Rokok sudah sejak lama diketahui berakibat buruk bagi kesehatan, mulai
dari impotensi, cacat janin hingga penyakit jantung dan paru-paru.
Meskipun demikian, jumlah perokok di Indonesia terus meningkat, terutama
di kalangan remaja dan pelajar. Padahal pada remaja, merokok dapat
mempercepat kerusakan pembuluh darah.
Kerusakan pembuluh darah ini disebut aterosklerosis, yaitu terjadinya pengerasan dan penyempitan pembuluh darah yang berisiko memicu stroke, serangan jantung dan hipertensi. Setelah menjadi perokok aktif, struktur pembuluh darah arteri dengan singkat mengalami perubahan bentuk.
Kerusakan pembuluh darah ini disebut aterosklerosis, yaitu terjadinya pengerasan dan penyempitan pembuluh darah yang berisiko memicu stroke, serangan jantung dan hipertensi. Setelah menjadi perokok aktif, struktur pembuluh darah arteri dengan singkat mengalami perubahan bentuk.
Dalam pertemuan European Society of Cardiology di Munich, Jerman, peneliti membeberkan temuannya bahwa penyempitan arteri sudah terdeteksi pada perokok muda berusia 8 - 20 tahun. Asap tembakau menyebabkan ketebalan pembuluh darah bertambah 0,043 milimeter dibandingkan remaja yang bukan perokok.
Baca Artikel Lainnya
- Apa Efek Pakai Laher Bearing Roda Murah KW?
- Penyebab Korsleting Listrik
- Kelemahan dan Kekurangan Motor Matic Metik Yamaha
- Kelemahan Ban Tubeless Motor
- Penyebab Reflektor Lampu Motor Meleleh Rusak
- Apa Dampak Efek Meniup Makanan & Minuman Panas Bagi Kesehatan?
- Apa Efek Jarang Minum Air Putih Bagi Darah?
- Kenapa El Nino Membuat Nyamuk Agresif & Sering Menggigit?
- Dampak Efek Tubuh Yang Terlalu Banyak Makan Daging
- Alasan Pria Selingkuh
"Temuan ini tetap
konsisten setelah menyesuaikan faktor orangtua perokok. Artinya, risiko
ini tidak dipengaruhi oleh riwayat merokok dan penyakit orangtua.
Semakin sering merokok, semakin besar penyempitan arteri dan penebalan
pembuluh darah yang terjadi pada remaja," kata peneliti, Julia Dratva
dari Swiss Tropical and Public Health Institute seperti dilansir Science Daily, Minggu (26/8/2012).
Temuan dr Dratva ini didasarkan pada penelitian di Swiss bernama Study on Air Pollution And Lung and Heart Disease In Adults (SAPALDIA). Dalam penelitian yang difokuskan terhadap remaja, peneliti menyelidiki risiko penyakit jantung dan pembuluh darah terhadap 351 orang anak peserta SAPALDIA yang berusia 8 -20 tahun.
Sebanyak 288 anak menjalani pemeriksaan klinis standar seperti antropometri, tekanan darah, USG CIMT serta tes darah untuk mengetahui risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Peserta melaporkan aktivitas fisiknya, kebiasaan merokok dan paparan asap rokok. Rata-rata remaja dalam penelitian telah merokok selama 2,3 tahun sampai 4,3 tahun.
Sebanyak 11% peserta dengan rata-rata usia 15 tahun adalah perokok aktif harian dan 53% di antaranya adalah wanita. Sebanyak 31% peserta terpapar asap rokok hingga 10 tahun. Sampai saat ini, sebanyak 25% peserta masih terpapar asap rokok dari orangtuanya.
Sebanyak 3% remaja dalam penelitian mengalami obesitas dan 13% kelebihan berat badan. Sebanyak 60% peserta mengaku jarang melakukan aktivitas berat atau berolahraga. Pada 22% peserta ditemukan riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah pada orangtua atau faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Temuan dr Dratva ini didasarkan pada penelitian di Swiss bernama Study on Air Pollution And Lung and Heart Disease In Adults (SAPALDIA). Dalam penelitian yang difokuskan terhadap remaja, peneliti menyelidiki risiko penyakit jantung dan pembuluh darah terhadap 351 orang anak peserta SAPALDIA yang berusia 8 -20 tahun.
Sebanyak 288 anak menjalani pemeriksaan klinis standar seperti antropometri, tekanan darah, USG CIMT serta tes darah untuk mengetahui risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Peserta melaporkan aktivitas fisiknya, kebiasaan merokok dan paparan asap rokok. Rata-rata remaja dalam penelitian telah merokok selama 2,3 tahun sampai 4,3 tahun.
Sebanyak 11% peserta dengan rata-rata usia 15 tahun adalah perokok aktif harian dan 53% di antaranya adalah wanita. Sebanyak 31% peserta terpapar asap rokok hingga 10 tahun. Sampai saat ini, sebanyak 25% peserta masih terpapar asap rokok dari orangtuanya.
Sebanyak 3% remaja dalam penelitian mengalami obesitas dan 13% kelebihan berat badan. Sebanyak 60% peserta mengaku jarang melakukan aktivitas berat atau berolahraga. Pada 22% peserta ditemukan riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah pada orangtua atau faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
references by detik
