Baca Artikel Lainnya
Kalau Anda menyebutnya seperti itu, Anda keliru. Perlu Anda tahu bahwa graphology berbeda jauh dengan segala bentuk ramalan yang ada. Dan, ahli graphology di Indonesia sendiri jumlahnya tidak terlalu banyak.
Sebenarnya, apa sih, graphology itu?
Menurut Deborah Dewi, seorang ahli graphology, graphology adalah ilmu yang mempelajari dan menginterpretasi karakter manusia melalui medium tulisan tangan. Dan hanya mampu menganalisa goresan yang dihasilkan oleh manusia, termasuk tulisan dan tanda tangan Anda.
Perlu Anda ketahui, bahwa graphology hanya mempelajari karakter manusia dari tulisan dan tanda tangan, tapi tidak bisa menebak nama dari si pemilik tanda tangan apabila si ahli graphology tidak mengetahui nama si pemilik tulisan.
Jika Anda bertanya, apakah grapholgy bisa dipelajari? Maka Dewi menjawab, bisa. Untuk berapa lama waktunya, semuanya tergantung kondisi.
"Kalau untuk aplikasi praktis, bisa hanya dalam hitungan jam. Tetapi, kalau untuk dijadikan profesi, dibutuhkan minimal 2 tahun dan itu pun belum termasuk praktik," kata Deborah Dewi kepada Liputan6.com, Jumat (15/2/2013)
Deborah menambahkan kalau graphology sama seperti ilmu kedokteran. Semua orang bisa membaca buku mengenai medis, tetapi bukan berarti setelah membaca tersebut, orang itu lantas disebut sebagai dokter.
Ada 2 faktor yang harus diperhatikan ketika menganalisa tulisan tangan seseorang, yaitu faktor mayor dan faktor minor. Faktor mayor adalah berbicara mengenai keseluruhan bentuk tulisan dan bagaimana penempatannya pada sebuah kertas. Sedangkan faktor minor adalah melihat unsur-unsur goresan yang dihasilkan oleh otak sadar manusia dan otak bawah sadar manusia yang tercermin lewat huruf yang dihasilkan.
Cara menganalisa tulisan pun berbeda antara tulisan tangan anak-anak, remaja, dewasa semuanya berbeda.
Deborah menjelaskan bahwa usia, kondisi medis, alat yang digunakan untuk menulis (pensil atau pulpen), keadaan saat menulis (apakah di atas meja, di dalam mobil yang sedang bergerak, memakai alas), periode waktu tulisan dan tentu saja keaslian tulisan itu sendiri. Dengan catatan, tidak mengakui tulisan orang lain sebagai tulisannya dan bukan merupakan hasil fotocopy atau originalitas penulisannya. Itu semua adalah hal yang membuat perbedaan karakter dalam setiap tulisan.
Wanita yang baru saja melepas masa lajangnya ini juga mengatakan banyak hal yang bisa dilihat dari ilmu graphology ini. Bukan hanya karakter, kondisi kejiwaan dari penulisnya pun dapat terlihat.
Contoh yang diberikan Deborah adalah tulisan dari seorang aktor Hollywood, Tom Cruise. Terdapat sekali perbedaan karakter dari tulisan yang dibuatnya sebelum dan sesudah bercerai dari mantan istrinya, Katie Holmes. Terlihat di tulisan yang dibuatnya bahwa Tom Cruise mengalami depresi setelah terjadinya penceraian.
Karena keahlian yang dimilikinya, Deborah pun sering diminta untuk menganalisa tulisan seseorang yang tersangkut masalah. Hanya saja, untuk urusan yang satu ini, Deborah agak tertutup dan tidak dapat menyebutkan contoh-contoh kasus yang pernah ditanganinya tersebut. Karena menurutnya kasus-kasus tersebut sangat rahasia.
Yang jelas, Deborah sering muncul di beberapa televisi nasional untuk menjadi nara sumber grapolof yang mana Deborah diminta untuk menganalisa beberapa kasus. Mulai dari kasus pembunuhan hingga terorisme