Jari kaki berubah menjadi kehitaman

Tips penanganan luka kaki pada penderita diabetes adalah sebagai berikut :

  • Pasien harus sering periksa mandiri dan membersihkan kaki secara teratur
  • Mengoleskan pelembab atau lotion pada kaki yang kering
  • Meraba kaki secara berkala untuk mengetahui sensasi atau indra peraba terhadap luka
  • Yang terpenting adalah merawat sebelum terjadi luka

Ulkus kaki diabetik harus cepat ditangani karena dapat menyebabkan infeksi dan gangguan aliran darah. Untuk mencegah terjadinya luka kaki pada pasien diabetes, sebaiknya rutin kontrol gula darah dan selalu memakai alas kaki yang tepat agar menghindari luka kaki.

 Diabetes tipe 2 dikaitkan dengan berbagai komplikasi, termasuk di kulit. Salah satunya kulit yang sangat kering, atau xerosis. Xerosis merupakan tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang tidak benar di tubuh, yaitu terjadi kadar gula darah sangat tinggi.

Menurut data, 82,1% penderita diabetes tipe 2 mengalami xerosis yang disebabkan oleh kurangnya kelembapan di kulit. Ada kemungkinan jika xerosis merupakan dampak dari penuaan atau karena penyakit yang mendasarinya seperti diabetes.

Seseorang yang mengalami xerosis kulitnya akan kering dan kasar yang bisa berkembang menjadi bersisik dan gatal. Para ahli kesehatan menemukan fakta bahwa 82,1% pasien diabetes tipe 2, baik kronis maupun akut. Kulit di kaki mereka sangat kering, pecah-pecah, dan retak.

 

The US National Library of Medicine National Institutes of Health pernah melakukan penelitian tentang gangguan kulit pada pasien diabetes mellitus. Hasilnya, gangguan kulit biasa diabaikan dan seringkali tidak terdiagnosis di antara pasien diabetes. Padahal, gangguan kulit merupakan komplikasi umum yang dialami pasien diabetes tipe 1 dan 2.

“Gangguan kulit sangat terkait dengan peningkatan risiko kelainan bentuk pada kulit seperti lesi kulit, ulserasi, dan kaki diabetik. Ini adalah hasil komplikasi kadar gula yang tinggi,” kata salah seorangpeneliti.

Sebelumnya, ada beberapa penelitian yang mengevaluasi gangguan kulit pada pasien diabetes tipe 1 dan 2.

Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gangguan kulit yang lebih tinggi dialami pasien diabetes tipe 2.

Gangguan yang paling sering muncul pada pasien diabetes tipe 2 adalah infeksi, xerosis, rambut rontok, dan dermopati diabetes.

Melihat fakta-fakta di atas, perawatan kulit menjadi penting bagi penderita diabetes. “Pasien diabetes harus memberi perhatian khusus pada kulit di kakinya.

 Terkadang, neuropati diabetik dapat menyebabkan masalah kulit tidak teridentifikasi hingga akhirnya menimbulkan masalah kulit,” kata spesalis kesehatan kulit, Nancy Morgan di Mayo Clinic, Amerika Serikat.

"Bila memiliki diabetes tipe 2, jangan lupa untuk melakukan perawatan kulit, terutama kaki. Jaga kelembapan kulit dengan mengoleskan losion atau krim ke kaki setiap hari dengan menggunakan pelembap,” ucap Morgan.

Dikatakan Morgan, pengobatan bisa mengurangi penguapan air di lapisan kulit atau transepidermal. Salah satunya degan pelembap berbahan urea dengan konsentrasi 10%.

Asam laktat dalam bentuk asam alfa hidroksi dapat mempercepat pelembutan kulit, melarutkan atau mengupas lapisan luar kulit untuk membantu mempertahankan kemampuannya menahan kelembapan,” rinci Morgan. Asam laktat dalam konsentrasi 2,5 hingga 12 % adalah asam hidroksi alfa (AHA) yang paling umum digunakan untuk xerosis sedang hingga berat.

 

“Penting untuk menghindari produk pelembap yang mengandung alkohol karena proses pengeringannya akan menambah masalah. Produk tersebut tidak akan membuat kulit menjadi lembap, malah bertambah kering,” pungkas Morgan.

 

 



references by sindonews, hermianhospital

 
Like us on Facebook