Baca Artikel Lainnya
Ketika bayi mendekati usia 12 bulan, apakah yang menjadi perhatian
utama para orangtua? Pastikan perkembangan motorik kasarnya, di mana
anak menggunakan otot-otot besarnya untuk berdiri, berjalan, berlari,
bahkan mungkin memanjat kursi atau sofa. Nah, ketika tubuh anak semakin
lincah, stabil, dan kemampuan kognitif, emosional, dan sosialnya
semakin berkembang, saat itulah Anda perlu mengamati perkembangan
motorik halusnya.
Motorik halus merujuk pada perkembangan gerakan
otot-otot kecil pada tangannya untuk saling berkoordinasi guna
memungkinkan terjadinya fungsi-fungsi seperti memegang benda-benda
kecil, menulis, atau memegang sendok untuk makan. Kemampuan ini sangat
dibutuhkan dalam aktivitas mereka di sekolah nanti, dan dalam life skills secara umum. Bila motorik halusnya lemah, anak akan kesulitan makan sendiri, atau memakai pakaian sendiri.
Agar
saraf motorik halus anak berkembang dengan baik, Anda dapat melatihnya
melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin sedari dini.
Tubagus Amin Fa, psikolog dari Aminfainstitute, menyarankan untuk
melatih motorik halus anak dengan menggambar. Amin mengatakan, kegiatan
menulis dan menggambar atau mewarnai sebaiknya lebih sering diberikan
kepada anak-anak sejak tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar
(SD).
"Aktivitas yang baik untuk melatih perkembangan motorik
halus adalah menggambar dan menulis. Kalau ditanya, lebih sulit mana
menulis atau menggambar, tentu semua orang akan menjawab: menggambar,"
papar Amin, saat coaching clinic di KidZania, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat menggambar, anak harus menggunakan multiple intelligence
yang melibatkan minimal empat kekuatannya: yaitu cerdas gerak
(menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaannya),
cerdas gambar (kemampuan berpikir dalam gambar), cerdas diri
(pengetahuan mengenai diri dan kemampuan bertindak berdasarkan
pengetahuan tersebut), dan cerdas bahasa (kemampuan menggunakan bahasa
untuk menyampaikan apa yang dia maksudkan melalui gambar tersebut).
"Menggambar
memberikan ruang kecerdasan, kreativitas, sehingga membuat anak lebih
cerdas daripada ketika harus belajar menghitung atau menghafal. Kalau
menghafal kan (apa yang dihafal) sudah ada, tinggal dibaca
berulang-bulang. Kalau menggambar lalu diminta menceritakan apa yang
digambarnya, dia akan ingat selamanya," lanjutnya.
Menggambar
menuntut koordinasi antara mata dan tangan, yaitu ketika anak memegang
pensil warna untuk menggambar dan melihat hasilnya di atas kertas. Saat
usianya masih sangat muda, anak akan belajar untuk menggambar dan
menulis dimulai dengan menorehkan garis sederhana. Lama-kelamaan,
kemampuan ini akan semakin berkembang, terlihat dari tarikan garis yang
semakin kompleks dan membentuk gambar yang lebih jelas.
Selain
dengan menggambar, saraf motorik halus juga bisa dilatih melalui
kegiatan menyusun balok, memasukkan benda ke dalam lubang, membuat
garis, melipat dan merobek kertas, atau mewarnai. Semua aktivitas ini
dapat mengeksplorasi kreativitas anak-anak, merangsang motoriknya, dan
fungsi kerja otak dalam belajar karena otak dan otot merupakan hal yang
saling sinergis.
image by cul.chinese.cn